Part 44

19 2 0
                                    

Happy Reading😇

Agung baru saja sampai dirumahnya dan langsung disambut oleh Ummi dan adiknya. Yang hanya memberikan beribu pertanyaan tentang Miftah.

"Bagaimana dengan kondisinya Miftah?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh Ummi dan adiknya itu.

"Jawab pertanyaan yang mana dulu?" tanya Agung balik.

"Oke, jawaban yang pertama. Kenapa Miftah bisa ketabrak sama mobil truk?"

"Gara-gara Agung."

"Kok bisa gara-gara kamu, emang kamu abis ngapain anak orang?"

"Dia mengetahui bahwa Agung adalah teman masa kecilnya dari Zein ditambah lagi, ia juga mengetahui bahwa aku dijodohkan dengan Alifa."

"Kamu selesaikan masalah dengan Alifa baru kamu menengok keadaan Miftah."

"Baik, Umm."

"Yasudah sana kamu bersih-bersih. Nanti turun lagi buat masalah perjodohan kamu."

Agung melangkahkan kakinya menuju lantai kedua yaitu kamarnya. Kamarnya lumayan bersih padahal dirinya jarang sekali menginap di rumah orang tuanya.

Beberapa menit kemudian, Agung baru saja selesai mandi dan membersihkan tempat tidurnya. Di ruang tamu keluarga nya sudah berkumpul semua untuk membahas masalah tentang perjodohan nya.

"Duduk!" perintah Ayahnya kepada Agung.

Agung duduk di kursi single menghadap kepada Abinya.

"Kenapa kamu ingin membatalkan perjodohan kamu dengan Alifa?" tanya sang Abi kepada Agung.

"Karena Agung sudah memiliki calon istri. Dan semua masalah ini gara-gara Ayah meminta Alifa untuk datang ke kampus untuk menemui Agung. Semua rencana yang Agung buat dari dulu gagal gara-gara Ayah." ujar Agung sembari menatap dingin kepada Abi.

"Saya tidak peduli itu, yang penting kamu bahagia dengan pilihan yang terbaik yang diberikan oleh orang tua."

"Terbaik, apanya ya? Terbaik untuk pesantren atau anak sendiri?"

"Dua-duanya. Kamu bisa menjadi dokter terkenal juga itu berkat saya, jadi kamu harus menuruti perintah saya yang sebagai kepala rumah tangga disini dan yang mengurusi kamu dari kecil sampai sekarang."

"Saya tidak meminta untuk dilahirkan di keluarga ini dan juga saya di paksa bukan, untuk menjadi dokter oleh anda sendiri. Anda juga bisa sukses dulu sampai sekarang itu berkat do'a dan bantuan dari orang-orang terdekat anda termasuk almarhum pak Maulana."

"Almarhum, maksudnya?"

"Ayahnya meninggal dunia disaat Agung dan Miftah ada dinas kesehatan di Makassar. Di karenakan kecelakaan."

" Inalilahi. Kenapa kamu nggak bilang kalau pak Maulana meninggal?"

"Bukannya pak Maulana itu sahabat Abi? Pastinya keluarga pak Maulana bakal ngasih tau tentang keadaannya."

"Abi tidak tahu tentang masalah yang menimpa keluarga pak Maulana. Jadi maafin Abi ya."

"Agung tidak meminta Abi untuk meminta maaf melainkan Agung hanya meminta tolong untuk batalkan acara pertunangan itu."

"Abi usahakan secepatnya."

.........................

Setelah enam hari Miftah berada di Rumah sakit, ia baru bisa di perbolehkan untuk pulang. Masih dengan kondisinya yang tidak bisa melihat, Zein memaksanya terus menerus untuk pindah rumah sakit JEC kedoya yang berada di Jakarta Barat. Nanti siang mereka semua akan melakukan perjalanan dari Sumedang ke Jakarta.

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang