Part 29

64 24 6
                                    

Happy Reading😇

Sepulang dari rumah sakit, Bima mengajak Zahra untuk datang ke rumah orang tuanya. Berhubung Zahra belum pernah ke rumah Bima, tentu saja dirinya mengiyakan walaupun semua badanya terasa sangat sakit.

Namun, begitu sampai di tujuan.
Keluarga mereka itu sedang berjalan
keluar dari pintu satu per satu. Dengan pakaian yang sangat rapih, persis yang akan pergi ke acara formal.

"Ehh, neng Zahra!" sapa Ahmad ketika pandanganya menangkap keberadaan Zahra.

"Asalamualaikum. Mau kemana?" tanya Bima dengan wajah datarnya.

Setelah membalas sapaan Bima, Ahmad merangkul Bima.
"Masih malu-malu ngga sama Zahra?"

"Lumayan malu sih, tapi udah ada kemajuan walaupun di timpuk mulu pake bantal," jawab Bima sambil tersenyum manis.

"Pintar amat drama nya," ucap Zahra dalam hatinya, dirinya sudah sangat muak mengikuti alur yang dibuat oleh Bima. Padahal dirinya baru menikah tiga hari tapi Zahra sudah sangat ingin meminta cerai.

"Waw, papa sangat bangga, ditunggu calon, papa. Ngomong-ngomong papa sama bunda mau ada acara di desa sebelah, kalian kalau mau main di rumah, masuk saja. Kunci cadangan ada di bawah pot bunga."

Bima dan Zahra sontak mengangguk.
Kemudian, mereka memandang
kepergian keluarga Bima yang sudah menghilang dalam waktu 1 menit.
Tidak ada pemandangan lain lagi, Bima masuk kedalam rumah diikuti oleh Zahra yang berada dibelakangnya.

Pertama kalinya Zahra menginjakkan kakinya di rumah keluarga Ahmad,
Zahra langsung terpesona oleh interior yang ada dirumah ini. Paduan warna yang sangat serasi juga membuat dirinya tidak bisa mengalihkan ke arah yang lain
lainnya.

"Zahra!" teriak Bima.

Zahra langsung menatap Bima dengan tatapan mata yang tidak menyukai. Karena dirinya menggangu Zahra yang sedang memandang pemandangan yang sangat bagus selain pria gila yang berada dihadapanya ini.

"Apasih?!" jawab Zahra keras.

"Ke kamar gue! Lo bisa beres-beres kan?" tanya Bima yang sudah melangkah duluan menuju kamarnya.

"Baresin barang lo? Kenapa harus gue yang beresin? Emang gue pembantu lo gitu?"

"Iyaa lo pembantu gue! Percuma gue nikahin kalau lo gak bisa jadi ibu rumah tangga mah."

Sabar Zahra sekarang belum saatnya lo bales dendam kepada manusia terkutuk ini. "Iyaa tuan rumah, gue bakal beresin kamar lo! Termasuk wajah lo tanpa bersih tanpa ada apa-apanya."

"Berisik!!"

Begitu sampai di kamar Bima, Zahra terkejut sambil menahan untuk ketawa. dekorasi nya sangat sederhana namun barang-barangnya penuh dengan boneka dan buku-buku komik yang menurut Zahra tidak ada manfaat nya selain membaca buku fiksi atau non-fiksi.

"Lo suka main beginian?" tanya Zahra sembari menunjuk boneka berbie yang berada diatas nakas.

"Iyaa emang kenapa? Daripada kamar lo isinya buku lebih dari satu lemari."

"Serah gue dong!"

"Berarti gue juga terserah mau gue ngoleksi boneka berbie atau apalah itu hak gue!!"

"Iyaaa ...."

"Gue mau mandi. Gue datang lo harus udah selesai!"

"Untungnya suami kalau bukan suami udah gue santet sekarang juga!" gumam Zahra tangan sembari mengembalikan dan ingin rasanya dirinya meninju suami gilanya ini.

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang