Happy Reading😇
Hangatnya mentari pagi menerangi seluruh penjuru semesta. Meriah kicauan beradu cakap dengan suara khas ayam jago yang mendominasi. Nunsa langit amatlah cerah seolah tersenyum kepada dunia dan mengatakan jika dirinya bahagia bisa menemani orang lalu lalang
mengerjakan aktivitas terlampaui sibuk.Miftahul memilih berlari agar dirinya tiba dikawasan Jalan Raya Bandung Sumedang sebagai akses menuju kampusnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 08:00
pagi. Miftahul sudah telat 5 menit dari jadwal masuk pukul 07:55 pagi. Jalan Raya Bandung Sumedang sudah ramai pedagang dan warung kecil yang memanjakan sarapan pinggir jalan. Sebenarnya Miftahul sangat lapar. Apalagi makanan yang dijual daerah jalan ini sangat murah dan sesuai dengan kantong anak mahasiswa.Miftahul mengabaikan rasa laparnya.
Hari ini adalah hari pertamanya masuk kelas. Ini semua terjadi akibat Misbach yang mengajaknya menonton film sampai larut malam.Dalam jarak beberapa meter. Miftahul melihat gerbang kampusnya yang bertulis Universitas Padjadjaran. Suara klakson pengendara terdengar nyaring dibelakang Miftahul.
Tint ...tint ... tint... Byuuuurrrrr ....
Miftahul tersentak. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih melintasi kubangan lumpur dan mengenai dirinya. Miftahul mendengus kesal.
"Astaghfirullah ... sabar Umma ngga boleh esmosi."
Miftahul menundukkan wajahnya menatap gamis yang berwana coklat
yang ia kenakan terciprat air lumpur.
Miftahul menghela napasnya dengan kasar. Semalam kota Sumedang diguyur hujan meskipun sekarang sinar matahari sudah menjadikan langit berubah cerah.Miftahul tidak mau membuang waktu lagi, ia pun bergegas menuju kampus dan mencari toilet. Miftahul sadar dia mahasiswi angkatan 2019 tahun ajaran baru.
Saat ini ia kebingungan mencari
keberadaan toilet. Dari jarak beberapa meter, ia melihat seorang pria bertubuh tinggi tegap dan berjalan tergesa-gesa."Apakah dia dosen yang terlambat?
atau kakak tingkat aku ya?" gumam Miftahul pelan. Miftahul
mempercepat langkahnya dan berniat memanggilnya."Asalamualaikum pak!"
Pria itu tidak mengubris Miftahul.
Sebenarnya ia dengar, tapi ia mengabaikan panggilan seseorang mahasiswi yang ada dibelakangnya."Pak!"
"Pak! Tunggu dulu!"
"Asalamualaikum pak! Tunggu dulu!"
Merasa jengah, pria itu akhirnya membalikkan badannya. Seketika keduanya terdiam sesaat. Miftahul menatap seseorang pria yang ada didepannya sedangkan lelaki itu menundukkan kepalanya.
"Astaghfirullah," gumam Miftahul pelan. Dan langsung menundukkan kepalanya.
"Kamu jangan panggil saya pak saya bukan bapak kamu!"
"Maaf saya kira bapak dosen."
"Jangan panggil bapak. Saya beda tingkat doang sama kamu, sudah saya pergi."
"Em. Ma-maafkan saya. Saya permisi dulu." Miftahul menahan rasa malunya. Anggaplah saat ini ia seperti mahasiswi yang tidak jelas dan salah memanggil nama orang.
Ketampanan yang diberikan Allah pada kakak tingkatnya itu tadi membuat Miftahul sempat tidak fokus dan grogi. Miftahul pergi meninggalkan lelaki itu dengan langkah terburu-buru.
Pria itu sendiri kini menatap Miftahul sejenak dan melihat gamis yang dikenakan wanita itu terciprat air kubangan.
"Kalau mau cari toilet, tinggal lurus
mengikuti koridor ini, terus belok
kiri," ujar lelaki itu dengan suara yang terdengar nyaring. "Toilet khusus wanita ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritual[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...