Part 36

55 8 2
                                    

Happy Reading😇

Lala : Selamat pagi, Bima
Lala : Lo sibuk nggak? Gue mau bahas soal yang kemarin malam itu

Bima mengambil ponselnya yang berada di atas meja makan lalu, melihat notifikasi chat dari Lala membuatnya berpikir siapa yang berani-berani menaruhkan obat tidur kepada dirinya dan Lala.
Bima mengetahui hal itu karena dirinya sempat berbicara dengan bartender yang merupakan sahabatnya itu.

Bima : Pagi
Bima : nggak, kita ketemuan di Cafe Ngopi Doloe.

Bima memasukkan ponselnya dan mengambil kunci mobilnya yang berada di lemari. Lalu, melangkah keluar rumah sembari menyalakan mesin mobilnya.

Lala : Oke.

Beberapa menit kemudian, Bima baru saja sampai di Cafe Ngopi Dolo dan langsung melangkahkan kakinya ke tempat Lala karena dirinya berada disamping jendela makanya lebih cepat menemukan keberadaannya itu.

"To the point ya," kata Bima tanpa ekspresi.

"Kata lo kita berdua di jebak kan?"

"Iya."

"Gue juga berpikiran sama, karena dari hari kejadian itu sampai sekarang ini suami gue gak ada kabarnya. Gue berpikir itu kerjaannya Putra sama suami gue."

"Terus? Lo bisa berpikiran bahwa kita di jebak  sama mereka berdua gimana?"

"Itu karena tetangga sebelah gue lihat gue di gotong sama mereka berdua makanya sekarang gue mau nyelesain masalah ini."

"Lebih baik kita jangan  berburuk sangka sama orang lain termasuk juga sama suami lo sendiri."

"Bukan maksudnya gue berburuk sangka terhadap suami gue sendiri tapi kan memang buktinya ada orang yang lihat gue digotong sama mereka Bima."

"Masalah ini biar gue urus sama temen gue, lo cuman cari keberadaan Putra sama suami lo dimana."

"Oke, kalau itu yang lo mau."

Tanpa sepengetahuan Bima dan Lala ada seseorang yang sedang mengambil gambar mereka berdua yang sedang sibuk membahas masalah yang menimpa mereka berdua.

Sedangkan Zahra baru saja menyelesaikan rutinitas paginya sebagai seorang istri yaitu membersihkan seluruh rumah.

"Akhirnya, selesai juga!" teriak Zahra sembari menaruh kemoceng di sebelah kanan bangku yang sedang dia dudukin.

Baru saja dirinya beranjak dari atas bangku, terdengar suara notifikasi ponsel miliknya.

Zahra mengambil ponselnya yang berada di atas meja ruang tamu lalu, membuka ponselnya dan mendapati nomor tidak kenal mengirimkan sebuah foto.

"Nomor siapa ya? Daripada gue kepo sampai tingkat dewa lebih baik langsung buka, biar tahu orangnya siapa," gumam Zahra sembari tertawa sendiri.

Zahra membuka gambar yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenalnya itu dan mendapati Bima yang sedang bersama dengan perempuan yang pernah dia lihat saat dia masih menjadi mahasiswa semester satu.

"Pantesan bangunnya pagi banget ya, bukannya bantuin gue gitu malah selingkuh," ucap Zahra sembari membanting ponselnya ke atas meja.

Brakk 

"Astaghfirullah, handphone gue kenapa gue banting si? Untungnya ngga kenapa-kenapa handPhone gue!!" teriak Zahra sembari menepuk-nepuk jidatnya.


......................


Malam sudah tiba, Zahra sudah siap dengan gamisnya berwana putih sedangkan Bima dengan kemeja kotak-kotak berwana hitam.

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang