Happy Reading😇
Lima hari berlalu, hari ini adalah kepulangan Miftah dan Agung. Pesawat yang ditumpangi oleh mereka berdua itu mendarat di Sumedang pada pukul satu siang. Agung dan Miftah langsung menuju tempat pengambilan dibagasi untuk mengambil barang-barang yang mereka bawa. Sambil menunggu mobil jemputannya Agung dan Miftah membeli sedikit makanan karena merasa perut mereka berdua meminta untuk di isi.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Agung membuka dokumen yang akan di presentasi besok.
"Dokter, itu kan Miftah ngga ikut rapat udah tiga hari nanti kalau presentasi Miftah ngga bisa bantu dokter dong?" tanya Miftah sembari menunduk.
"Mereka semua tahu kalau kamu ngga bisa hadir untuk rapat, karena bisa di lihat sekarang aja kamu kurang tidur terus mata masih sebab gitu," jawab Agung sembari menatap Miftah lalu melanjutkan membaca satu persatu dokumen yang berada di atas meja.
"Tap-" belum selesai Miftah berbicara, Agung langsung memotong pembicaraan nya.
"Ini kamu baca dan harus hafal. Ngga boleh ngga! Kan kamu asisten saya."
"Kan katanya ngga usah, gimana sih?"
"Tadinya memeng ngga usah tapi karena saya ngga bisa hafal semua dokumen ini, jadi saya perlu kamu buat bantuin saya."
"Gajelas sih."
"Hidup saya memang tidak jelas, tapi kalau ada kamu disisi aku hidupku akan sangat jelas."
"Wah bagus sekali kata-katanya, Dok,"
ucap Miftah sembari menahan untuk tersenyum."Aku ambil pesanan kita dulu yak, kamu tunggu disini aja," jawab Agung sembari salah tingkah saat melihat Miftah yang menahan untuk tersenyum, membuat hati nya berdesir.
"Astaghfirullah, maafkan hambamu ini yang tidak bisa menjaga pandangan dari lawan jenis," kata Agung didalam hati nya
....................
Setengah jam berlalu, akhirnya persentasi nya selesai. Rasa panas seperti terbakar di dada, perut kembung, dan rasa nyeri di perut dekat ulu hati tiba-tiba saja melanda dirinya membuat Miftahul membereskan semua peralatan yang di pakai tadi dan berkas-berkas lalu memasukkannya ke dalam tas.
Semua itu diakibatkan tadi pagi dirinya belum sarapan karena dia sudah telat beberapa menit. Mungkin sekarang maag nya kambuh.
Zein yang melihat Miftah memegangi perutnya, langsung menghampiri nya.
"Maag nya kambuh lagi? Kamu ke kantin minta temenin sama Zahra atau Nur. Selesai dari kantin kamu ketemu sama dokter Fitri biar dia cek keadaan tubuh kamu, aku ngga bisa anterin kamu karena sebentar lagi mau ada operasi.""Iyaa, aku bisa sendiri kok."
"Jangan sendiri. Atau aku panggilin dokter Agung aja gimana?"
"Tidak usah."
"Yaudah, hati-hati ya kamu harus ke dokter Fitri!" teriak Zein kepada Miftah yang sedang menutup telinga dengan kedua tangannya.
Miftah sibuk mengadarkan pandangannya ke setiap stan makanan yang ada di kantin rumah sakit.
Agung yang habis membeli Aqua botol dan melihat ke arah kanan, disana ada calon bidadari surga nya. "Kamu lagi ngapain, di sini?"
"Lagi pilih makanan, pusing makanan nya banyak kan biasanya beli nasi padang atau bakso."
"Belum sarapan kah? Beli bubur ayam aja, jangan pake sambel nanti perutnya sakit."
"Iyaa, kamu bawel banget ya kalau sama aku. Kalau sama orang lain kenapa ngga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritual[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...