Di ruang kelas, semua sudah duduk dengan tenang. Aku memandang sekitar, semuanya benar-benar orang baru dan tidak ada yang aku kenal. Kurasa duduk sambil mengamati yang lain bukanlah hal yang buruk.
Beberapa siswa lain sepertinya sudah ada yang akrab. Mereka bahkan mulai mengobrol dengan santainya. Andai aku tidak canggung mungkin sudah bergabung dengan mereka. Tidak, maksudku itu rasanya mustahil untuk sekarang.
Selang beberapa menit kemudian. Dari arah pintu, muncul seorang laki-laki dengan rambut hitam dan mata sayu mengetuk dengan perlahan. Pakaian yang dikenakannya adalah setelan kemeja biru dengan dasi putih dan celana panjang hitam.
Dia melangkah masuk sambil membawa beberapa berkas dan sebuah tablet. Sepertinya dia adalah orang yang akan menjadi wali kelas kami.
"Langsung saja ke intinya. Namaku adalah Irfan Juanda. Karena peraturan dari sekolah ini, selama tiga tahun aku akan menjadi wali kelas F angkatan 2025. Sebelum itu, kalian pasti membawa ponsel kalian. Keluarkan dan buka aplikasi Amemayu yang sudah di instal pihak sekolah ketika tadi kalian mengumpulkannya."
Dengan suara kurang semangat dan gelagatnya mirip orang mengantuk, Pak Irfan membuat sebagian dari kami bingung dengan apa yang dia katakan. Dia sekali lagi mengatakan untuk membuka aplikasi Amemayu. Kami menuruti apa yang dikatakan oleh Pak Irfan.
Benar seperti yang dia katakan, ketika membuka smartphone ada aplikasi bernama Amemayu yang di-instal. Sepertinya bukan hanya aku saja yang terkejut.
Aku membuka aplikasi tersebut, sehingga layar menjadi hitam lalu muncul logo Amemayu Group saat loading screen. Beberapa detik kemudian layar tadi kini menampilkan biodata diriku dengan berbagai fitur di bawahnya.
"Kalian sudah membukanya, kan? Sudah terisi biodata kalian di sana. Dan kalian lihat, di sana ada logo mahkota dengan angka. Itu adalah popularitas kalian. Bagi yang merasa kurang jelas, silakan bertanya," jelas Irfan dengan suara datar.
Popularitas? Untuk apa? Pertanyaan itulah yang ada di benakku saat ini. Salah satu murid yang duduk di sampingku mengangkat tangannya, mungkin ia ingin bertanya.
Ia adalah pahlawan yang mewakilkan pertanyaan kami semua kepada Pak Irfan. Sekarang apakah pertanyaan itu akan terjawab atau tidak tergantung dari laki-laki yang ada di depan sana.
"Kalian pasti sudah dengar bahwa setiap bulan, murid yang bersekolah di sini akan diberi uang saku. Uang saku yang diberikan oleh Amemayu tergantung pada berapa banyak popularitas yang kalian miliki.
"Uang popularitas akan dibagikan setiap awal bulan pada hari Senin. Popularitas untuk anak-anak yang baru masuk adalah 10.000, dan uang yang kalian dapatkan adalah Rp10.000.000.
"Namun, kontak kalian dengan pihak di luar sekolah akan dilarang. Kalian juga tidak boleh menghubungi orang tua, keluarga atau wali kalian jika sudah bersekolah di sini.
"Semakin tinggi popularitas kalian, maka semakin banyak pula uang yang akan kalian dapatkan. Kalian bisa mengambil uangnya sepulang sekolah di ruang OSIS di lantai atas."
Semua tampak terkejut mendengarnya. Bukan karena kontak dengan orang yang dilarang membuat mereka seperti itu, ini sudah dikatakan saat sebelum mendaftar dan di brosur pendaftaran. Akan tetapi, tentang uang saku mereka yang sebanyak Rp10.000.000 tadi.
Sekarang aku mengerti kenapa di internet banyak yang bilang kalau bisa masuk ke SMA Amemayu walaupun akademisnya jelek pasti akan menikmati masa muda.
Aku sedikit heran, kenapa tidak ada seorang pun yang masuk sekolah ini mem-posting sesuatu tentang kehidupannya di sekolah, sebegitu ketatkah hubungan dengan pihak luar sekolah dilarang?

KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Melodi)
Genç KurguCerita tentang seorang gadis bernama Aila Permata Putri yang masuk ke dalam sekolah seni bernama SMA Amemayu. Aila yang ingin merasakan kehidupan SMA yang menyenangkan dengan teman-teman baru malah dihantam oleh kenyataan bahwa sekolahnya sama sekal...