Part 6

156 52 35
                                    

Happy Reading😇

"Ekhemm ... Gue ijin bicara sama dia! Lo diem dulu Mish."

"Serah lo bang, gue keluar dulu."

Zein membersihkan
pecahan-pecahan yang diakibatkan oleh Misbah tadi.

"Lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Ali.

"Gue cuman mau bilang emang itu kesalahan dari Miftahul dia berangkat sekolah nya siang terus malam dia ngga makan juga. Tapi lo tahu kan adab menasehati seseorang? Itu masalah tentang dia kesiangan kenapa lo bawa-bawa tentang kehidupan dia?
Bawa-bawa  keluarga nya juga? Dan lo tahu laki-laki yang tadi disini itu bukan pacarnya melainkan kakak kandungnya. Jadi lo nggak tau apa-apa mending diem nggak usah bacot ngerti kan bahasa gue ini? Gue tunggu permintaan maaf lo," ucap Zein dingin.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

"Jika ada orang yang suka berburuk sangka kepada orang lain, apakah dia juga melakukan itu kepada Allah SWT?
Orang yang berburuk sangka berarti jiwanya telah rusak. Mereka yang berburuk sangka berarti orang-orang itu menyangka Allah SWT tidak mengetahui sebagian besar perbuatan mereka di dunia. Inilah yang menjadikan persangkaan buruk mereka kepada Sang Pencipta," ujar Zein sembari menatap Ali yang sedang menundukkan kepalanya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Fushilat ayat 23 yang artinya:

"Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi."

"Gue gak mau main kasar cuman ini yang gue bisa. Dari gue lo minta maaf sama Miftah dan keluarganya juga ya."

"Emang gue salah ya?" gumam Ali.

...............

"Agung, boleh pinjam pulpen ngga?" tanya seorang gadis berusia dua puluh satu tahun itu.

"Silahkan, ambil aja," jawab Agung
singkat tanpa menoleh sedikit pun.

Gadis itu menghela napasnya dengan kasar. "Kamu kenapa, si, selalu
dingin sama aku?"

Agung menoleh. "Maksudnya?"

"Aku sama kamu. Tapi kenapa? Setiap gue deketin kamu selalu bersikap dingin sama aku? Kenapa Agung?" Gadis itu berteriak sembari menatap Agung.

Agung tercengang saat mendapati pengakuan dari gadis itu yang sedang duduk bersebrangan.

"Kamu suka saya? Tapi maaf saya tidak bisa membalas perasaan anda." Ia berusaha berbicara sembari menundukkan kepalanya supaya terhindar dari pandangannya dari lawan jenis. Apalagi gadis yang berada dihadapan nya dengan menggunakan pakaian yang tidak menutupi auratnya.

"Tapi kamu kenapa, kalau bertemunya aku kamu dingin ngga seperti kamu ketemu sama Alifa atau anak rohis yang lainnya. Kenapa Agung?"

"Kamu tahu Alifa?"

"Aku tahu dari Bima."

"Aku jujur ya Melly. Kamu itu berbeda kamu ingin berubah bukan karena Allah tapi karena aku benar bukan? Dan aku juga sedang menunggu calon istri ku Mell."

"Kamu punya calon? Kamu bohong kan?

"Aku tidak berbohong Mell buat apa coba aku berbohong? Maaf Mell aku pamit karena anak-anak rohis sudah pada nungguin aku," ucap Agung dingin lalu meninggalkan gadis itu yang sedang menangis.

..............

Semarak ramai jalanan
bergabung dengan panasnya sinar
matahari melebur menjadi satu
bersama dengan berbagai asap
kendaraan. Di dalam angkot yang
bermuatan penuh Umma, Ica,  dan
Raka duduk berdesak-desakan. Beberapa kali Umma mengibaskan-ngibaskan tangah di wajahnya menciptakan angin
buatannya.

Umma yang masih memakai baju seragamnya menatap keluar jendela
Angkot. Untunglah mereka bertiga
mendapatkan posisi yang sangat strategis untuk duduk.

"Ehh, lo lihat ngga Ca, pas Gus Ali keluar itu mukanya kayak orang mau nangis,"
ucap Raka.

"Gue juga lihat si, kok ngerasa kasihan ya," jawab Ica yang sedang asik memakan ciloknya.

"Kasihan buat apa coba? Orang dia yang salah si," ujar Raka yang sangat kesal melihat saudaranya dihukum seperti itu.

"Gaboleh gitu Raka," ucap Umma pelan yang merasakan sakit dikepalanya

"Sakit lagi kepalanya? Sini tidurnya jangan disitu nanti kepala kamu keluar jendela, dipundak aku aja," kata Ica sembari menepuk-nepuk pundaknya.


Maaf kalau ada typo bertebaran dimana-mana. Kalau ada salah pengertian, salah alamat Eh? Ya begitu maksudnya, kalau ada yang begitu dimohon kasih tahun ke aku ya😇

Kritik lah diriku dengan kritikan
membangun. Aku suka kalau ada yang kritik bikin aku semangat dan acuan
aku dalam menulis cerita.

Makasih banyak semua readers.

Stay tune di LIT ya. No selingkuh🙃💜

Jangan lupa
budayakan vote & coment
👇👇👇👇👇

Mantan aja ninggalin jejak yaitu kenangan masa kamu ngga sih?

#kode🤣


Semoga suka
See you 💜

06 Desember 2020

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang