6-Problem

3.9K 547 8
                                    

Setelah mobil Mirae pergi, untuk kembali ke rumahnya, Jaemin pun juga kembali ke hotel. Mengeluarkan ponsel dari saku untuk melihat jam, pukul sembilan malam waktu Amsterdam. Lumayan lama dia menghabiskan waktu dengan Mirae.

"Permisi,"

Jaemin langsung menoleh, mendapati dua orang gadis yang baru saja menegurnya, lantas menaikkan kedua alis, "Iya?" Tidak menyangka dia akan menemukan orang berbahasa Korea di sini selain Mirae.

"Omo!" Kedua gadis itu sontak langsung menutup mulut dengan netra yang melebar, "Betulan Jaemin," sambung salah satunya yang berambut pirang, tapi wajahnya mirip orang Asia, yang satu lagi bersurai hitam di kucir kuda.

"Kenal aku, ya?" Jaemin mengulas senyum khas-nya.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengenalmu." Gadis berambut pirang itu mengeluarkan ponsel dan menunjukan wallpaper ponselnya pada Jaemin.

Lelaki itu tidak melepas senyummya, melihat fotonya terpampang di layar ponsel gadis tersebut. Wah, tidak menyangka juga bertemu penggemar disini. Jaemin tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Boleh kami minta foto?"

Tuh, kan.

Jaemin mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung. Dia tidak ingin menolak sebenarnya, "Maaf, aku tidak bisa kalau itu."

Mendengar jawaban Jaemin membuat kedua gadis itu saling melirik sekilas, sebelum mengedarkan pandangan kesana kemari dan kembali menatap Jaemin, "Kenapa? Kau tidak dengan managermu, kok."

"Tetap saja..."

"Permisi, ada apa ini?"

Mereka bertiga lantas menoleh bersamaan begitu mendengar suara seorang gadis yang baru saja menghampiri mereka, dengan tatapan tajam memandang ketiganya bergantian.

Jaemin mengerjap melihat siapa yang baru saja datang sampai gadis itu menatap dua orang asing yang mengaku sebagai penggemar Jaemin barusan lantas berucap, "Pergi sana, aku managernya."

Kedua gadis itu saling menatap lalu membungkuk sedetik kemudian sebelum berbalik dan segera meninggalkan Jaemin disana yang juga bingung sendiri lalu menoleh. "Kau terlalu kasar, Mirae."

"Kalian ada jadwal apa, sih, disini? Mana mungkin sassaeng mengikutimu kalau ini benar-benar pribadi." Mirae langsung menyergah cepat, "Kalau sudah terjadwal dari agensi, mana managermu?"

"Sudah kubilang mereka sedang dalam perjalanan ke sini." Jaemin menghela kemudian, "Dia penggemarku, jangan kasar seperti itu, dong."

"Kau yang terlalu baik, Na Jaemin." Mirae membalas sembari merotasikan bola mata, "Kau tidak tau, kan, mereka mengikutimu?"

"Iya, tapi bisa, kan, beritahu baik-baik?"

Mirae menghela, "Terserahmu, lah," ucapnya kemudian lalu menyodorkan sebuah dompet berwarna cokelat kepada Jaemin, "Ketinggalan di mobilku."

Jaemin pun meraih benda itu sebelum Mirae langsung berbalik ikut pergi Meninggalkan Jaemin tanpa mengucapkan apapun lagi. Membuat Jaemin mengusap tengkuknya keheranan, "Apa aku salah bicara, ya?"

Ia kemudian menghela lantas berbalik melangkahkan kakinya menuju ke arah lift. Menekan tombol lift tersebut sampai pintunya kembali tertutup, membawa Na Jaemin hingga sampai ke lantai empat sebelum pintu lift itu kemudian terbuka kembali.

Jaemin lanjut melangkahkan kakinya, menuju ke kamar. Tiba-tiba saja ia menghentikan langkah mendapati seseorang yang tengah berjongkok tepat di depan pintu kamarnya. Ia menoleh kesana kemari, ntah untuk memastikan apa.

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang