Part 22

5.3K 552 745
                                    

Yok, Vote dulu gaes:)

Happy Reading⛄

________________________________
________


"Arga, martbaknya mana?" Liana melontarkan pertanyaan ketika mendengar suara pintu terbuka. Wanita itu yang tadinya sedang fokus menonton tv, mengalihkan pandangan.

Namun tiba-tiba saja, Liana sontak berdiri ketika melihat Rean yang datang tidak seorang diri, melainkan bersama seorang gadis di sampingnya dengan keadaan basah kuyup dan terlihat kedinginan.

Dengan gerakan cepat, Liana menghampiri mereka yang baru memasuki rumah. Raut terkejut masih tergambar jelas di wajah wanita itu. Tanpa mempedulikan kantong plastik yang disodorkan Rean kepadanya, Liana memilih menggenggam tangan Hana yang dingin.

"Kamu pacarnya Arga, ya?" Liana bertanya dengan mata berbinar, menatap Hana dengan sorot bahagia disertai senyuman hangat yang terukir di bibir wanita itu.

Hana sedikit melebarkan matanya terkejut. Gadis itu memang sudah mengetahui kalau Arga adalah nama panggilan Rean di rumah karena Nadine pernah menceritakannya. Namun yang membuatnya terkejut, mengapa Liana menyebutnya sebagai pacar Rean?

"Dia teman aku, Ma." Rean menyahut cepat. Merasa malu sendiri ketika Liana menyangka Hana adalah pacarnya di depan gadis itu.

"Aku Hana, Tante." Hana memperkenalkan dirinya sembari menyalami tangan Liana yang masih memasang senyuman hangat.

Liana menolehkan kepalanya menatap Rean. "Berapa kali Mama bilang, jangan bohong sama Mama," katanya dengan nada sedikit kesal.

Rean menghela napasnya. Selalu saja, Mamanya tidak pernah percaya apa yang dikatakannya. Sepertinya, percuma saja ia berkata. Karena Mamanya tetap pada pendirian awalnya kalau dirinya sudah mempunyai pacar.

Liana kembali menoleh pada Hana. Raut kesalnya yang tadi ditunjukkan kepada Rean kini digantikan dengan raut ramah seperti biasa. "Arga memang suka malu ngakuin kalau udah punya pacar. Kamu jangan ambil hati, ya."

Hana tersenyum kaku, tidak tahu harus menanggapi apa. Karena jujur saja, ia tidak bisa menyangkal kalau dirinya merasa bahagia luar biasa ketika Liana menyangkanya sebagai pacar Rean.

"Kamu pasti kedinginan, ya? Sebentar, Tante ambilin dulu baju buat kamu ganti." Liana berkata cepat sembari membalikkan badannya memasuki kamar. Mencari pakaian ganti untuk Hana agar gadis itu tidak kedinginan.

"Maafin sikap mama gue." Rean berkata ketika Liana sudah masuk ke dalam kamar. Laki-laki itu menoleh pada Hana, merasa tidak enak pada gadis itu.

Hana balas menoleh pada Rean. "Nggak apa-apa, Mama lo ramah banget, kok."

Tidak lama kemudian, Liana sudah kembali dari dalam kamarnya dan segera menghampiri Hana dan Rean yang masih berdiri di tempatnya semula. "Kamu kalau mau ganti baju masuk aja ke kamar Tante. Pakaiannya udah Tante siapin di atas kasur."

Hana mengangguk. "Maaf ngerepotin, Tante."

Liana menggeleng cepat. "Sama sekali nggak ngerepotin. Lebih baik, kamu ganti baju sekarang. Takut nanti masuk angin."

Hana menurut, tanpa menunggu lama, gadis itu segera berjalan memasuki kamar yang tadi dimasuki Liana untuk cepat berganti baju karena tubuhnya yang mulai menggigil.

Setelah Hana masuk ke dalam kamarnya, Liana menoleh senang ke arah Rean. "Mama nggak nyangka, kamu mau nurutin ucapan Mama untuk bawa pacar kamu ke rumah."

"Dia bukan pac--"

"Berhenti berkata kayak gitu, Mama udah bosan." Liana memotong cepat, membuat Rean mengatupkan bibirnya kembali dengan ekspresi sedikit kesal.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang