Part 5

9.3K 739 243
                                    

Part-nya lumayan panjang, jadi pelan-pelan aja ya bacanya😚

🍂Happy Reading🍂

______________________________
________________


Cuaca siang hari ini sangatlah terik. Matahari bersinar dengan terang dan tanpa malu menunjukkan sinarnya. Sedari tadi, Hana tak henti-hentinya mengusap keringat yang mengalir memenuhi dahinya. Gadis itu sedikit merutuk kesal dengan pelajaran olahraga di saat cuaca panas seperti ini.

Apalagi, ia sama sekali tidak mempunyai bakat sedikitpun di bidang olahraga. Membuat dirinya begitu malas mengikuti pelajaran jasmani tersebut.

"Gila! Panas banget!" Hana menggerakkan tangannya untuk mengipasi wajahnya semnbari menoleh pada Nadine. Gadis itu tidak terlalu memperhatikan Pak Mamat--guru olahraganya yang sedang menjelaskan materi mengenai basket di depan sana.

"Gue juga gerah," sahut Nadine sambil ikut menggerakan tangannya untuk mengipasi wajah seperti yang dilakukan Hana.

"Kalian mengerti apa yang bapak sampaikan?" Suara Pak Mamat terdengar dari arah depan.

"Mengertiiiii."

"Baiklah, sekarang, kalian berbaris. Satu per satu mencoba memasukkan bola ke dalam ring selama tiga kali sesuai dengan teknik yang sudah bapak jelaskan barusan."

Mereka menurut. Semuanya segera berbaris tak jauh dari ring basket dan mulai melakukan shooting secara bergantian.

Hana yang memilih berbaris di belakang, nampak tidak bersemangat. Sudah ia pastikan, nanti tidak ada satu pun bola yang berhasil ia masukkan ke dalam ring.

Menatap ke depan, Hana memperhatikan Nadine yang saat ini tengah melakukan shooting. Gadis itu nampak fokus ketika akan memasukkan bola ke dalam ring. Namun, lemparan pertamanya gagal. Begitu juga dengan lemparan keduanya yang tidak berhasil masuk ke dalam ring.

Tidak menyerah, Nadine kali ini menambah fokusnya. Hingga akhirnya, lemparan ketiganya berhasil masuk ke dalam ring.

Tiba giliran Hana, gadis itu semakin terlihat tidak bersemangat. Ia memegang bola basket di tangannya, mencoba fokus. Lalu, tangannya tergerak melempar bola basket di tangannya ke arah ring, dan...gagal.

Menghela napasnya, Hana mengusap sedikit keringat di dahinya. Gadis itu mulai kembali fokus. Perlahan, tangannya tergerak untuk kembali melempar bola basket ke arah ring. Namun, sama seperti percobaan pertama, kali ini ia juga gagal.

Semangatnya semakin hilang ditambah terik matahari yang semakin menyengat. Di percobaan ketiga, Hana melakukannya dengan asal. Gadis itu langsung saja melempar bola ke arah ring tanpa pertimbangan. Alhasil, percobaan ketiganya juga gagal.

"Tuh 'kan, satu pun nggak ada yang masuk," gumam Hana pelan.

"Hana, Lain kali, harus lebih fokus dan perhatikan dengan baik teknik yang bapak berikan," ujar Pak Mamat dari pinggir lapangan.

Hana hanya mengangguk. Gadis itu membalikkan badannya untuk kembali berbaris di belakang bersama Nadine.

Cukup lama pelajaran olahraga berlangsung dengan murid-murid yang bergantian melakukan shooting ke arah ring, hingga Pak Mamat memberikan instruksi kepada mereka semua untuk berkumpul di pinggir lapangan.

"Karena jam istirahat sebentar lagi tiba, pelajaran olahraga hari ini, kita cukupkan sampai di sini. Kalian boleh langsung pergi ke kantin atau beristirahat dulu di pinggir lapangan. Bapak permisi, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Pak Mamat meninggalkan lapangan, sebagian besar dari mereka langsung membubarkan diri untuk langsung menuju kantin atau pun ke kelas.

REANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang