Part 14

5.9K 500 160
                                    

🌷Happy Reading🌷

________________________________
_________


Hana menutup buku pelajarannya. Gadis itu menghela napasnya karena sedari tadi sama sekali tidak bisa fokus belajar. Perkataan Laura tadi sore, benar-benar membuat pikirannya tidak tenang.

Meski tadi Hana menanggapi perkataan Laura dengan sebuah tawa karena menganggapnya becanda. Tetapi tetap saja, ia terus kepikiran dengan perkataan sepupunya itu.

Hana beranjak dari kursi belajarnya. Gadis itu berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas kasur.

Mendudukkan dirinya di tepi ranjang, Hana menatap sejenak layar ponselnya sembari berpikir. Terlihat ragu untuk menghubungi Laura atau tidak.

Namun sepertinya, Hana harus menghubungi gadis itu jika ingin tidurnya nyenyak. Karena jika tidak, Hana tidak akan bisa tidur karena terus memikirkan perkataan Laura tadi sore.

Akhirnya, Hana memilih untuk menghubungi Laura. Gadis itu terdiam sejenak ketika nada sambung baru saja terdengar, menunggu Laura yang belum mengangkat teleponnya.

"Hallo, Kak." Suara Laura terdengar ketika nada panggilan baru saja terjawab.

"Hallo, Ra. Gue ganggu, nggak?"

"Nggak kok, Kak. Ada apa?"

Hana terdiam sejenak. Memikirkan kata apa yang cocok untuk menanyakan perkataan gadis itu tadi sore. "Gue mau tanya sesuatu."

"Tanya apa?" Diseberang sana, nada bicara Laura terdengar heran.

"Soal perkatan lo tadi sore, Ra. Apa benar lo--"

"Ya ampun, Kak. Kenapa Kakak nanggapinya serius? Aku cuman becanda, kok." Laura segera memotong perkataan Hana, gadis itu terdengar tertawa pelan diseberang sana.

"Lo nggak bohong, kan?" tanya Hana ragu.

Mendengar pertanyaan Hana, Laura terdiam sejenak diseberang sana. "Udah dulu ya, Kak. Aku mau belajar dulu." Tanpa menjawab pertanyaan Hana. Gadis itu langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Hana menghela napasnya cukup panjang sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tatapan matanya menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih.

Meskipun tadi Laura menjawab kalau dirinya hanya becanda perihal perkataannya tadi sore. Tetapi entah mengapa, Hana masih merasa ragu. Karena tatapan Laura tadi sore juga nada bicaranya, seakan menyiratkan kalau gadis itu tengah serius dengan perkataannya.

Ponsel di tangannya yang kembali berdering, membuat Hana mengalihkan tatapannya. Gadis itu menatap sejenak sebuah nama yang tertera di benda pipih tersebut. Kemudian, gadis itu memilih mengabaikannya ketika melihat nama Marvel tertera dengan jelas.

Namun meski berkali-kali Hana tidak mengangakatnya, ponselnya masih terus saja berdering, membuat Hana berdecak kesal dan memilih untuk mengangkat telepon laki-laki itu setelah sebelumnya merubah posisinya menjadi duduk.

"Ngapain lo telepon gue?!" Hana langsung melontarkan pertanyaan ketus.

"Gue nggak percaya kalau lo pacaran sama Reandra."

"Terserah! Gue nggak peduli!" Hana menjawab acuh.

"Gue bakalan bikin Reandra celaka kalau lo masih terus dekat sama dia," ancam Marvel dari seberang telepon.

Hana memutar bola matanya malas. Sepertinya, Marvel masih belum bosan mengganggu kehidupannya. "Sebenarnya, apa yang lo mau, Marvel?!"

"Kemauan gue sederhana. Cukup lo mau kembali jadi pacar gue, Hana."

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang