Happy Reading😇
Tiga puluh enam menit. Pesawat yang ditumpangi oleh Miftah dan dokter Agung. Sejak tadi Miftah membaca novel dan sekali-kali Miftah melirik ke arah Agung yang sedang sibuk membaca dokumen.
"Lagi baca apa Dok?" tanya Miftah dan menaruh novel diatas pahanya.
"Ohh, ini lagi baca riwayat pasien
VIP."Miftah mengangguk mengerti. "Ngga pusing tuh? Mending baca novel sambil dengerin musik, seru banget tahu Dok."
Miftah mencopot earphone dan terdengar lagu Mojang Priangan di ponselnya."Gak mau, gak suka gelayyy," jawab Agung dengan memberikan wajah imutnya menurut Miftah, kalau orang lain yang melihat pastinya jijik.
"Coba ulangi lagi!!"
"Ngga ah."
"Cepetan!!"
Pramugari yang melihat tingkah laku antara Miftah dan Agung hanya bisa tersenyum tipis dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kalian lagi bulan madu yak? Semoga dapet anaknya imut kayak ibunya ya," ucap pramugari itu sembari tersenyum dan meninggalkan mereka berdua yang sedang di landa perdebatan.
"Astaghfirullah!!" ucap mereka berdua Agung langsung menampilkan wajah dinginnya dan Miftah langsung menyembunyikan wajahnya di switer yang berada sampingnya.
"Gara-gara Dokter sih, kan di kira kita ngapain gak tau Miftah masih kecil."
"Dihhh, orang kamu yang menganggu saya juga."
"Au dah pusing, mending tidur aja."
"Silahkan, gausah bangun lagi gapapa kok."
"Nanti kangen, awas aja!"
"Ngga bakal salah lagi," gumam Agung sembari tersenyum sambil melihat Miftah menutupi wajahnya dengan buku novel.
................
Pesawat yang ditumpangi oleh mereka berdua itu mendarat di Makassar pada pukul tiga. Agung dan Miftah langsung menuju tempat pengambilan dibagasi untuk mengambil barang-barang yang mereka bawa. Sambil menuju mobil jemputannya Agung dan Miftah memilih untuk mampir terlebih dahulu ke toko roti yang sangat terkenal itu yaitu Roti O.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, mata Agung terus melirik ke arah gadis yang memakai baju gamis berwarna brown salmon yang sedang berdiri di belakangnya.
"Kenapa kamu ngeliatin saya begitu?
Miftah ndak mau dapet dosa cuma gara-gara dokter natap saya begitu,"
ucap Miftah sembari menatap jalanan."Kamu sakit?"
"Ngga, cuman perasaan Miftah aja ndak enak."
"Kamu mabok? Masa calon Dokter naik pesawat aja mabok apalagi kalau naik helikopter mungkin kamu udah pingsan."
"Siapa juga yang mabok orang kepala Miftah pusing dengerin omongan Dokter terus."
"Alasan."
"Terserah anda, saya capek berdebat dengan anda."
................
Pagi ini, Agung dan Miftah terlihat tengah sibuk menikmati sarapan mereka di dalam ruang tamu. Meski begitu, Miftah sangat sederhana tapi dirinya sangat bersyukur ada warga yang memberikan tumpangan untuk mereka berdua.
Wanita paruh baya yang duduk di sebelah Miftah menatap Agung dengan cermat. "Dokter Agung ganteng ya? cocok deh bareng sama kamu."
Miftah yang sedang minum air teh hangat langsung menyembur ke arah Agung yang berada di depannya ketika mendengar perkataan dari wanita itu.
"Astaghfirullah, bau jigong nih muka ganteng gue," kata Agung sembari mengelap mukanya yang sedikit basah oleh tisu.
"Maaf Ibu ngga bermaksud buat kamu kaget tapi menurut Ibu memang kalian cocok kok."
"Iyaa Bu, do'ain aja biar kita bisa cepet-cepet nikah."
"Gak mau, Miftah masih kecil! Sonoh nikah sama kambing aja."
"Lah, orang akunya mau sama kamu gimana dong?"
"Miftah ngga mau jangan dipaksa."
"Nanti kamu nangis, kalau aku nikah sama orang lain."
"Ngga!!"
...............
Agung dan Miftah kini mereka sedang berjaga di puskesmas Antang bersama bidan desanya.
"Nama kamu siapa?" tanya Miftah kepada anak kecil yang sedang di suntik oleh Agung.
"Aku Cici kakak, kakak ciapa?" tanya gadis kecil itu sembari menahan rasa sakit ketika jarum panjang nan kecil menusuk di lengan kanan atas.
"Aku Miftah. Kamu ndak sakit disuntik nya?"
"Ngga, kata mama Cici harus kuat orang ini kan kayak digigit semut doang."
"Anak pinter. Ini dari kakak ya!"
"Makasih kakak cantik."
"Sama-sama."
Bibir Agung mengukir lengkungan
membentuk senyuman walaupun sangat-sangat tipis saat menyaksikan interaksi mereka berdua mengingatkan dirinya kepada adiknya."Dokter mau makan siang dulu ndak? Miftah bawa bekal dari rumah, kalau dokter mau bisa ambil Miftah pengen cari yang pedes-pedes dulu."
"Gausah nanti penyakit kamu kambuh lagi."
"Tenang aja Miftah ada obatnya kok."
Agung hanya menghela napas dengan kasar. Dirinya langsung mengambil kertas-kertas daftar nama yang selanjutnya akan dia periksa. "Nindy Khoernisa." Panggil Agung lembut.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Uwu, ngga Agung sama Miftah? Kalau masih kurang ke uwuan mereka komen yak!
Menurut kalian yang jadi pasangan Miftah lebih baik Agung atau Zeon?
Dah ah, itu aja duluu
Ketemu di part selanjutnya!!See ya💜
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
7 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Semesta Berucap
Spiritual[ ROMANCE~ SPRITUAL~CHICKLIT] ***** Miftahul, seorang gadis yang terbiasa bersikap sesukanya, kalau kata anak muda sekarang mah bar-bar. Memiliki teman sesosok lelaki idaman yaitu teman masa kecilnya yang bahkan tidak dia sadari kehadiran nya. Ketik...