Part 24

5.5K 465 197
                                    

Happy Reading❄

__________________________________
_______

Hana menatap heran ke arah Nadine yang baru saja tiba di kelas. Gadis itu terlihat tergesa menghampirinya dengan raut wajah yang terlihat penasaran.

"Hana, lo pacaran sama Rean?" Nadine langsung melontarkan sebuah pertanyaan kepada Hana ketika dirinya baru saja duduk di samping gadis itu.

Hana langsung menatap Nadine terkejut. Apa maksud gadis itu? "Kata siapa?"

Nadine mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Hana. "Disepanjang koridor heboh banget yang gosipin lo sama Rean. Katanya lo berdua pacaran,"

"Soalnya mereka tadi lihat lo yang berangkat bareng Rean terus jalan di koridor sambil pegangan tangan, itu benar?" Nadine bertanya dengan nada sangat penasaran, ingin memastikan langsung kepada sahabatnya itu.

Mendengar perkataan Nadine, Hana tidak bisa menahan senyumannya. Semua yang dikatakan gadis itu benar, Rean tadi pagi memang menjemput dirinya dan berjalan di koridor sambil genggaman tangan ketika akan menuju kelas.

Hana menganggukan kepalanya. "Benar. Tapi, gue nggak pacaran sama Rean."

Nadine tersenyum. Ia memang sudah menduga, kalau hubungan mereka berdua kini sudah semakin dekat. "Kenapa nggak pacaran? Gue lihat, hubungan kalian makin dekat."

"Rean belum nembak gue. Tapi gue udah senang, kok. Rean selalu ada buat gue, itu lebih dari cukup." Hana mengucapkannya sembari tersenyum malu. Mengingat kembali perlakuan Rean pada dirinya, membuat Hana tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.

"Akhirnya, cinta sahabat gue nggak bertepuk sebelah tangan lagi," kata Nadine ikut senang sembari mencubit pipi Hana, membuat Hana mengaduh kesakitan.

"Eh, Nad." Hana menoleh cepat pada Nadine, seakan baru teringat sesuatu.

"Apa?"

"Gue nyontek PR Matematika lo, dong. Gue lupa ngerjain." Hana menatap Nadine dengan penuh harap, berharap gadis itu mau memberikannya contekan.

Nadine mencibir, kebiasaan sahabatnya itu masih belum hilang. "Kebiasaan banget sih lo! Kenapa nggak minta kerjain aja ke Rean?"

"Nggak mau, malu," jawab Hana cuek sambil mengulurkan tangannya ke arah Nadine, meminta buku Matematika gadis itu.

Nadine menghela napasnya, gadis itu membuka resleting tas-nya untuk mengambil buku matematika miliknya dan diberikan kepada Hana. "Tapi, gue nggak jamin benar semua ya."

"Nggak apa-apa, yang penting ngerjain." Hana menyahut cuek sambil menerima buku milik Nadine dan bersiap untuk menyalinnya.

°•°•°•°

"Gila! Gue keringetan gini jadi makin ganteng, anjir!" Nando berkata senang, menyugar rambutnya ke belakang dengan gerakan pelan. Lantas, laki-laki itu duduk di pinggir lapangan untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Hari ini, kelas mereka sedang pelajaran olahraga. Panas matahari yang kebetulan sedang terik, membuat tubuh mereka hampir dipenuhi keringat.

"Dih, ganteng dari mananya, nyet?! Yang ada makin lecek!" Arvin menyahuti seraya menghampiri Nando yang baru saja duduk di pinggir lapangan, karena pelajaran olahraga hampir selesai dan guru mereka memperbolehkan untuk beristirahat terlebih dahulu.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang