24 Agustus 2025
Melelahkan, kami latihan tanpa henti selama kurang lebih dua jam. Aku rasa saatnya untuk meminta waktu berhenti. Memang kami harus menguasai lagu ini agar bisa tampil dalam pentas dua hari lagi. Untungnya, kami hanya buruk saat menyesuaikan tempo satu sama lain.
Permainan masing-masing individu sudah semakin membaik. Aku tidak pernah menduga kalau Tiara bisa mengajari seseorang dengan cepat. Sepertinya Pak Irfan harus menarik kata-katanya dulu saat bilang kalau kelompokku tidak bisa bermain musik.
Meskipun tadi hujan cukup deras, sehingga membuat aku dan Daniel datang dalam keadaan basah kuyup. Untungnya di studio ada handuk dan Sherly membawa pakaian ganti. Entah kenapa dia mempersiapkannya, aku juga tidak terlalu tahu.
"Kita udah lebih bagus, besok kita bakal latihan lagi, terus kita bisa pentas untuk lusa." Daniel tersenyum, beban hatinya sudah lepas. Sekarang laki-laki itu benar-benar mementingkan kelompok.
Respon yang lain hanya senyuman, tidak ada lagi suara. Mereka semua bersyukur akhirnya bisa melakukan pentas walaupun saat-saat terakhir. Anjas yang awalnya ingin menghancurkan kelompok sudah terbawa arus dan tidak mau meninggalkan sekolah.
Perubahan sikap Anjas ini aku dengar dari Sherly. Dia akhirnya menyadari kebahagiaan hidup masa SMA, sehingga mustahil akan menyerah atas perintah siapapun. Aku memang berharap seperti itu, tapi masih patut dicurigai karena Anjas masih kurang kumengerti daripada yang lain.
"Oh ya, ngomong-ngomong aku bakalan nanya. Apa kalian, Kelas D bakalan bikin Aila ketebak nanti?"
Suara Daniel langsung menjadi serius, pandangannya lebih tajam daripada yang biasa, tatapannya diarahkan pada Sherly dan Anjas secara bergantian. Tentu saja suasana sekarang jadi sedikit lebih tegang.
Fakta bahwa ternyata Daniel juga berurusan dengan Ryan dan dia yang mengetahui aku juga berkonfrontasi dengannya membuat sebuah pertanyaan di kepala Daniel. Tampaknya, dia mengetahui perihal rencana Kelas D untuk mendapatkan banyak poin.
"Aku enggak bahkalan ngelakuin itu. Aila itu teman aku satu-satunya!" tegas Sherly dengan penuh keyakinan, dia sudah mengumpulkannya sejak tadi.
Sherly mengepalkan tangan dengan erat dan sedikit mengangkatnya ke depan, memberikan kesan bahwa dirinya bersungguh-sungguh. Meskipun ia sedikit gemetar, karena pasti memalukan ketika berkata seperti tadi. Kesungguhan di matanya bukan main-main.
Senyuman tipis terukir dari bibir Daniel, sepertinya dia paham betul dengan keseriusan yang diperlihatkan oleh si pemalu yang bahkan menganggapku teman satu-satunya. Dengan kata lain, dia percaya pada Sherly yang bahkan bisa berbicara tegas ketika menyangkut diriku.
Mendapat pernyataan seperti itu saja sudah membuat hatiku merasa senang dan ingin terus bersamanya. Namun, ini bukan saat yang tepat. Orang yang paling berpotensi membuatku terkena dropout belum juga bersuara. Andai orang itu seperti Sherly aku pasti akan sangat menyukai kelompok ini.
"Emangnya kamu tau apa!?"
Sontak suara Anjas yang agak meninggi membuat perhatian kami teralihkan. Kepala anak itu menunduk, sambil menggenggam kuat-kuat kepalan tangannya.
"Kamu enggak bahkalan ngerti kalau kamu enggak satu kelas sama Ryan. Dia itu akan hancurin orang lain supaya bisa capai keinginannya sendiri. Kamu yang cuma lihat dari luar mana mungkin bisa ngerti!" emosi Anjas makin meluap, dia sama sekali tidak peduli lagi dengan keberadaan kami.
Daniel yang memahami situasi memanas menyuruh kami bertiga untuk keluar lebih dulu. Sementara dirinya akan berbicara empat mata dengan Anjas. Sebenarnya aku ingin menolak dan memilih untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.
Akan tetapi, Sherly langsung menarik tanganku, begitupula dengan Tiara. Aku benar-benar mau tahu mereka membicarakan apa. Biarlah, sepertinya mereka tidak akan berkelahi di dalam sana, mengingat studio adalah properti salah satu staf SMA Amemayu. Berbahaya jika mereka berkelahi dan diketahui pihak sekolah.
"Kamu enggak sadar ya, kalau Daniel ngelakuin itu semua buat kamu," ujar Tiara melepaskan tanganku saat kami sudah keluar dari sana.
Aku paham betul akan hal itu. Hanya saja aku khawatir kalau Daniel melakukan tindakan yang sembrono seperti sebelumnya. Apalagi kalau nanti Nopi sadar dan memberitahukan segala perbuatannya. Tentu saja dia pasti akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dari dropout, pidana misalnya.
Meskipun begitu, aku masih merasa janggal. Apalagi Tiara seakan-akan tahu apa yang terjadi antara Kelas D dan Kelas F, hal ini bisa menjadi fakta kalau sebenarnya ia tahu kalau pencuri lagunya bukan aku.
Tetapi, kenapa mereka melakukannya? Dan apakah ada seseorang dari balik layar yang memainkan peran lebih besar? Apakah Amemayu Children's? Tidak ada orang yang muncul dibenakku, aku masih belum banyak bertemu orang-orang dari kelas lain, Dan aku belum menemukan orang dengan tingkat bahaya tinggi.
Aku masih sibuk dengan pikiranku, sehingga tanpa sadar Tiara sudah berjalan jauh menuju kembali ke asrama. Sekarang hanya tersisa aku dengan Sherly di sini, di bawah langit sisa-sisa hujan tadi. Perumahan staf sepi seperti biasa karena hari minggu, kami berdua seakan berada di komplek mati.
![](https://img.wattpad.com/cover/219120245-288-k496693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Melodi)
Ficção AdolescenteCerita tentang seorang gadis bernama Aila Permata Putri yang masuk ke dalam sekolah seni bernama SMA Amemayu. Aila yang ingin merasakan kehidupan SMA yang menyenangkan dengan teman-teman baru malah dihantam oleh kenyataan bahwa sekolahnya sama sekal...