31-Deja Vu

1.6K 261 33
                                    

"Ambilkan untukku juga." Jisung berseru pada Jaemin yang berdiri untuk mengambil sebotol air.

Para member baru saja menyelesaikan latihan mereka untuk penampilan pada acara akhir tahun nanti. Lumayan melelahkan. Tapi, itu yang namanya pekerjaan.

Jaemin kembali sembari melemparkan sebotol air yang diambilnya pada jisung sebelum kembali duduk dilantai dengan kaki yang berselonjor.

Ia bertumpu pada kedua tangannya, lantas menoleh pada Jeno di sampingnya yang juga nampak kelelahan. "Jeno -ya," panggilnya.

Sang empunya nama menoleh, menatap lekat teman dekatnya yang satu itu.

"Bagaimana?" Jaemin kembali bersuara.

Sementara Jeno menautkan alis menatap bingung. "Apanya?"

"Dengan Kim Ah Reum."

Mendengar itu membuat Jeno kemudian tertawa kecil, entah bagian mana yang lucu. Ah, Jaemin memang tau segalanya. Jeno lantas mengangguk kecil merespon. "Ya, begitu."

"Kau ini mau mati, ya!?"

Kedua lelaki itu mengerjap, lantas menoleh ke sisi lain ruangan begitu suara Renjun menyambut telinga mereka. Dimana keributan tengah terjadi disana. Membuat keduanya menggeleng dan menghela.

"Apa? Dari kemarin ancamanmu begitu-begitu saja." Haechan menyahut disana dengan ekspresi sok menantang, keributannya bersama Renjun memenuhi ruangan di sela-sela istirahat mereka.

"Ya... Seperti itulah cara Haechan beristirahat." Jaemin bergumam sembari tertawa kecil. "Mau ikut tapi malas."

Gumaman Jaemin yang terdengar sampai Jeno itu membuat lelaki itu kembali tertawa, tersenyum manis sebelum akhirnya ia kembali menoleh dan menatap kepada Jaemin dengan kedua alis yang terangkat ke atas. "Kau bagaimana?"

"Apanya?"

"Dengan Choi Mirae."

Mendengar itu membuat Jaemin tertawa kecil dan menghela. "Belum tahu, tidak ingat," katanya, "atau pura-pura tidak ingat?"

"Kenapa tidak beritahu dari awal?" Jeno menatap penasaran.

"Bingung bagaimana." Lagi-lagi lelaki itu menghela pelan, menengadah menatap langit-langit ruangan sebelum melanjutkan. "Lagipula memang kecil kemungkinan untuk dia ingat sih, apalagi Mirae itu benar-benar tidak pekaan, kau tau?"

Jeno tertawa kecil, lantas menggeleng pelan. "Sudah tau dia begitu, dan kau tetap diam saja."

Lelaki itu mengidikkan bahu tidak peduli, menghentikan topik percakapan, ia lantas berbalik menatap kaca ruang latihan. Menatap pantulan dirinya disana, beralih mengacak surai legamnya yang agak basah karena keringat. "Aku mau ganti warna rambut, bagus warna apa ya?" katanya.

"Kau baru habis menggantinya, dan mau ganti lagi?" Jeno berbalik, menatap ke arah sama dengan Jaemin sembari menautkan kedua alis heran. "Hair stylist itu akan mengomelimu nanti."

"Tidak apa sekali-kali. Ia jarang mengomel kok." Lelaki itu kembali membalas, tangannya bergerak kembali menata rambutnya. "Mirae menatapku aneh, dia bilang tidak tahan kalau aku pakai warna hitam."

Perkataan Jaemin lantas mbuat Jeno kembali menatap penuh keheranan. Baru hendak buka mulut kembali membalas, Jaemin sudah berdiri dari duduknya.

"Aku mau cari Park Yena saja," ujarnya cepat dan langsung berbalik keluar dari ruang latihan.

Jeno yang masih terduduk disana mengerjap memandang Jaemin yang sudah menghilang dari balik pintu ruangan sebelum menggeleng pelan dan menghela. "Padahal dia sama tidak pekanya."

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang