Udah vote belum?
Kalau belum, yuk vote dulu😚Jangan lupa untuk komen juga ya, guys...
🌻Happy Reading🌻
_________________________________
_______________"Baiklah, anak-anak. Kita cukupkan pelajaran kita hari ini. Kalian bisa istirahat." Bu Windi--guru bahasa Indonesia mulai melangkahkan kakinya keluar kelas karena bel istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu.
Perkataan Bu Windi langsung disambut sorakan senang juga helaan napas lega dari semua murid. Tanpa membuang waktu lama, sebagian besar dari mereka langsung menghambur meninggalkan kelas untuk menuju kantin.
"Do, bangun woy!" Arvin menyenggol lengan Nando sembari mengambil buku yang sedari tadi digunakan laki-laki itu untuk menutupi wajahnya agar tidak ada yang mengetahui kalau dirinya sedang tertidur sedari tadi.
Nando terlonjak kaget. Laki-laki itu menguap sejenak, kemudian menatap Arvin. "Udah selesai pelajarannya?" tanyanya dengan nada khas bangun tidur juga mata yang setengah menutup.
"Udah. Iler tuh bersihin!" seru Arvin ketika melihat ada sedikit air liur di sudut bibir Nando.
Nando segera mengusap sudut bibirnya dengan punggung tangan. Tidak mempedulikan tatapan jijik yang dilontarkan Arvin padanya. "Nyenyak banget tidur gue."
"Untung aja lo nggak ketahuan tidur, Do. Kalau ketahuan, habis lo sama Bu Windi," kata Arvin ketika mengingat Bu Windi adalah tipe guru yang tidak akan segan-segan memberikan hukuman pada murid yang tidak memperhatikan pelajarannya. Namun untung saja, tadi Bu Windi tidak terlalu memperhatikan ke arah bangkunya dan Nando.
Nando tidak terlalu menanggapi. Laki-laki itu nampaknya masih mengumpulkan setengah jiwanya yang belum terkumpul sepenuhnya.
"Iler lo masih ada, tuh. Jorok banget!" Arvin berseru jijik ketika matanya melihat air liur yang masih tersisa di sudut bibir Nando.
Mendengar perkataan Arvin, Nando kembali mengangkat tangannya untuk mengusap sudut bibirnya kembali. Kemudian, dengan santai laki-laki itu mengusapkan tangannya pada celana Arvin.
Hal itu, membuat Arvin refleks menjengit sembari melotot. Lantas, dengan gerakan cepat laki-laki itu mengambil buku Nando dan mengusapkannya dengan kasar ke bagian celana yang tadi disentuh Nando.
"Jorok banget, anjir! Gila lo, Do! Jijik gue!" Arvin merutuk kesal. Sementara Nando, hanya tertawa puas ketika melihat wajah kesal yang ditunjukkan Arvin.
"Iler gue harum, kok."
"Harum dari mananya woy?!" Arvin semakin dibuat kesal ketika Nando malah menampakan wajah tanpa dosanya.
"Ribut mulu kerjaan lo berdua!" Devan berseru jengah sembari membalikkan badannya, menatap keduanya secara bergantian.
Arvin mengalihkan tatapannya pada Devan. "Si Nandonya ngajak ribut, Van. Masa iler dia diusapin ke celana gue," adunya dengan nada kesal.
Devan hanya memutar bola matanya malas, tidak terlalu menanggapi ucapan Arvin. Karena itu hanyalah masalah sepele. "Mau ke kantin?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REANDRA [END]
Roman pour Adolescents#Spin-off Feeling of Regret [Follow sebelum membaca] Hight ranks #1 in Fiksiremaja [18-07-21] #2 in Fiksiremaja [17-07-21] #3 in Fiksiremaja [19-07-21] #8 in Fiksiremaja [18-03-21] #3 in Badboy [20-07-21] #9 in Teenfiction [20-07-21] [Terdapat kata...