Part 21

5.4K 485 464
                                    

🐰Happy Reading🐰

_______________________________
_______


"Do, gue mau tanya sesuatu?" Arvin tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan ketika mereka tengah sibuk memasukkan buku ke dalam tas karena bel istirahat baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu.

Nando menoleh. "Tanya apa?"

"Menurut lo, hewan apa yang suka protes?" tanya Arvin sambil menatap Nando. Laki-laki itu sudah selesai memasukkan bukunya ke dalam tas.

Nando terdiam sejenak, terlihat berpikir. "Hewan yang suka protes? Apaan gue nggak tahu," jawabnya cepat. Nampaknya, laki-laki itu enggan berpikir terlalu serius untuk menjawab pertanyaan tidak penting yang dilontarkan Arvin barusan.

"Masa lo nggak tahu, sih."

"Memangnya hewan apa?"

"Monyet." Arvin menjawab santai.

"Monyet? Kok monyet, sih?" protes Nando heran, merasa kurang masuk akal dengan jawaban Arvin.

"Nah, buktinya lo protes." Arvin berkata seraya tertawa puas melihat wajah Nando yang kebingungan.

"Maksud lo gue monyet gitu?!" Nando bertanya kesal ketika mulai menyadari maksud perkataan Arvin barusan. Dengan cepat, laki-laki itu segera melingkarkan tangannya dengan kuat di leher Arvin.

Arvin berteriak kesakitan, laki-laki itu mencoba melepaskan lingkaran tangan Nando dilehernya, namun tidak bisa. "Gue nggak bilang gitu, anjir! Lo yang bilang sendiri!"

"Tetap aja, lo nyindir gue! Enak aja, orang ganteng kayak gue lo samain kayak monyet yang hidungnya pesek!" seru Nando tanpa berniat melepaskan lingkaran tangannya di leher Arvin yang sudah terbatuk-batuk sedari tadi karena sedikit kesulitan bernapas.

"Rean ada yang nyariin!" Seruan seseorang tiba-tiba dari arah depan membuat perhatian Rean yang sedang membaca buku teralihkan, begitu juga dengan Nando dan Arvin, kedua laki-laki itu sontak menghentikan aksi pertengkarannya karena merasa penasaran.

Rean meletakkan buku yang ada di tangannya ke atas meja. Kemudian, laki-laki itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas ketika sebelumnya melihat Laura yang menampakkan sedikit wajahnya di ambang pintu kelas.

"Laura nyariin Rean? Mau ngapain?" Arvin bertanya heran sembari menatap Nando dan Devan secara bergantian.

"Gue udah bilang, kayaknya Laura suka sama Rean." Nando menjawab pelan. Ekspresi wajahnya tiba-tiba saja terlihat tidak bersemangat.

Arvin terdiam, ucapan Nando terdengar masuk akal mengingat bagaimana sikap Laura kepada Rean akhir-akhir ini yang terkesan cari perhatian. "Bukannya lo suka sama Laura, ya?" tanya Arvin sambil menepuk pundak Nando ketika mengingat perkataan laki-laki itu tempo lalu yang mengatakan kalau dirinya menyukai Laura.

"Iya. Tapi, dianya nggak suka gue."

"Kenapa nggak coba berjuang? Gue yakin, Rean nggak akan bisa balas perasaan gadis itu." Arvin berkata yakin mengingat Rean sudah menyukai gadis lain.

Devan yang tadinya sibuk dengan ponsel, membalikkan badannya dan menatap Nando. Sedari tadi, laki-laki itu mendengarkan percakapan mereka berdua. "Arvin benar. Kalau lo suka, setidaknya berjuang dulu. Urusan berhasil atau nggak, itu belakangan."

Mendengar ucapan Devan, Nando memilih diam, sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sementara Rean, laki-laki itu baru saja berdiri dihadapan Laura yang sedang menunggunya di depan kelas dengan kepala yang masih dibaluti perban.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang