SE Ryan Pratama: Pembuat Boneka Kayu (Bagian 1)

204 44 38
                                    

Side Event: Ryan Pratama

"PEMBUAT BONEKA KAYU"

Bagian 1

Jika seseorang bilang kehidupan di SMA Amemayu itu menyenangkan, maka aku akan mengatakan padanya kalau lebih baik hidup di SMA biasa yang tidak begitu menuntut apa pun dari siswanya. Sekolah ini adalah yang terburuk dari yang terburuk.

Siswa dibiarkan bertindak sesukanya. Kekerasan sama sekali tidak dipedulikan jika tak ada yang melapor. Bahkan di kelas yang ada CCTV, kau masih bisa melakukan intimidasi dengan leluasa. Namun, para guru seakan tak acuh dengan hal tersebut.

Kalau ingin sekolah turun tangan harus ada laporan. Benar-benar bobrok. Sistem pendidikan mereka adalah yang paling menyedihkan di antara sekolah lainnya. Di luar, ini adalah sekolah elite yang melahirkan orang-orang berbakat dalam seni. Kenyataannya, tempat ini lebih mirip sarang berandalan menurutku.

Masuk sekolah ini pun sejujurnya aku enggan. Kalau saja kakak yang berengsek itu tidak mengajukan syarat untuk menemui orang tuaku sendiri mana mungkin aku mau masuk ke dalam neraka yang dipenuhi oleh monster-monster tak berperasaan, Amemayu Children's.

***

05 Agustus 2025

Gudang sekolah ini cukup panas. Apalagi tanpa adanya AC, menambah rasa gerah yang tak tertahankan karena seragam ini harus dilapisi blazer dari kain yang cukup tebal. Meski begitu aku harus menahan diri, karena aku sendiri yang mengusulkan tempat ini padanya.

Kepada seorang gadis pendek dengan blazer hitam yang saat ini berdiri dihadapanku.

Kalau seseorang bertanya pendapatku tentang gadis ini, jawabannya mungkin sama saja dengan orang lain. Di mata ini, ia hanyalah gadis pendek yang bisa dikatakan cukup manis. Pipinya tirus, hidung kecil dan kulitnya putih. Rambutnya dibiarkan panjang tergerai, terlihat anggun.

Meski begitu, ada sesuatu yang berbeda dari gadis ini. Dirinya memang terlihat seperti orang yang tidak pandai bergaul dari luar, tetapi selalu ada perasaan yang tidak enak ketika aku berbicara dengannya. Gadis itu, seolah-olah mengikuti alur. Namun, sebenarnya akulah yang mengikuti alur pembicaraannya.

Matanya itu ... seperti hewan buas yang bersembunyi menunggu mangsa.

"Selain hal-hal umum tadi, aku enggak bisa ngasih tau kamu sisanya, kamu harus cari tau sendiri biar seru."

Aku memang tidak bermaksud menjelaskan semuanya. Sangat berbahaya kalau aku membagikan semuanya pada gadis ini. Ditambah ia adalah anak orang yang mengawasi proyek Amemayu Children's, entah monster seperti apa sebenarnya orang ini. Memikirkannya membuatku merinding.

Jika aku mengingat kembali, Irfan sudah memberiku berbagai informasi mengenai Amemayu Children's. Awalnya aku anggap itu hanyalah bualan belaka karena mirip seperti latar film atau karangan fiksi. Namun, video yang dia perlihatkan waktu itu benar-benar nyata. Mereka mengerikan.

Dan orang yang menciptakan monster-monster itu adalah ayah dari anak ini, Aila Permata Putri.

"Aku lagi enggak tertarik nyari tau sendiri kalau aku bisa dapat informasi lengkap dari orang yang udah tau semuanya."

"Ya, maaf aja deh kalau gitu. Aku tetap enggak bakalan ngasih tau kamu apa-apa kecuali dasarnya aja."

Pendirianku sudah bulat, tidak mungkin aku membagikan informasi kepada orang berbahaya sepertinya. Aku sudah bisa membayangkan beberapa malapetaka jika sampai itu terjadi.

"Kalau gitu, apa kamu bisa ceritain tentang apa yang kamu tau soal Amemayu Children's?"

Pertanyaan yang tak terdua datang. Aku sama sekali tidak menduga kalau Aila akan mengangkat topik ini kepermukaan. Walau aku tahu akhirnya pasti ia akan membahas ini, tetapi tetap saja ini terlalu cepat. Yah, mungkin aku akan membagikan sedikit informasi padanya dari jaringan yang aku dapatkan.

"Di Kelas F ada beberapa."

Aku juga tidak tahu detailnya sampai batas tertentu. Namun, aku bisa menebak beberapa orang yang berpotensi besar adalah Amemayu Children's. Jaringan informasi yang kudapatkan belum begitu akurat. Mungkin di akhir bulan Agustus aku sudah bisa mendapatkan identitas beberapa orang.

"Kalau gitu aku pengen bantuan kamu." Aila tiba-tiba mengeluarkan suara dengan nada yang tidak terduga.

Aku sedikit tertarik dengan apa yang akan dipinta oleh gadis ini. Mengingat aku ini adalah orang baik yang selalu mengambulkan permintaan orang lain dengan balasan yang setimpal, mendengarkan permintaannya adalah sesuatu yang aku nanti-nanti.

Apa jangan-jangan dengan informasi yang tadi aku berikan Aila sudah mulai bergerak menunjukkan taringnya? Aku tidak peduli. Lagi pula, Aila Permata Putri adalah aset berharga yang harus didapatkan agar bisa menyingkirkan pointer dan Amemayu Children's agar keinginanku tercapai.

Akan kumanfaatkan gadis ini sebaik-baiknya. Aku menjulurkan telapak tanganku, mempersilakan ia untuk mengatakan apa keinginannya seolah-olah aku ini adalah pengabul harapan.

"Aku pengen punya beberapa teman."

Berberapa detik aku masih diam, ingin meyakinkan diri sendiri kalau apa yang keluar dari mulutnya bukanlah sebuah kesalahan. Aku kembali melirik wajahnya yang begitu serius, sehingga tanpa sadar tawaku pecah dihadapannya. Ini benar-benar lucu dan tak terduga.

Anak dari orang yang menciptakan banyak monster punya keinginan sangat sederhana seperti memiliki beberapa teman. Sungguh, aku tidak bisa berhenti menertawakannya. Meski begitu, ekspresinya sama sekali tidak berubah, membuatku kembali pada kenyataan.

"Aku ngerti. Aku nyimpen rahasia kamu, dan kamu nyimpan rahasia aku. Kalau gitu kita sekarang Partner in Crime."

Yap, aku menyembunyikan rahasianya kalau Aila adalah anak seorang petinggi Amemayu Group dan ia akan menyimpan rahasiaku yang sedikit curang dalam ujian masuk.

Aila Permata Putri, orang seperti apa kamu sebenarnya?

Popularitas adalah Segalanya (Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang