Vote sebelum membaca gais
🍒Happy Reading🍒
_______________________________
________Rean memandang sejenak pantulan dirinya di depan cermin. Lantas, laki-laki itu segera melangkahkan kakinya keluar kamar setelah sebelumnya mengambil terlebih dahulu jaketnya yang berada di dalam lemari.
Sebuah senyuman tipis terus terukir di bibir Rean sedari tadi bersamaan dengan perasaan bahagia yang terus menjalar di tubuhnya ketika mengingat hari ini ia akan bertemu Hana. Namun, tidak bisa dipungkiri, jika Rean sedikit merasa gugup karena sebelumnya, ia tidak pernah mengajak jalan seorang perempuan. Membuat dirinya tidak mempunyai pengalaman apapun tentang hal itu.
Menghela napasnya sejenak, Rean sedikit mempercepat langkahnya ketika menuruni satu persatu anak tangga. Namun, langkahnya terhenti di anak tangga terakhir ketika Liana-Mamanya tiba-tiba muncul dihadapan laki-laki itu dengan senyuman lebar yang terukir di bibirnya.
"Mau kemana, Arga?" tanya Liana sambil menatap Rean yang tampak rapi di pagi hari. Arga adalah nama panggilan kedua orang tua-nya untuk Rean.
"Mau keluar." Rean menjawab singkat dengan wajah tenangnya.
Liana terdiam sejenak. Matanya memperhatikan penampilan Rean dari atas sampai bawah dengan tatapan intens, membuat Rean menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan bingung.
"Mama nggak ke butik?" Rean melontarkan pertanyaan. Mencoba mengalihkan perhatian Mamanya yang terus saja memperhatikan dirinya, membuat Rean menjadi sedikit salah tingkah karena terlalu diperhatikan dengan intens.
Masih dengan senyuman yang terukir di bibirnya, Liana menggeleng pelan. "Hari ini, Mama nggak pergi ke butik. Karena Mama mau memastikan kalau anak Mama satu-satunya ini berpenampilan rapi ketika pergi kencan bersama pacarnya."
Rean sedikit melebarkan matanya ketika mendengar penuturan Mamanya. "Pacar? Aku nggak punya pacar, Ma."
Liana semakin memperlebar senyumnya. Tangan wanita itu terulur untuk merapikan sejenak jaket yang dipakai Rean. "Nggak apa-apa kalau kamu masih malu mengakuinya. Mama akan sabar nunggu sampai kamu mau ngenalin pacar kamu ke Mama."
Rean semakin dibuat bingung dengan perkataan Liana pagi ini. "Aku nggak--"
"Udah, cepat pergi. Jangan biarin pacar kamu nunggu lama." Liana berkata dengan nada senang. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika mendengar kalau Rean memiliki pacar. Karena selama ini, laki-laki itu terlihat tidak pernah peduli dengan yang namanya perempuan.
"Siapa yang bilang ke Mama?" tanya Rean dengan nada heran. Ia yakin, pasti ada yang bilang sesuatu kepada Mamanya. Karena tidak mungkin Liana tiba-tiba menduga ia punya pacar di saat Rean sendiri tidak pernah menceritakan apapun kepada wanita itu.
"Arvin yang bilang, katanya sekarang kamu mau kencan sama pacar kamu. Meskipun, Mama berharap kamu sendiri yang bilang ke Mama, tapi Mama senang dengarnya."
Rean menghela napasnya kesal. Arvin memang orang yang menyarankan padanya untuk mengajak Hana jalan hari ini. Namun Rean tidak menduga, jika Arvin akan mengatakan hal ini kepada Mamanya dengan sedikit berlebihan pula. "Arvin bohong."
Liana menggeleng. "Kamu yang bohong."
Rean melotot. Bagaimana bisa Mamanya lebih mempercayai perkataan orang lain daripada perkataan anaknya sendiri.
"Kamu masih malu mengakuinya, Mama tahu itu. Sekarang, cepat pergi. Pacar kamu nanti nunggu lama." Liana mendorong pelan punggung Rean agar laki-laki itu segera berjalan keluar rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REANDRA [END]
Fiksi Remaja#Spin-off Feeling of Regret [Follow sebelum membaca] Hight ranks #1 in Fiksiremaja [18-07-21] #2 in Fiksiremaja [17-07-21] #3 in Fiksiremaja [19-07-21] #8 in Fiksiremaja [18-03-21] #3 in Badboy [20-07-21] #9 in Teenfiction [20-07-21] [Terdapat kata...