Part 31

6.4K 532 314
                                    

Happy Reading⛅

_________________________________
_______

Butuh waktu beberapa detik bagi Hana untuk mengerti ucapan Rean barusan. Dirinya terlalu terkejut ketika mendengar ucapan laki-laki itu barusan yang tidak pernah disangkanya.

Hana membalikkan badannya, melepaskan dengan pelan kedua tangan Rean yang melingkar di perutnya.

"Lo mau 'kan jadi pacar gue, Hana?" Menatap lekat kedua netra hitam milik Hana, Rean mengucapkannya dengan nada pelan namun tegas, terdengar tidak ingin menerima penolakan.

Melihat Hana yang masih terdiam, Rean menyentuh pundak Hana dengan pelan. "Gue memang bukan cowok romantis. Tapi, gue benar-benar tulus cinta sama lo."

Hana sedikit menundukkan kepalanya. Jauh didalam lubuk hatinya, ia merasa senang luar bisa. Karena tidak bisa dipungkiri, jika saat seperti inilah yang ia nantikan sedari dulu.

Akan tetapi, perasaan khawatir akan keselamatan Rean juga masih memenuhi pikirannya, membuat Hana merasa bingung harus mengambil sikap seperti apa.

"Rean, lo tahu 'kan Marvel nggak akan segan-segan celakain lo kalau lo--"

Perkataan Hana terhenti ketika Rean tiba-tiba meletakkan jari telunjuknya di depan bibir gadis itu, mengisyaratkan agar Hana tidak meneruskan ucapannya.

"Jangan bahas Marvel. Gue nggak suka."

"Tapi, Rean. Gue khawatir sama lo. Gue nggak mau lo ada didekat gue supaya lo nggak celaka lagi."

"Marvel nggak akan celakain gue lagi, Hana. Percaya sama gue." Rean mengucapkannya dengan nada tegas, berharap Hana mau mempercayai apa yang diucapkannya barusan.

Seakan belum merasa tenang dengan ucapan Rean barusan, Hana kembali membuka suaranya. "Tapi, Rean. Marvel itu orang--"

"Gue bilang, berhenti bahas dia." Kembali memotong ucapan Hana, kali ini perkataan Rean terdengar sedikit kesal. Meraih kedua tangan Hana dengan pelan, Rean menatap lekat kedua mata gadis itu. "Jadi gimana, Hana? Lo mau jadi pacar gue?"

Hana balas menatap Rean dengan lekat. Jantungnya berdetak hebat ketika akhirnya kedua mata mereka bertemu setelah sedari tadi Hana berusaha keras untuk menghindari tatapan kedua mata laki-laki itu.

Hana sudah bersiap membuka suaranya. Akan tetapi, kedatangan seseorang yang cukup tergesa menghampiri keduanya, membuat gadis itu mengatupkan kembali mulutnya.

"Kak Hana!" Laura berteriak dengan napas yang tidak teratur ketika dirinya baru sampai dihadapan Hana. Gadis itu melirik sejenak ke arah Rean, kemudian kembali menatap Hana yang masih kebingungan dengan kehadirannya.

"Aku dari tadi cari Kak Hana kemana-mana, ternyata disini."

Rean menatap Laura lurus. Laki-laki itu menghela napas panjangnya. Ia merasa sedikit kesal karena Laura datang pada waktu yang tidak tepat.

Hana menatap Laura dengan sorot serius. Melupakan sejenak pembahasan dirinya dan Rean barusan. "Ada apa, Ra?"

Laura terdiam sejenak, masih mencoba mengatur napasnya yang belum teratur. "Barusan Papa telepon aku, Kak. Katanya... Katanya Tante Maudy kecelakaan. Sekarang, lagi dilarikan ke rumah sakit."

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang