Happy Reading😇
Miftah menghentak-hentakkan kakinya gemas menunggu antrian yang sebentar lagi giliran mereka, namun lain halnya dengan Agung yang bergidik ngeri seraya beristighfar dengan mata yang memandang ekstrim nya benda di hadapan nya itu.
"Yey! Sekarang bagian kita!" seru Miftah dan langsung berlari menuju tempat duduk didepan. Agung melangkahkan kakinya dengan ragu. Matanya memandang ke bawah dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan keringat dingin di telapak tangannya. Lindungan aku ya Allah, Agung gak mau mati muda gara-gara naik ini. Batin Agung.
"Ayo cepetan!" panggil Miftah yang sudah siap ditempat duduknya. Agung menarik napasnya dalam-dalam dan bergerak duduk di samping Miftah dengan gemetar. Rasanya ini lebih akan lebih-lebih mengerikan dibandingkan operasi dadakan atau mengoperasikan pasien yang mendapatkan luka tembak.
Jantung Agung berdetak lebih cepat dari biasanya saat mesin mulai dinyalakan. Agung melirik kearah Miftah yang begitu senang diatas penderitaan semua orang.
Agung mulai memejamkan matanya saat perahu berayun-ayun tinggi serta menimbulkan sensasi yang mendebarkan."YEYYY!! SERU BANGET!!" teriak Miftah dengan bahagianya.
"ASTAGHFIRULLAH, JANTUNG GUE COPOT!!" teriak Agung yang sudah tidak kuat lagi dengan permainan itu dan dia lebih memilih memejamkan matanya.
"YEAH! DOKTER GANTENG BUKAN MATANYA! DOKTER GANTENG
CURANG!" Miftah berteriak saat melihat Agung duduk diam dengan mata terpejam. Miftah mengangkat tangannya ke atas saat perahu berayun-ayun ke atas."Sumpah gue bisa mati, cuma gara-gara naik ini wahana," batin Agung sembari memikirkan nasib hidupnya.
"Dokter ganteng buka matanya! Udah selesai kok, wahananya." Bohong Miftah. Perut Agung mulai mual, kepala Agung mengarah kesamping menatap Miftah yang sedang tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya. Tanpa Agung ketahui bahwa Miftah sedang mengerjai Agung.
"Angkat tanganya! Terus teriak 'SERU BANGET!!' ayokk cepetan Dokter!!" perintah Miftah kepada Agung yang sudah tidak kuat menahan mual di dalam perutnya.
Perahu itu berdayun-dayun dengan kecepatan yang sangat tinggi membuat jantung Agung syok dan langsung berteriak histeris.
"ALLAHUAKBAR! YA ALLAH! JANGAN AMBIL NYAWA AGUNG, DULU YA
ALLAH!!!""WOY BANG! UDAH STOP, KALAU NGGAK STOP GUE BEDAH BADAN
LO!!!"Miftah bukan syok gara-gara perahu berdayun-dayun dengan sangat kencang itu melainkan dengan teriakan yang berasal dari mulut Agung. Dokternya yang terkesan dingin itu takut hanya dengan naik wahana kora-kora? Miftah tersenyum geli sambil berteriak ria
dan berbanding terbalik dengan Agung yang berteriak ketakutan saat badannya sedikit terbang."ANGKAT TANGANMU DOKTER! DIJAMIN SERU BANGET!!" Miftah mempraktikkan tangannya ke atas membuat Agung yang meringis ketakutan.
"GAK MAO! GAK MAO! GUE BILANG
STOP WOY! BUKANNYA BERHENTI, MALAH TAMBAH KENCANG!" Tangan Agung mencengkram pinggiran dengan sangat kencang dan mata yang memejamkan matanya dirinya tak mau lagi membuka mata sampai permainan ini selesai.Sampai perahu berhenti dan wahana pun selesai. Terdengar suara dari speaker bahwa permainan sudah selesai. Agung terdiam menghadap kedepan dengan tangan yang berpegang ke depan tidak lagi ke pinggir, terlihat sangat jelas wajah Agung yang sudah sangat pucat dengan keringat yang terus menerus keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritual[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...