Part 40

6.5K 446 47
                                    

Ingatkan jika ada typo:)

💫Happy Reading💫

__________________________________________

Bahagia.

Itu yang dirasakan Hana ketika beberapa hari lalu operasi donor matanya berjalan dengan lancar. Dan sekarang, adalah hari di mana dokter akan membuka perban di matanya.

"Silahkan buka matanya secara perlahan," intruksi dokter ketika beliau baru saja selesai membuka lilitan perban yang menutup kedua mata Hana.

Hana menurut. Gadis itu perlahan membuka matanya. Samar-samar cahaya terang mulai masuk ke dalam netra matanya, setelah beberapa hari hanya kegelapan yang ia lihat.

Hana mengukir senyumnya ketika matanya sudah bisa melihat dengan jelas Mama, Rean dan teman-temannya yang lain yang tengah berdiri sembari memperhatikan dirinya.

"Mama!" Hana langsung menghambur ke pelukan Maudy yang berdiri paling dekat dengannya.

Maudy tersenyum senang. Wanita itu terlihat seperti ingin menangis. "Mama senang kamu bisa melihat lagi, sayang."

Tatapan Hana kemudian beralih pada laki-laki tampan yang sangat ia rindukan itu. "Rean..." ujarnya dengan posisi yang masih memeluk Maudy.

Rean tersenyum ke arah Hana. Dari raut wajah laki-laki itu tergambar jelas kalau dirinya juga merasa sangat bahagia.

°•°•°•°•°

"Rean, aku dengar, katanya Laura kecelakaan. Apa benar?"

Rean langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang membantu memasukkan barang-barang milik Hana ke dalam tas. Karena hari ini, dokter sudah memperbolehkan Hana pulang ke rumahnya. Dan saat ini, hanya ada Rean dan Hana di dalam ruangan.

"Tahu dari siapa?" Tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, Rean malah balik bertanya. Karena ia rasa, ia belum mengatakan apa-apa pada gadis itu tentang Laura.

"Tahu dari Mama. Tapi pas aku tanya gimana keadaannya, Mama malah langsung ngalihin topik pembicaraan." Hana mengucapkannya dengan nada kesal ketika mengingat bagaimana Maudy yang terlihat jelas mengalihkan topik pembicaraan padahal ia tengah merasa penasaran.

Rean terdiam. "Barang-barang kamu udah dimasukin semua ke dalam tas?"

Hana yang masih duduk di atas brankar, langsung mencebikkan bibirnya ketika mendengar jawaban laki-laki itu yang tidak sesuai harapannya.

"Tuh 'kan kamu sama mama tuh nggak ada bedanya, sama-sama langsung ngalihin topik pas aku tanya. Memangnya ada apa sih? Ada sesuatu yang terjadi yang aku nggak tahu, ya?"

Rean tidak menjawab. Laki-laki itu memilih menyibukkan diri dengan aktivitasnya sekarang.

Hana mendecak. Gadis itu memilih diam untuk beberapa saat. Namun, akhirnya ia kembali membuka suaranya.

"Tapi kok sampai sekarang, Laura belum nemuin aku ya. Apa dia nggak punya niat minta maaf?"

Rean memang sudah memberi tahu Hana dari awal kalau ternyata Laura pernah menjalin kerja sama dengan Marvel.

Mendengar pertanyaan Hana, Rean menolehkan kepalanya kepada gadis itu. Laki-laki itu terdiam, terlihat bingung. Jika ia diam saja, mungkin Hana akan mempunyai pikiran yang macam-macam pada Laura.

Melangkahkan kakinya dan duduk di kursi di dekat Hana, Rean terlihat menarik napasnya sejenak.

"Laura minta sama aku untuk nyampein permintaan maafnya sama kamu, dia sangat menyesali perbuatannya."

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang