Part 29

5.1K 464 355
                                    

Ada yang nungguin cerita ini?

Maaf ya telat banget update:(

Kemarin-kemarin sibuk ngurusin dunia nyata, hehe

🌜Happy Reading🌛

________________________________
_______

Rean melangkahkan kakinya bersama ketiga inti TIGER untuk menuju parkiran karena bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Raut wajah laki-laki itu terlihat dingin. Kejadian di taman tadi, membuat mood-nya hari ini langsung hancur total. Bahkan, Arvin dan Nando yang menanyakan perihal apa yang terjadi dengan dirinya dan Hana tadi, sama sekali tidak ia tanggapi sampai sekarang.

"Muka lo dari tadi datar banget, Rean." Arvin yang sesekali memperhatikan raut wajah Rean selama perjalanan menuju parkiran, membuka suaranya.

"Eh, asal lo tahu, Vin. Katanya, cewek-cewek lebih suka cowok yang dingin. Nanti kalau gue punya niat, gue juga mau mencoba jadi cowok yang dingin biar jadi inceran cewek-cewek." Nando menyahut. Sebuah senyuman terukir di bibirnya ketika ide tersebut tiba-tiba terlintas di kepalanya. Menjadi cowok dingin... Sepertinya Nando harus mencobanya.

"Wajah Rean kalau dingin tetap ganteng karena dia memang terlahir ganteng. Lah, kalau wajah lo yang pas-pasan jadi dingin, bukannya jadi inceran, lihatnya aja pengen nabok." Arvin berkata santai, membuat Nando langsung mendelik tajam ke arah laki-laki itu.

"Kayak lo ganteng aja bubuk marimas!" seru Nando kesal. Perkataan Arvin barusan membuatnya menjadi tidak percaya diri untuk melakukan ide yang baru saja terlintas di otaknya.

Arvin menyugar rambutnya ke belakang. "Gue memang ganteng, bro! Nggak sedikit yang bilang gue mirip aktor china."

"Dih, udah gila kali orang yang ngomong kayak gitu ke lo."

"Lo yang gila, nyet!"

"Lo lebih gila!"

"Lo nggak waras!"

"Lo lebih nggak waras!"

"Lo cewek!"

"Gue cowok, bego!" Nando langsung memeluk erat leher Arvin karena merasa kesal, tidak mempedulikan Arvin yang sedikit kesulitan bernapas akibat ulahnya itu.

"Bisa diam nggak, sih! Nggak di kelas, nggak di luar, berantem terus lo berdua! Lama-lama kalian gue kawinin, mau?" Devan yang tidak tahan, akhirnya membuka suara dengan nada kesal. Tingkah kedua laki-laki itu yang berhasil menarik perhatian banyak pasang mata, membuatnya merasa risih.

"Idih, ogah banget! Gue normal, anjir! Emangnya si Arvin, agak belok," cetus Nando asal sambil melepaskan pelukannya di leher Arvin yang langsung bernapas lega.

"Heh, sialan! Gue juga normal, nyet!" sanggah Arvin cepat. Tatapan matanya menatap Nando tajam, seakan tengah mengibarkan bendera perang karena telah berani meragukan kenormalannya.

Rean hanya menghela napasnya. Laki-laki itu tidak mempedulikan tingkah mereka dan langsung naik ke atas motor. Lantas, setelah itu ia segera melajukan motornya lebih dulu daripada Devan, Arvin dan Nando yang baru saja sampai parkiran.

Namun, belum jauh Rean melajukan motornya meninggalkan gerbang sekolah, mata laki-laki itu tidak sengaja melihat Marvel yang sedang berada di pinggir jalan tak jauh dari kawasan sekolahnya dengan Hana yang berdiri dihadapan laki-laki itu, keduanya tampak sibuk mengobrol dengan Marvel yang memegang pergelangan tangan Hana.

Tanpa berpikir panjang, Rean langsung menepikan motornya secara asal. Lantas, laki-laki itu dengan cepat menghampiri mereka sembari memasang ekspresi yang tampak emosi.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang