41-Meeting

1.3K 253 39
                                    

"Wow." Mark yang duduk pada kursi paling ujung dari balik meja yang ditata membentuk 'u' itu terang-terangan menatap takjub. "Impresif."

Wajar. Ia tak pernah tau sejauh mana kemampuan Mirae. Yang dia tau hanyalah gadis itu pandai mengomel. Melihat Mirae membawakan presentasi dengan konsepnya...

"Itu keren." Taeyong yang menambahi, setengah berbisik kepada Mark.

Sementara CEO agensi yang duduk tepat di tengah mengangguk pelan usai mendengarkan dan memperhatikan secara seksama presentasi Mirae mengenai konsep comeback NCT127 tiga bulan mendatang.

"Bagus juga, untuk karyawan baru sepertimu," kata lelaki itu.

Tentu Mirae yakin pasti akan disetujui. Apalagi melihat pimpinan agensi itu tersenyum puas dengan presentasinya. Walaupun Mirae tidak yakin konsep yang diperbaharuinya ini akan berhasil atau tidak, akan menarik atau tidak. Yang paling penting, apa membuat para penggemar orang-orang di hadapannya ini puas atau tidak.

Mirae mengulas senyum kecilnya. "Terima kasih," ucapnya kemudian.

Merasa bahwa tidak lagi ada pertanyaan yang diajukan, baik dari beberapa orang agensi maupun member, Mirae membungkuk singkat menyudahi presentasinya, lantas kembali pada kursinya. Ia mendaratkan diri tepat di samping Haechan.

"Nona Choi,"

Mendengar namanya dipanggil. Mirae langsung menolehkan kepala kepada Lee Soo Man disana. "Iya?"

"Bisa membuat konsep untuk grup lain juga?"

Pertanyaan barusan membuat Mirae menarik kedua sudut bibirnya. "Berapa lot saham yang anda tawarkan untuk itu?"

"Kalau penjualan album meningkat, tentu akan kuberi beberapa." Lelaki itu kembali berucap, tampak bersungguh-sungguh.

Namun, Mirae tak menanggapinya. Ia hanya tersenyum kecut. Beberapa orang agensi lantas pamit keluar, menyisakan para member, manager, dan Mirae yang masih di dalam sana.

Mirae mengamati hingga Lee Soo Man dan orang-orangnya keluar dari ruangan. Sebelum kemudian mendekat kepada Haechan di samping kirinya. "Memang berapa harga album kalian?" tanyanya penasaran.

Menurunkan maskernya, Haechan balas setengah berbisik. "Jangan percaya padanya, yang bertahun-tahun disini saja tidak mendapat saham semudah itu. Mana mungkin dia akan memberimu?"

"Ya, kita lihat dulu," balas Mirae kemudian mengembalikan posisi duduknya. Gadis itu lantas bangkit, melangkahkan kaki keluar dari ruangan tanpa mengatakan apapun lagi, hanya menyisakan para member di dalam ruangan tersebut.

Kakinya melangkah menyusuri koridor hendak ke ruangan pamannya, berpikir pamannya sudah kembali dari Jepang sebab ia menemukan Haechan disana.

Tak lama, langkahnya terhenti tiba-tiba. Telinganya menangkap samar-samar suara yang membuat kepalanya menoleh ke arah kanan, mendapati sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka.

Mendengarkan sejenak suara musik yang hinggap di telinganya, sebelum kemudian Mirae melangkahkan kaki untuk melangkah mendekat. Tangannya terangkat menggenggam gagang pintu, mendorong perlahan pintu itu, memberikan celah yang lebih lebar untuknya menatap ke dalam, hingga suara yang tadi ia dengar samar kini menjadi sangat jelas.

Netranya mengamati isi ruangan. Studio musik, pikirnya. Mendapati seseorang tengah duduk dibalik monitor sembari bertopang dagu, Mirae kemudian melangkah untuk masuk, menutup rapat pintu ruangan tersebut.

Mungkin mendengar suara pintu yang tertutup, menyadari orang lain masuk ke dalam ruangan, lelaki itu lantas memutar kursinya, netra dibalik kacamatanya lantas  mendapati Mirae yang sudah berdiri beberapa jarak darinya.

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang