Happy Reading😇
Agung terdiam ketika dirinya sudah sampai di rumahnya sendiri dan saat ini sedang berada di atas balkon kamarnya. Dalam suasana dinginnya malam sambil menghirup udara segar, Agung mengenggam ponselnya dan menatap layarnya dengan miris.
Saat ini dirinya sedang menstalker
akun instagram Miftah yang terkunci
oleh privasi yang dilakukan oleh gadis itu. Sudah beberapa bulan dirinya mengikuti akun instagram Miftah namun sungguh sangat disayangkan jika gadis itu tidak mengkonfirmasi pertemanannya.Suara derap langkah kaki yang berasal dari belakang membuat Agung menoleh kebelakang dan mendapati Bima sedang berjalan ke arahnya.
"Sorry bro, gue masuk rumah lo tanpa permisi. Tapi tenang, gue kan minta kunci cadangan dari Zein."
"Mau ngapain kesini?"
Bima menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Gue butuh solusi dari lo."
"Solusi?"
"Iyaa solusi. Solusi nolak perjodohan gimana ya?"
"Mana saya tau."
"Bunuh temen sendiri dosa ngga?" gumam Bima sembari mengepalkan tangan kanannya.
"Emang lo mau dijodohin sama siapa?
Ceweknya yang mau jadi istri lo
gimana?" tanya Agung sembari menyeruput coklat panas yang berada diatas meja."Ck, gue aja cuman dikasih tau namanya doang."
"Namanya siapa?"
"Zahra apa gitu gue lupa, deh."
"Menurut gue lo coba ikutin dulu perintah dari orang tua lo, kalau hati lo berkata ngga cocok sama dia, yah kau jujur aja bahwa kau ngga suka."
"Kalau gue nolak perjodohan nya, gue bakal dihapus dari KK."
"Mampusss!!"
................
Pukul enam pagi, Miftah duduk manis didalam mobil Zahra untuk pergi ke rumah sakit bareng. Zein sempat menawarkan untuk bareng bersamanya, tetapi Miftah menolaknya.
Sekarang dua puluh menit perjalanan, akhirnya mobil Zahra berhenti tepat di parkiran depan rumah sakit yang sudah terlihat sangat ramai meski masih pagi.
Miftah melirik Zahra yang sedang duduk dikursi pengemudi "Lo kenapa? Daritadi cemberut mulu, biasanya kan lo berisik banget?"
"Gapapa kok," jawab Zahra dengan lesu.
"Lo gak usah bohong, kalau bohong dosa gue buat lo!!"
"Lah, mana bisa begitu?"
"Bisalah, apasih? Yang ngga bisa sama gue." Pamer Miftah sembari terkekeh.
"Makan batu lo nggak bisa ntuh."
"Bisa kok. Kan di nasi pas mateng suka ada batu kecil-kecilnya ya, nah suka ke makan sama gue dong."
"Gue juga pernah itu mah. Jadi jangan terlalu bangga ya neng."
"Serah gue dong ya," ucap Miftah keluar dan membanting pintu mobil dengan kencangnya.
Brakk
"Miftahul!! Mobil gue baru di service. Gue aja ini buka tutup mobil aja pelan-pelan." kesal Zahra sambil mencengkram kemudi stir mobilnya.
Zahra segara turun dan mengambil tas selempangnya lalu berlari masuk meninggalkan tempat parkir.
"Pagi, Zahra!" Zein tiba-tiba saja berada dibelakangnya.
"Astaghfirullah, pagi dokter," jawab Zahra kaget dengan Zein yang berada di belakangnya.
"Mukanya tolong kondisikan ya, saya manusia kok bukan setan," kata Zein sembari terkekeh dan meninggalkan Zahra yang masih terdiam.
"E-Ehh, iya dokter," jawab Zahra gelapan.
................
"Gue serius nanya, lo kenapa? Dari pagi lo cemberut mulu?" Miftah menatap Zahra dengan sinis. Sejak pagi Zahra hanya cemberut dan diam.
Zahra mendengus kesal. "Gue gapapa."
"Terus kenapa lo diam mulu? Biasanya kan lo bar-bar banget."
"Gue dijodohin sama kak Bima, puas lo?"
"Bima? Bukannya lo waktu itu pernah suka sama dia kan?"
"Sekarang nggak."
"Whyy?"
"Semenjak gue tahu bahwa dia play boy."
"Emang iya? Kok gue percaya ya?"
"Gue juga pertama nggak percaya, lo tau pas kejadian kita disiram sama senior gila itu, gue mau pulang dan gue lihat si Bima lagi boncengan sama cewek lain. Itu gue ketemu dia nggak satu dua kali lah."
"Terus?"
"Nabrak."
"Gue nanya bener Zahra."
"Gue jawab bener juga kok!"
"Ck, terus lo gimana nerima kak Bima atau nggak?" tanya Miftah yang sedang berguling-guling di atas kasur yang disediakan di ruang.
"Kek bocil deh."
"IRI BILANG BOS?!"
"Mau ngapain iri sama kau."
Brak
"Asalamualaikum," ucap seorang lelaki yang sedang menutup pintu.
"Walaikumsalam," jawab mereka berdua.
"Zahra kamu dicariin sama Bima," kata Zein sembari menggulung lengan kemejanya yang memperlihatkan beberapa otot-otot tangannya.
"Kak Bima? Mau ngapain ya kak?" tanya Zahra
"Kamu tanya aja ke oran-"
Ucapan Zein terpotong oleh suara Miftah yang kencang dan menarik tangan kiri Zein.
"Kak Zein beli jam tangannya dimana? Umma coba pakai ya? Kalau bagus buat Umma," ucap Miftah sembari fokus menatap jam tangan berwarna hitam itu
"Masih baru itu, jangan sampe jat-"
Brukk
Miftah terjatuh karena menginjak tapi sepatunya.
"Aduh dagu Umma sakit!! Hiks ... Hiks ... Hiks ...."
"Miftah bibir kamu berdarah itu," panik Zahra dan mencoba menarik Miftah supaya tidak tiduran dilantai.
"Woy!! Lama amat sih lo manggil Zahra doang," kesel Agung dan melihat Miftah yang bibir bawahnya mengeluarkan darah segar.
Krek
Agung menoleh ke bawah dan mendapatkan jam tangan yang sudah pecah berkeping-keping.
"Astaghfirullah, jam tangan gue belum lunas utangnya," ucap Zein menunduk dan mengambil jam tangan yang kacanya sudah pecah berkeping-keping.
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa vote&coment
Gratis kok, ngga bayar ini
Selamat malam✨ 🌚⏰
🌹🌹🌹🌹🌹
7 Febuari 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritüel[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...