Part 8

123 40 30
                                        

"Kalau kamu adalah jodoh yang
terbaik maka, semua yang terbaik bakal mendatangimu. Upgrade diri agar kamu menjadi menarik, dengan
memperbaiki diri yang
membuat dirimu menarik....!!! "
_Miftahul_

Seperti janjinya kepada ayahnya.
Sepulang sekolah Umma langsung
menuju rumah orang tuanya.

Bertatapan pada pukul 16:57 wib.
Dikarenakan sekolah Umma sudah menganut sistem full day, jadilah semua siswa pulang sore. Tapi setiap hari sabtu mereka akan diliburkan. Atau kadang diisi oleh kegiatan ekstrakurikuler.

"Asalamualaikum," ucap Umma
saat memasuki rumahnya.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Umma mencium punggung tangan
Ayah dan bundanya. "Tumben ayah udah pulang?"

Ayahnya terkekeh. "Kerja terus bosen ayah, biar abangmu sama Zein yang jaga warungnya."

"Ayah bawa tahu crispy nya dari warung ngga?" tanya Umma sembari menaruh sepatu ke rak sepatu.

"Sudah nanti minta sama abangmu nanti. Sekarang kamu mandi dulu sana."

Umma mengangguk kemudian melangkahkan kaki menuju
kamarnya.

Gadis berusia 17 tahun itu tidak langsung mandi, melainkan malah merebahkan dirinya diatas kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru langit.

Biasanya kalau pulang sekolah
seperti ini, Ica dan Raka akan bermain dirumahnya atau dirumah Ica. Di karenakan ayahnya berpesan agar pulangnya harus cepat.

Dia menghela napas perlahan,
sembari memajamkan matanya.
Kemudian gadis itu memutuskan untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat, Umma sudah
keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuju ruang tamu. Tidak
biasanya ayah dan bundanya
duduk berdua saja. Biasanya ayahnya akan lebih sibuk dengan urusan dagangan nya itu. Namun kali ini beliau terlihat sangat santai dan tertawa lepas bersama bundanya.

Derap langkah kaki membuat ayah dan bundanya menoleh, kemudian
mereka mendapati wajah cantik dari putri mereka.

"Dek. Sini," panggil bundanya. Bundanya menepuk bangku panjang yang terbuat dari bambu disebelah kiri bundanya

Umma pun duduk disebelah bunda.
"Tumben ayah ngga sibuk sama dagangan ayah? Biasanya Umma panggil buat nonton bola ngga mau?"

Ayahh tersenyum manis. "Ayah
bosen, setiap hari harus ngitungin uang mulu. Sekali-kali ayah quality time sama bundamu."

Bunda pun terlihat tersipu malu,
di tandai dengan rona merah dikedua
pipinya.

Haduh! Aya-aya wae orang tua
jaman ayeuna mah.
(Haduh! Ada-ada aja orang tua zaman now dalam bahasa Indonesia)

"Nanti abis magrib ayah mau ngomong sama kamu tuh," celetuk bundanya tiba-tiba.

"Kenapa ngga sekarang aja?" tanya Umma yang sedang sibuk memakan tahu crispy.

"Nanti juga tahu, ngga usah kepo deh."

Setelah selesai sholat maghrib, Umma kembali ke kamar. Ia mengingat pesan dari bunda sesudah sholat maghrib ayahnya akan berbicara dengannya.
Memangnya apa yang ingin diomongin ya?

Umma hanya bisa menghela napas
kemudian membuka laci lemarinya,  mengambil lip cream karena melihat bibirnya yang pucat itu.

Tokk ... Tokk ....

"Asalamualaikum. Umma, ayah sudah nunggu kamu dibawah, jadi cepat turun ya."

"Walaikumsalam. Iya bun."

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang