"Ada bidadari yang tersembunyi
dibalik longgarnya kain dan panjangnya
kerudung. Dialah bidadari dunia
muslimah calon penghuni surga.""MasyaAllah. Kita bertemu lagi. Al,"
ucap Agung sembari meneliti Alifah
dari atas sampai bawah."Iya, Agung. Gue juga nggak nyangka,
lo benaran Agung kan?""Iyaa, gue Agung Perdana."
Perempuan yang bernama Alifa
tadi menaruh buku novel di rak
buku. "Buat kamu aku bisa cari yang
lain!""Terimakasih. Lo sekarang kerja atau
kuliah nih?""Gue jadi guru di Pondok Pesantren Al Ihya Sumedang."
"Ciee yang jadi ibu guru nih."
Alifa tertawa. "Lo sendiri gimana?
Gue denger dari temen-temen lain
lo mau jadi dokter muda nih?""Iyaa do'ain dong gue harus dapet
gelar doktor.""Jadi abis dapet gelar mau langsung
nikah apa gimana nih?""Belum ada calonnya. Tapi kayaknya
Umi sama Abi udah mau maksa
gue nikah."Lagi-lagi Alifa terkekeh. "Yaudah sekarang lo cari calonnya. Udah
dapet restu nih jadi jangan
lama-lama."Mendengar kata 'calon' membuat
bibir Agung garis tipis.
"Ada sih. Tapi gue gak tau dia mau
sama gue atau nggak nya. Perasaan
yang selalu gue rasain sekarang ini
sebuah rindu atau apalah gue nggak ngerti.""Gue rindu lo juga, Agung." ucap Alifa
dalam hatinya.Alifa mengangguk pelan. "Gue
balik ke pondok dulu ya, sebentar
lagi waktunya ngajar.""Okk, gue ambil ya bukunya."
............
"SHODAQALLAHULADZIM."
Tok ... Tok ... Tokkk ..."Asalamualaikum, Umma. Kakak
masuk, ya?"Suara Misbah terdengar di balik
pintu kamarnya. Umma merapihkan
peralatan sholatnya kemudian membuka pintu kamarnya."Suprise."
Umma menganga melihat sebuah
benda kecil yang berbentuk kotak
di depan matanya."Nih buat kamu. Harus di pakai ya!
Nggak boleh nggak."Umma mengambil kotak kecil
yang diberikan oleh kakaknya dan
membukanya."Ihhh, jam tangan. Makasih kak
Misbah." katanya lalu menghambur
ke dalam pelukannya."Sama-sama dedek kecilnya abang"
Umma langsung melepaskan
pelukannya. "Ish! Aku tuh udah gede
tahu!""Mana ada. Coba liat di kaca, tuh kan!
badan kamu cebol kayak gini. Orang
mah tumbuh ke atas bukan ke
samping." Misbah lalu berlalu
ke atas tempat tidur adiknya."Bundaaaaa ...."
"Ehh iya, iya. Dasar tukang ngadu,"
ketus Misbah lalu duduk bersila di
atas kasur."Bodoamat!" cetus Umma sembari
mencoba memakai jam tangan yang
diberikan oleh kakaknya."Jalan-jalan yuk!" Ajak Misbah.
"Nggak."
"Harus mau!"
"Nggak mau."
"Yaudah bareng kak Zein gimana?"
"Bener?" Umma bertanya
memastikan."Iyaa."
"Tapi di traktir kan?"
"Udah cepat sana ganti bajunya. Sepuluh menit nggak turun abang tinggalin!"
"Siap laksanakan!"
Setelah Misbah keluar, dari kamarnya
Umma segera memilah baju yang
ada di lemarinya.Cuman jalan-jalan biasa kan? Pakai
gamis aja kali ya? pikirnya.Toh, Miftahul adalah satu dari seratus wanita yang tidak begitu menyukai
segela sesuatu berlebihan atau terkesan mewah hanya untuk di pandang oleh orang lain. Baginya, yang sederhana
saja bisa mengeluarkan auranya tersendiri.Mungkin bagi orang lain itu sangat
penting. Tapi bagi Miftahul yang berlebihan itu tidak baik dan Allah pun tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan bukan?_*💜Dear Ukhti Shalihah💜*_
''' Tidak perlu berbangga diri dengan kecantikan dan keindahan fisik,Sebab ada banyak wanita yang menjadi hina karena kecantikan dan keindahan fisik nya..
Dan ada banyak wanita yang menjadi penghuni neraka oleh sebab kecantikan dan keindahan fisiknya..
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun dia menarik hatimu. "(QS Al-Baqarah:221)" '''
------------------
_Ya Allah lindungilah kami dan selamatkanlah kami dari sesuatu yang dapat mencelakakan diri kami🤲🏻_
------------------
_"Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang shalihah. " (H.R Muslim)_
------------------
Setelah sekian waktu memilih.
Akhirnya keputusan dia jatuh
kepada gamis berwarna pink dan
dipadukan oleh khimar berwarna hitam.Tak lupa ia memakai kaos kaki
beserta handsock karena kaki
dan tangan adalah aurat.Begini sudah cukup. -batinnya sambil. berdiri di depan cermin.
"Dek! Cepetan ya! Kak Zein udah
nungguin nih!"
teriak Misbah dari bawah."Iya sabar sebentar lagi kok."
Segera mengambil tas selempangnya
yang berada di atas meja belajar.Sederhana dan elegan.
Itu adalah gambaran dari seorang
Miftahul.Setelahnya Umma langsung
menuruni anak tangga. Dimana sang kakak sudah menunggu sembari menggerutu karena merasa adiknya terlalu lama berdandan. Padahal sepuluh menit pun belum ada."Kak Zein kemana?" tanya Umma.
"Di depan sambil manasin mobil
kasihan dia nungguin tuh.""Yaudah yuk!"
"Pamit dulu sama Bunda!"
Umma menyengir cengengesan.
Astaghfirullah, hampir lupa. Padahal
ridho Allah kan tergantung ridho
orang tua.Setelah pamit, mereka segera
berangkat untuk membelah padatnya kota Kuningan dengan menggunakan mobil milik Zein."Kita mau kemana nih?" tanya Zein.
"Cadas gantung aja gimana? Mumpung belum sore nih," jawab Umma.
Zein mengangguk patuh. Kapan
lagi mereka bisa jalan-jalan bersama
seperti dulu lagi? Secara pada sibuk dengan kehidupan masing-masing.
Cuman harusnya mereka berempat bukan bertiga."Kamu cantik Umma," gumam Zein
sembari tersenyum tipis."Andai kamu ada disini kak Agung pasti
seru. aku kangen kalian yang dulu yang selalu ada untuk Umma," gumam Umma sembari menatap ke arah
kaca mobil.Dah ah, itu aja duluu
Ketemu di part selanjutnya!!See ya💜
24 November 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritual[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...