Part 11

109 39 2
                                        

Happy Reading😇

10 Minggu kemudian....

"Umma. Kita ngga kerasa udah selesai aja yang namanya UNBK, sungguh sangat menguras otak," ucap Ica sembari memeluk Umma dengan gemas.

"Iya. Alhamdulillah, ya. Ngga kerasa banget gitu tiga tahun terakhir ini.
Padahal, kayaknya baru kita berangkat pake kalung permen yang gandul nya kaki." Umma terkekeh di akhir kalimat.

Raka berdehem, karena merasa bahwa mereka berdua ini tidak memperdulikan keberadaan dirinya. "Gue gak di tanya nih?" tanya Raka dengan muka bete nya.

Umma tertawa. "Iya hampura atuh. Kamu masih inget ngga Rak? Yang kamu manjat pohon mangga terus ketahuan sama bu Mega, kamu disuruh turun terus celana sekolah abu-abu punya kamu sobek bagian belakangnya.

"Bengek." Ica ketawa.

"Iyaa makasih, udah pada ngetawain gue," kata Raka.

"Kalian berdua jadi ambil jurusan itu? Udah pada milih mau di Universitas mana?" tanya Umma tiba-tiba.

"Kalau aku di STIKes Kuningan. Semoga aja keterima," jawab Ica sembari tersenyum.

"Aminn. Kalau lo Rak?" tanya Umma.

"Gue di Universitas Islam Jakarta, dong," ucap Raka sembari menyalakan sepeda motor nya.

"Ngga ada yang mau ikut Umma gitu ke Sumedang?" tanya Umma sembari cemberut.

"Kita sahabat selamanya, tapi
yang namanya sahabat itu
harus saling mendukung dan mendoakan agar bisa bersatu
kembali ketika sudah mencapai cita-cita mereka semuanya," ucap Raka sok puitis.

"Tumben bener kau," jawab Ica terkekeh.

"Lagi ngga ada setannya dia," kata Umma.

...............

Jam mata kuliah sudah berakhir,
Laki-laki itu memutuskan untuk berkunjung ke rumah orang tua sahabat masa kecilnya itu kurang lebih sudah kelas 3 SD lalu bertukar kabar.

Segera ia merapihkan buku-buku beserta laptopnya.
Setelah memastikan semuanya sudah
masuk ke dalam tasnya, ia segera keluar area kampus lalu menuju motor sportnya di parkiran.

"Mau ke bunda Halimah?" tanya Zein yang baru saja kalau dari UKS.

"Iyaa, gue kangen mereka. Umma ikut juga ngga kesini?" jawab Agung yang langsung naik ke atas motornya itu.

"Dia ngga ikut sibuk ujian.
Mungkin sekarang dia udah
selesai ujiannya, ini gue lagi mau minta berkas-berkasnya buat dia daftar Universitas ini."

"Yaudah gue aja yang minta, lo pulang aja sonoh. Asalamualaikum," pamit Agung.

"Waalaikumsalam,"

Agung mengemudikan motornya dengan sangat tenang, nampaknya keberuntungan sedang berpihak kepada dirinya, karena hari ini jalanan tidak begitu macet seperti biasanya.

Beberapa saat kemudian, Agung memberhentikan motornya di depan sebuah warung sederhana seperti warung-warung kopi yang lainnya.

"Asalamualaikum," ucap Agung sambil memasuki warung itu.

"Waalaikumsalam," jawab seorang pria yang berusia setengah abad sedang menggoreng gorengan.

Agung menyalami lengan pria itu
dan tanpa seizin Agung air matanya turun begitu saja. Maulana, terperajat ke tiba-tiba seorang anak muda datang  mengalami dan tiba-tiba menangis.

"Kamu siapa?" tanya Maulana.

"Saya Agung Perdana pak, anaknya ibu Devina. Teman masa kecilnya Umma," jawab Agung sembari menghapus air matanya.

"Astaghfirullah, ini nak Agung? Sudah besar sekali kamu nak. Umma selalu nanyain kabar kamu mulu."

"Iyaa pak, saya tau dari Zein. Saya sengaja tidak memberitahu Umma bahwa saya ada disini, biar surprise gitu."

"Kabar orang tua kamu gimana?"

"Alhamdulillah sehat pak, abi juga sekarang sibuk ngurusin pesantren mulu. Saya kesini mau minta berkas-berkasnya Umma bahwa ia mau daftar di Universitas bersama saya dan Zein. "

"Sebentar bunda lagi keluar dulu, bapak ngga tau bunda nyiapin berkas-berkasnya dimana."

"Iyaa gapapa, saya sambil main disini."

💜💜💜💜💜

Asalamualaikum semuanyaa. Maaf banget ceritanya ku percepat karena konfliknya sudah menunggu nih, wkwkwk.

Gimana kabar kalian semuanya?

Tahun barunya pada kemana?

Masuk sekolah kapan nih?

Semoga suka ya part ini..
Jangan lupa vote&comen!!!

Walaikumsalam, Selamat malam🐾

1 Januari 2021

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang