Part 20

114 32 2
                                    


Happy Reading😇

5 Bulan Kemudian

Seorang pria yang bernama Agung
memasuki ruang operasi lengkap dengan baju berwana hijau.
Rambutnya tertutup dengan penutup kepala yang biasa di pakai di ruang operasi. Beberapa perawat membantunya memakaikan masker untuk memulai operasi itu. Agung melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja operasi yang di atasnya terdapat seorang wanita remaja yang sudah dibius sebelumnya.

Lampu mulai menyala, mengarah pada pasien wanita itu yang sedang terbaring diatas meja operasi. "Silahkan Dokter operasi bisa dilaksanakan sekarang!" ujar seorang perawat ketika Agung sudah berdiri disamping meja operasi.

Ya, Agung Perdana dirinya diterima dirumah sakit ternama. Sebagai dokter spesialis bedah, ia baru saja dipindahkan dari rumah sakit cabang yang terbilang sangat kecil menuju rumah sakit besar dan terkenal dengan kelengkapan fasilitas yang dimilikinya yaitu, tempat dirinya bekerja.

Agung bisa dibilang dokter yang bekerja nya sangat mahir. Setelah lulus menjadi seorang spesialis bedah umum selama lima bulan, dia langsung dipindahkan ke rumah sakit pusat karena di anggap lulusan dokter bedah terbaik. Sedangkan Zein adalah dokter spesialis anestesi yang mendampingi Agung untuk operasi kali ini.

4 jam kemudian

Agung keluar dari ruang operasi, dia melepas semua pakaian hijaunya
dan memilih untuk langsung mencuci tangannya.

"Kerja bagus bro," ujar Zein yang sedang melepas pakaian hijaunya.

"Lo juga, udah lama banget kita nggak  satu ruang operasi."

"Iyaa, gue juga nggak nyangka kita bisa bareng ngoprasi nya."

"Yaudah gue mau istirahat dulu, capek nih." Agung terkekeh dan melengos pergi dari hadapan Zein.

Empat jam melaksanakan operasi
memang melelahkan, Agung memilih beristirahat di ruang jaga.

"Lancar operasinya?" tanya Miftah
saat Agung baru saja memasuki ruang jaga yang tampak cukup sepi hari ini.

"Alhamdulillah lancar," jawab Agung
dan langsung mendaratkan tubuhnya diatas kasur untuk meregangkan
tulang yang sudah terasa lelah.

"Katanya operasi bareng kak Zein?"

"Iyaa nih ngga percaya aja, bisa bareng dia."

"Miftahul!! Kamu di panggil sama dokter Anna katanya ada operasi darurat kamu yang harus mendampingi nya," ucap salah satu coast yang satu kelompok denganya.

"Udah yak aku dipanggil, gak enak masa anak coast mainnya sama dokter sih. "

"Yaudah sonoh, ngga ada yang larang kamu mau main sama dokter atau security rumah sakit nya juga."

Miftah keluar dari ruangan jaga itu dan berjalan menuju ruangan dokter Anna yang berada di sebelah kanan ruang ini.

"Hhhh ... Hhh ...." Napas ketiga dokter
terengah-engah ketika melewati Miftah.

"Kamu coast nya dokter Anna kan? Ayo ikut kami!!" ajak dokter wanita yang berada dibelakang
teman-temannya. Kemudian berlari menuju arahnya datang
5 buah mobil ambulan.

Miftah memilih ambulan yang paling belakang. Karena disana ada dokter Anna.

"Ayo cepat bawa dia ke dalam ruang operasi!!!" perintah dokter Anna saat satu anak kecil yang badannya sudah bersimpah dengan darah.

Miftah menangani pasien itu bersama dengan anak-anak coast yang lainnya.
Dan di pandu oleh dokter Anna.

"Dokter ruangan operasi nomor tiga sudah di pakai sama dokter Akbar!"

"Miftahul Jannah!! Kita perlu ruang operasi nomor satu. Anak kecil ini harus segera di operasi!!"

"Hhh ... Hhhh ... Hhhh ...." Napas Miftah terengah-engah ketika sampai di depan ruangan operasi. "Tolong siapkan ruangan ini! Karena akan di pakai oleh dokter Anna secepatnya ..." kata Miftah kepada petugas ruang operasi.

"Baik." Petugas itu mengangguk lalu berlari masuk kedalam ruangan operasi.

Miftah memilih untuk duduk sejenak di ruangan tunggu keluarga pasien yang kosong, karena memang belum ada operasi yang dilakukan saat ini.

"Miftahul!" panggil dokter Anna.

Miftah menoleh ke arah perempuan itu dan berlari kencang ke arah perempuan itu berada.

"Sudahh ... Petugas sedang menyiapkan ruangannya," jelas Miftah.

"Oke, kamu juga siap-siap. Kamu akan melakukan operasi bersama saya!" perkataan dokter Anna langsung membuat mata sipit Miftah memaksakan untuk melotot.

"Hah? Kenapa Miftah Dok? Ngga dokter yang lainnya gitu?"

"Semuanya sibuk dengan pasiennya, cuman kamu doang yang sedang tidak ada kerjakan bukan?"

"Alex aja Dok."

"Kamu ini keras kepala banget ya?
Cepat siap-siap dan lakukan saja apa yang saya perintahkan."

"Baik Dok."

...............

Miftah masuk ke dalam ruangan operasi itu, diikuti oleh dokter Anna yang sedang sibuk membenarkan pakaian operasi.

"Sebelum kita mulai operasi,
dimohon untuk berdo'a
terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masing," ucap dokter
Anna sembari menundukkan kepalanya.

"Miftah perhatikan saya, dengan
teliti ya! " lanjut dokter Anna.

Beberapa perawat dan seorang spesialis anestesi ikut mendampingi mereka berdua. Mata Miftah seakan tak lepas dari tangan dokter Anna yang tampak begitu cekatan bermain dengan pisau bedah.

Miftah memperhatikan dokter Anna dengan sangat teliti. "Alhamdulillah, Umma dapet pembimbing nya kayak dokter Anna."

20Menit

"Dok, denyut jantung pasien melemah!" seru Zein, dokter anestesi yang ikut serta dalam operasi.

"Lah kok ada kak Zein?" tanya Umma dengan pelan.

"Iya, saya tau," jawab Anna dengan tenang.

"Dokter Anna ini gimana?" tanya Miftah yang sudah mulai panik.

"Tenang ngga usah panik." Anna berusaha menenangkan. Anna melirik ke arah Miftah yang sedang ketakutan.

"Kamu gapapa?" tanya Zein kepada Miftah.

"Saya ...  Gapapa kok. Cuman detak jantung pasie-"

"Jangan panik, fokus lihatin cara kerja saya aja. Semuanya akan baik-baik saja, kayak baru kenal aku aja." Anna berusaha menenangkan Miftah dan dibales kekehan dari Miftah.

Dalam waktu dua jam lewat lima menit mereka dapat menyelesaikan operasinya. Selama operasi berlangsung, Miftah terus
memperhatikan dokter Anna dengan teliti dan cekatan. Operasi mereka berjalan dengan baik, meski detak jantung pasien sempat melemah. Tapi Anna menanganinya dengan sangat cepat dan teliti tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Kamu gapapa?" tanya dokter Anna sembari melangkah keluar ruangan.

"Gapapa kok, dok," jawab Miftah sembari tersenyum.

"Nanti kamu buat laporan cara menangani pasien yang jantungnya melemah."

"Baik Dok."

🌹🌹🌹🌹

~Tbc~

Jangan lupa vote dan komentarnya:)

Gratis kok ngga bayar ini.

🌹🌹🌹🌹🌹

04 Februari 2021

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang