Part 43

31 2 0
                                    

Happy Reading😇

"Perjodohan?" beo Misbach sembari menatap tajam Agung yang duduk di hadapannya.

"Iyaa bang, Agung di jodohin sama anak temannya Ayah tapi Agung tolak mentah-mentah perjodohan itu karena Agung sangat mencintai Umma. Alifa minta ketemuan sama Agung buat membahas perjodohan ini tapi  Umma dengar disaat dia tahu bahwa Agung adalah teman masa kecil aku, Agung tahu dari Zein itu juga dia jelasin di dalam mobil." ucap Agung sembari menundukkan kepalanya. Ia tak bisa menatap wajah Misbach yang sedang menahan emosi nya itu, karena dulu disaat mereka masih kecil Agung pernah mendapatkan sebuah pukulan dari Misbach dikarenakan Agung pernah membuat Umma terjatuh saat bermain sepeda.

"Lo bilang cinta? Mana ada cinta yang ngebiarin orang yang dia sayang ke tabrak? Urusin semua masalah itu sampai selesai, baru datang lagi kesini buat minta maaf sama adek gue. Sesudah itu lo bisa tinggalin Miftah selamanya."

"Bang ngga bisa begitu. Agung harus jagain Umma disini."

Misbach sudah tidak bisa menahan diri untuk memberikan pukulan kepada Agung. Misbach bangkit dari tempat duduk dan mendekati Agung lalu memberikan pukulan pada pipi kanan lelaki itu, yang membuat Agung terjungkal ke belakang sembari memegangi pipinya yang sedikit mengeluarkan darah segar.

BUGH

"Lo budeg apa tolol? Udah aink jelaskeun tadi, selesaikeun masalah sia! Karek lamun masalah nyaneh engges selesai, nyaneh bisa katimu deui jeung adek aink buat menta hampura abis itu tinggalin adek aink."

Zein yang melihat Agung menahan rasa sakit karena pukulan Misbach langsung menarik tangannya dan meninggalkan mereka semuanya. Sedangkan Zahra dan Nur disana mereka sangat socks ketika dokter yang notepad nya atasan Miftah dan dengan sikapnya yang dingin itu langsung tidak bisa melawan ketika diberi pukulan oleh kakaknya Miftah.

....................

Agung dan Zein sedang berada di halaman rumah sakit. Duduk di kursi panjang sembari menatap langit biru yang sangat indah itu, padahal hatinya sekarang tidak sedang baik-baik saja.

Zein yang melihat wajah Agung mengeluarkan darah langsung memberikan tissue basah yang berada di saku celana nya.

"Di pake tissue nya buat lap darah lo bukan buat dipegangin terus," kata Zein sembari melirik Agung dengan sinis.

"Nanti," jawabnya malas.

"Lo cepatan pulang terus selesaikan masalah lo itu."

"Lo mau kemana?"

"Telepon emak aink buat ngasih tau bahwa anak keduanya kecelakaan gara-gara nyaneh dan ngasih tau juga bunda jangan sampai tahu bahwa Miftah kecelakaan takutnya kepikiran terus. Karena masih dalam proses pemulihan pada mentalnya."

"Ko gara-gara gue sih?"

"Udah pernah gue kasih tau bahwa selesaikan masalah lo sama Alifa atau kasih tau Miftah dari kemarin-kemarin tentang lo teman kecilnya. Mungkin nggak akan ada kejadian Miftah ketabrak mobil bukan?"

"Gue gak kepikiran bahwa akan terjadi hal seperti ini."

"Yaudah kalau lo merasa bersalah sama Miftah cepetan selesaikan masalah lo baru ketemu sama Miftah. Itupun kalo dia udah sadar."

"Bawell nyaneh, siga bae awe-awe bae."

"Bacot sia!"

...................

Hari ini Bima, Zein, dan Zahra sudah bersiap-siap  membereskan pekerjaan mereka semua. Mereka  semua akan menginap di ruangan tempat Miftah dirawat. Ruangnya yang tadinya berada di kelas biasa tadi pagi sudah dipindahkan ke ruang VIP karena permintaan orangtuanya Zein.

Ketika Semesta BerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang