🍂Happy Reading🍂
____________________________________
___________Beberapa hari dirawat di rumah sakit, Rean akhirnya bisa kembali pulang ke rumah tanpa harus berdiam diri lagi di ruangan penuh dengan bau obat itu.
Meskipun, omelan dari Liana tidak bisa ia hindarkan. Buktinya, wanita paruh baya itu kini masih setia mengoceh pada Rean sembari membenahi kamar putranya itu yang sedikit berantakan karena beberapa hari tidak ditempati.
"Pokoknya, kalau sekali lagi Mama dengar kabar kamu dirawat di rumah sakit karena berantem, Mama akan minta Papa buat carikan sopir pribadi buat kamu, biar kamu nggak bisa pergi ke mana-mana dengan bebas." Nada ucapan Liana terdengar tegas, tanda kalau perkataannya barusan tidak main-main.
Rean tersenyum tipis. Ia tahu betul, Mamanya pasti sangat khawatir padanya. "Iya, Ma."
"Daritadi jawabnya iya, iya, iya terus. Tapi nanti, pasti ngulangin lagi perbuatan yang sama." Liana berjalan menghampiri Rean yang sedang bersandar di tempat tidur. Lantas, wanita itu duduk di tepi ranjang.
"Nggak akan, Ma. Aku nggak akan ngulangin lagi." Rean berkata dengan nada serius, berharap Mamanya berhenti mengomel dan mau percaya dengan perkataannya.
"Janji ya?" Tatapan Liana menatap Rean serius.
"Janji." Rean menjawab seraya menganggukan kepalanya.
Liana menghela napasnya panjang. "Kamu nggak tahu aja gimana kagetnya Mama waktu itu pas dengar kamu lagi-lagi dirawat di rumah sakit karena berantem. Jantung Mama rasanya mau copot," ungkapnya dengan nada kesal.
Rean kembali tersenyum. "Maaf, Ma. Aku tahu, aku salah."
"Nggak usah minta maaf. Yang terpenting, kamu janji nggak akan ngulangin hal itu lagi."
Rean kembali menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, kabar Hana bagaimana?" tanya Liana tiba-tiba ketika teringat dengan gadis yang pernah di ajak Rean ke rumahnya ini.
Rean terdiam sejenak. "Baik-baik aja."
"Kapan kamu ajak main ke sini lagi? Mama udah kangen sama dia." Liana berkata dengan nada sedikit merengek, memberikan kode pada Rean agar laki-laki itu mau mengajak Hana main ke rumah ini lagi.
"Nanti, Ma. Kalau semuanya udah selesai, aku pasti ajak Hana ke sini." Rean berkata sembari menatap lurus dinding kamarnya. Nada bicaranya terdengar serius.
Liana mengerutkan keningnya. "Semuanya selesai? Maksudnya apa? Kalian berdua lagi ada masalah?"
"Nggak kok, Ma." Rean menjawab dengan nada tenang. Ia tidak mau Liana khawatir jika mengetahui kalau diantara dia dan Hana memang sedang ada masalah.
"Jangan bohong." Liana menatap Rean curiga. Yang ditatap hanya menggelengkan kepalanya sembari memamerkan senyuman tipis.
"Ya udah kalau gitu. Pokoknya, Mama tunggu kedatangan Hana di rumah ini," pungkas Liana sembari bangkit dari duduknya dan mulai berjalan keluar kamar.
"Jangan lupa istirahat," pesannya sembari menutup pintu kamar Rean.
Setelah kepergian Mamanya, Rean menghela napas cukup dalam. Sepertinya, ia harus segera memulihkan tubuhnya agar bisa menyelesaikan masalahnya dengan cepat.
°•°•°•°•°
"Woy, Rean! Akhirnya lo masuk sekolah juga!!" teriakan Nando memenuhi ruangan kelas XII-Mipa 4 ketika Rean baru saja melangkahkan kakinya memasuki kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
REANDRA [END]
Teen Fiction#Spin-off Feeling of Regret [Follow sebelum membaca] Hight ranks #1 in Fiksiremaja [18-07-21] #2 in Fiksiremaja [17-07-21] #3 in Fiksiremaja [19-07-21] #8 in Fiksiremaja [18-03-21] #3 in Badboy [20-07-21] #9 in Teenfiction [20-07-21] [Terdapat kata...