Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini (y/n) masih dirawat di rumah sakit setelah beberapa minggu yang lalu dia pingsan, bahkan Kagami sering menginap di rumah sakit hanya untuk menemani (y/n).
"Taiga-nii, seharusnya kau tidak perlu menemani ku. Aku sudah bisa ditinggal sendiri, lagi pula aku takut akan mengganggu Taiga-nii," ucap (y/n) yang merasa bersalah.
"Iie.... Seharusnya kau bilang jika lupa membawa inhaler mu, kau bisa katakan pada ku agar aku bisa mengambilnya untuk mu," Kagami tersenyum dengan senyuman khasnya dan kembali mengupas apel.
Setelah Kagami mengatakan kalimat itu, suasana pun mulai canggung. Tak lama kemudian, ada suara beberapa perawat yang membawa pasien lain.
"Apakah kalian kerabatnya? Jika ya, tolong temani dia. Kami akan segera kembali setelah memeriksa pasien di sebelah," perawat pun berjalan menjauh dari ranjang pasien lain dan berjalan ke arah ranjang ku.
"Akashi-san, apa anda merasakan sakit?" Tanya perawat itu dengan ramah.
"Iie, arigatou. Aku akan mengatakannya jika ada," (y/n) menggeleng dan perawat tapi pun tersenyum lalu berjalan pergi.
"Sepertinya Nanase-san harus beristirahat, kita akan mengganti posisi Center," ucap seorang wanita.
"Ukh-- uhukh!" (y/n) batuk darah dan Kagami pun panik.
"(y/n)-chan?! Akan ku panggilkan perawat, kau tunggulah disini," Kagami segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar mencari perawat.
(y/n) mengusap sisa darah dan berbaring kembali, dia berusaha menahan sakitnya lagi.
"Eh? Anda-- mirip dengan seseorang yang Nanase-san tolong waktu itu, apa benar anda--"
"Pergilah! Ukh-- ittai, Taiga-nii--" (y/n) membentak orang tersebut dan masih menahan sakitnya.
"Maaf permisi, kami harus memeriksanya. Sebaiknya Kagami-san menunggu di luar," saran perawat yang baru datang itu di tolak keras oleh Kagami.
"Bagaimana aku bisa menunggu di luar dengan tenang sedangkan adik sepupu ku sedang berjuang?!" Bentak Kagami yang masih khawatir.
Perlahan (y/n) menggenggam tangan Kagami dan dia pun mulai tenang. Beberapa menit kemudian (y/n) tidak merasakan sakit lagi dan menatap Kagami setengah sadar.
"Taiga-nii tidak boleh terus berteriak di tempat umum, itu akan mengganggu yang lain," ucap (y/n) yang masih menggenggam tangan Kagami dan dalam keadaan setengah sadar karena biusnya mulai bekerja.
"(y/n)-chan?! Apakah itu kau?!" Tanya pasien yang ada di samping ranjang (y/n).
Perlahan tirai yang memisahkan ranjang (y/n) dengan ranjang pasien di sebelahnya pun terbuka dan menampakan Riku dengan baju rawatnya.
"Riku-- nii--" suara (y/n) tercekat, dia sangat merasakan perih di hatinya yang melihat sang kakak dirawat juga.
"Yokatta, kita bertemu lagi disini," ucap Riku dan dia pun memeluk (y/n) perlahan, takut tubuh sang adik kembali merasakan sakit.
"Ri-- hikss.... Riku-nii-- hikss.... A-- aku tidak ingin menjadi orang lain lagi-- hikss...." Tangisan (y/n) pun pecah dan kembali memeluk tubuh sang kakak.
Mereka berpelukan selama beberapa menit hingga bius (y/n) mulai bekerja dan membuatnya tertidur pulas.
"Kagami-san, apa dia merepotkan mu?" Tanya Riku yang sedang menatap Kagami.
"Tidak, tetapi malah sebaliknya. Aku yang membuatnya repot karena harus menahan emosi ku. Sebaiknya aku pergi dulu, sudah hampir malam. Sampai jumpa," Kagami bangkit dan berjalan keluar dari ruang inap.
Beberapa anggota IDOLiSH7 mendekat dan terkejut mengetahui bahwa Idol dari saingan perusahaan Idol mereka ternyata adik dari Center mereka.
"Wow Riku, kau memiliki adik yang sangat wonderful," Rokuya Nagi, satu-satunya member IDOLiSH7 yang berasal dari Northmarea itu pun tersenyum senang.
"Jadi-- dia adik mu ya, Nanase-san? Gomenasai, tadi aku menanyakan hal yang tidak baik pada nya," Izumi Iori, salah satu member yang paling muda bersama Tamaki merasa bersalah.
"Daijoubu, Iori. Dia hanya butuh istirahat, aku yakin dia baik-baik saja," Riku tersenyum menatap (y/n) dan mulai menyelimuti nya.
"Tentu saja, aku juga ingin ikut merawatnya. Dia mengingatkan ku pada adik ku," Yotsuba Tamaki, teman sekelas Iori itu juga menatap malas (y/n).
"Ku rasa kita harus membawanya ke asrama, di--"
"Tidak bisa, dia sudah menjalin kontrak sebagai Idol dengan agensi Yaotome-san. Aku berpikir untuk membicarakan ini dengan Tenn-nii," ucap Riku yang memotong kalimat Yamato.
"Dasar, kau selalu memotong ucapan onii-san mu ini ya," kekeh Yamato dan mengacak surai crismon milik Riku.
Skip
Di pagi hari yang seperti biasanya, (y/n) terus menolak untuk meminum obatnya dikarenakan obat yang sekarang lebih banyak dibanding dengan yang kemarin dia minum.
"Akashi-san, anda harus minum obat. Jika tidak, sesak napas mu akan kambuh lagi," bujuk perawat yang menanganinya.
"Tidak, aku tidak akan meminum obatnya. Bahkan obat ini lebih banyak dari yang biasanya ku minum," tolak (y/n) dengan wajah sedikit takut.
Sedangkan di ranjang sebelah, anggota IDOLiSH7 sedang menjenguk Riku kecuali Iori dan Tamaki yang sedang bersekolah.
"Riku, apa sebaiknya kau membujuknya untuk meminum obat?" Tanya Sogo dengan wajah sedikit ragu.
"Baiklah, aku akan mencobanya," Riku pun perlahan turun dari ranjangnya dan berjalan mendekat ke arah ranjang (y/n).
"(y/n)-chan, minumlah obatnya," bujuk Riku sambil mengusap kepala (y/n).
"Tidak mau, lagi pula siapa kau hingga memaksaku meminum obat?" (y/n) menolak dengan dingin bujukan kakaknya.
Riku terdiam dan menatap kosong (y/n), setelah itu Riku kembali ke ranjangnya dan berbaring.
"Rikkun, apa dia su--"
"Hanashite! Aku tidak ingin meminum obat, aku--" (y/n) perlahan kembali hilang kesadaran setelah dokter menyuntikkan obat bius.
"Aku-- benar-benar tidak bisa apa-apa, hak asuh (y/n) sudah ada ditangan Akashi-san," ujar Riku sambil menahan tangisnya.
Anggota IDOLiSH7 yang lain hanya bisa menatap Riku dengan tatapan khawatir dan bingung, bingung karena mereka ingin menolong Riku namun tak tahu apa yang harus mereka lakukan.
.
.
.
.
.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no Egao (IDOLiSH7 x Reader x Kuroko no Basket) | DISCONTINUED |
Fanfiction"Aku-- hanya ingin terus bersama kalian," (y/n) "Aku hanya ingin mengejar Tenn-nii, aku juga ingin menjadi Idol," Nanase Riku "Aku tidak akan membiarkan (y/n) bersama kalian lagi, itu hanya akan membuatnya sedih," Akashi Seijurou "Kau tidak akan per...