Part 27

5.2K 465 305
                                    

🥑Happy Reading🥑

__________________________________
_______

"Gila, sih! Gue baru tau ada ketua sepengecut itu!"

"Bener, anjir! Masa ketua melarikan diri ninggalin anggotanya yang nggak berdaya."

"Nyesel banget nggak gue kejar tadi si Marvel!"

"Rasanya gue pengen cincang-cincang tuh muka songongnya!"

Nando dan Arvin sedari tadi tak henti-hentinya mendumel kesal mengenai Marvel yang melarikan diri di saat TIGER menyerang Vandalas dan berhasil membuat anggota Vandalas terkapar tidak berdaya. Meskipun mereka juga harus menerima beberapa bogeman dari Vandalas.

Saat ini, keduanya dan juga Devan tengah berada di ruangan rawat Rean. Mereka bertiga sudah menceritakan semuanya pada Rean mengenai penyerangannya sebagai bentuk balas dendam pada anggota Vandalas.

Rean sendiri tidak berkomentar banyak, laki-laki itu hanya mengucapkan terimakasih kepada teman-temannya karena sudah mau melakukan hal itu untuk dirinya.

"Orang kayak gitu nggak pantas jadi ketua, malu-maluin banget!" Arvin sepertinya belum puas membahas mengenai betapa pengecutnya seorang Marvel Andreas Abimanyu. Laki-laki itu menampakkan wajah kesalnya.

"Bisa berhenti bahas dia? Kuping gue sakit dengar kalian ngoceh." Devan yang sedari tadi diam di atas sofa, melemparkan pandangan kesal pada kedua laki-laki yang sedang duduk tak jauh darinya itu.

"Nggak bisa, Van. Gue masih kesal sama tuh kunyuk! Kok ada sih cowok sepengecut dia! Langsung kabur aja pas tahu anak buahnya kalah!" seru Arvin dengan nada menggebu.

"Do, kok lo diam aja, sih? Lo udah nggak kesal sama si Marvel?" Arvin menoleh pada Nando yang tampak melamun. Padahal laki-laki itu tadi juga tampak bersemangat membahas betapa pengecutnya Marvel.

"Bukan gitu, gue lagi mikir sesuatu, nih."

"Memangnya, lo bisa mikir?" Tatapan meremehkan Arvin yang dilontarkan pada Nando membuat Nando sontak memukul kepala Arvin cukup keras karena merasa kesal.

"Bisalah, anjir! Gue 'kan punya otak, nyet!" Nando berkata nyolot.

"Lo lagi mikir apa emangnya?" Devan yang tampak tertarik, melontarkan pertanyaan pada Nando.

Nando terdiam sejenak. "Waktu berkelahi tadi, gue nggak sengaja lihat cewek keluar dari markas Vandalas lewat pintu belakang. Gue otomatis ikutin dia dan teriak siapa di sana. Terus, cewek itu berhenti sejenak, pas gue mau samperin dia malah lari kencang banget, gue mau ngejar tapi salah satu anggota Vandalas nyegat gue."

"Cewek? Pacarnya Marvel mungkin." Arvin menebak asal ketika mendengar penjelasan Nando.

"Nggak mungkin." Rean yang sedari tadi mendengarkan, ikut membuka suaranya.

"Marvel selama ini suka Hana, nggak mungkin dia punya cewek lain," lanjut Rean.

Mereka terdiam. Tampak sibuk dengan pikirannya masing-masing. "Tapi, kok gue curiga ya sama cewek itu. Lo masih ingat nggak ciri-cirinya kayak gimana?" Arvin menatap Nando serius.

Nando tampak mengingat kembali postur gadis yang dilihatnya itu. "Rambutnya panjang sebahu. Nggak terlalu tinggi, terus di tangan kanannya gue sempat lihat gelang warna hitam kayak ada inisial L nya."

"L? Laura?" cetus Arvin asal.

"Nggak mungkinlah." Nando menyanggah cepat. Merasa kurang masuk akal kalau gadis yang dilihatnya itu adalah Laura. "Ngapain coba dia berurusan sama Marvel?"

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang