Part 3

9.9K 806 251
                                    

Vote sebelum membaca ya, Readers tersayangnya aku❤

Happy Reading

_______________________

__________

Setelah selesai membersihkan seluruh badannya dan mengganti pakaian dengan baju tidur, Hana menghela napas lega dan berjalan menghampiri kasur king size-nya, bersiap untuk tidur dan memasuki alam mimpi.

Merebahkan tubuhnya di atas kasur, Hana memandang langit-langit kamarnya. Niatnya tadi ingin langsung tidur, namun rasa kantuk belum menyerang gadis itu, membuat Hana memutuskan untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja di samping tempat tidur.

Gadis itu menatap lekat layar ponselnya yang menampilkan kontak bernama 'Reandra' yang ia dapatkan dari Nadine tadi siang.

Mengulum senyumnya, Hana menjerit tertahan. Rasa senang menyelimuti dirinya ketika mengingat kalau ia akan belajar bersama dengan Rean. Kalau begini, Hana lebih memilih tidak mengerti disemua mata pelajaran, jika yang mengajarinya adalah seorang Reandra.

"Baru kali ini, gue mencintai seseorang sampai kayak gini. Pesona lo memang beda, Rean." Hana menggumam pelan. Sebuah senyuman senang tidak pernah pudar dari bibirnya.

Tok tok

Suara ketukan di pintu kamarnya, membuat Hana menoleh. Gadis itu segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menghampiri pintu, lalu membukanya. Mendapati seorang wanita paruh baya yang berdiri dihadapannya sembari membawa sebuah nampan berisi satu gelas teh hangat.

"Ini teh hangat pesanan Non tadi." Bi Minah--asisten rumah tangga Hana berucap dengan nada ramah.

Tersenyum ramah, Hana segera menerima segelas teh hangat yang diberikan Bi Minah kepadanya. Ia baru ingat, kalau tadi dirinya memang meminta Bi Minah untuk membuatkannya teh hangat karena cuaca di luar cukup dingin.

"Makasih, Bi."

"Sama-sama, Non."

"Mama sama Papa belum pulang ya?" tanya Hana ketika mengingat belum ada tanda-tanda kepulangan Mama dan Papanya, padahal malam sudah mulai larut.

"Belum, Non."

Hana menghela napas panjangnya. Akhir-akhir ini kedua orang tuanya memang selalu pulang malam. Bahkan, pernah tidak pulang sama sekali. Entahlah, namun Hana merasa mereka memiliki masalah karena beberapa hari yang lalu Hana tidak sengaja mendengar suara ribut-ribut dari kamar orang tua-nya.

"Bibi permisi dulu ya, Non."

"Iya, Bi."

Setelah kepergian Bi Minah, Hana langsung menutup pintu kamarnya kembali dan segera melangkah menuju tempat tidurnya. Gadis itu meletakkan gelas teh di atas meja di samping tempat tidurnya setelah sebelumnya meminum terlebih dahulu hingga menyisakan setengah.

Kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari memandang layar ponsel, Hana menatap lekat kontak Rean yang tertera di layar ponselnya tersebut. Ingin sekali ia menghubungi Rean, sekedar ingin mengobrol agar lebih dekat. Namun sayangnya, Hana tidak memiliki keberanian.

Menghela napasnya pelan, Hana mengusap pelan layar ponselnya. Tetapi, tiba-tiba saja jarinya tidak sengaja memencet tombol panggil.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang