Setelah menyelesaikan segala hal yang memang harus dia selesaikan untuk masuk kuliah, Mirae keluar dari gedung universitas tempatnya mendaftar itu sembari menghela, menyingkap rambutnya ke belakang dan berkacak pinggang. Mata nya mengedar ke sekeliling areal universitas dan menghela sekali lagi.
Susah payah dia pergi untuk lepas dari kehidupan monoton yang membosankan, pada akhirnya hal yang dia hindari itu malah menghampirinya lagi.
Dari beberapa orang yang juga keluar bersamanya dari gedung universitas tersebut, mata Mirae terpaku ke arah seorang lelaki dengan topi hitamnya tengah berjalan mendekat dengan senyum yang merekah sembari menatap ke arah Mirae.
Gadis itu menautkan alis sampai akhirnya lelaki tersebut berdiri di hadapannya lantas berucap heran, "Jaemin? Ngapain?"
"Jemput kamu mungkin?"
Mirae menaikkan sebelah alis. Mulai lagi. Jaemin makin hari makin aneh, atau memang? Ia menghela sembari merotasikan mata, "Aku bawa mobil."
Jaemin mengerucutkan bibir ke samping, mengedarkan netra seolah tengah berpikir sebelum kembali menatap ke arah Mirae. "Kalau gitu nyamperin?"
"Kan, kubilang aku akan menjemputmu seusai tesku," ujar Mirae kemudian, "Kenapa malah kesini?"
"Suka-suka kaki ku, dong."
Gadis itu terdiam, menatap tak percaya ke arah Jaemin lantas mendengus kesal. Sepertinya dia pernah mendengar yang seperti itu... Ah iya, Renjun pernah mengatakan hal serupa namun tidak sama padanya. Mirae kemudian kembali menghela, "Kau meninggalkan Renjun di hotel?"
"Dia tadi masih tidur, jadi kutinggal," jawab Jaemin kemudian kembali mengembangkan senyumnya ke arah Mirae, "Ayo, kita jalan saja."
"Dia kelelahan." Mirae berucap pelan lalu dengan santainya melangkahkan kaki melewat Jaemin yang langsung berbalik dan mengerjap.
"Astaga, Mirae. Kau anggap apa aku disini?" Bukannya mengikuti, Jaemin hanya diam di tempatnya berdiri memandangi Mirae yang terus melangkahkan kaki.
Menyadari Jaemin yang belum ada di sampingnya, Mirae lantas membalikkan badan mendapati Jaemin tengah memandang ke arah nya tanpa ekspresi membuat Mirae berdecak sebelum mengeluarkan suara agak nyaring agar Jaemin mendengar. "Hey, Na Jaemin, kau sedang apa disana? Jij dom!" (Dasar bodoh)
"D-dom!?" Jaemin bergumam tak percaya mendengar apa yang baru saja dikatakan Mirae terhadap dirinya, yang benar saja, padahal Jaemin sudah mengerti apa maksudnya itu. Ia mengedarkan pandangan, menyadari beberapa orang tengah menatapnya sembari cekikikan, membuat Jaemin mengatupkan bibir rapat-rapat, bikin malu, rasanya ia mau menenggelamkan diri. Ia menatap Mirae yang juga menatapnya tanpa dosa sebelum kembali bergumam pelan, "Verdomme."
Lelaki itu lantas melangkah cepat ke arah Mirae, menghindari tatapan orang-orang. Bersyukur, tidak ada yang mengenalnya di sini. Tidak tahu kalau ada yang diam-diam mengambil gambar dan menyebarkannya di internet, sih. Semoga tidak.
"Kau tadi mengumpatiku, kan?" Mirae langsung menyambar tatkala Jaemin sudah berada di hadapannya, "Kau bilang apa?"
Mengabaikan pertanyaan Mirae, Jaemin melenggang melewatinya lebih dulu menuju kemana tempat mobil Mirae diparkirkan.
Mirae membalikkan badan, menatap Jaemin yang melenggang dengan tatapan tak percaya, "Astaga, Jaemin. Kau anggap apa aku di sini?"
Jaemin yang sudah sampai lebih dulu di mobil Mirae lantas berbalik menatap Mirae yang masih pada tempatnya. "Hey, Choi Mirae, kau sedang apa disana? Jij --" Ia menghentikan kalimat dengan kedua bibir yang terkatup lantas bergumam pelan pada dirinya sendiri, " Astaga, Jaemin, jangan bicara kasar ke perempuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Manager ✔✔
Fanfiction[Sequel of Manager || NCT Dream] ___ Choi Mirae melanjutkan kembali kehidupannya sebagai Choi Rachel di negaranya setelah dengan berat hati meninggalkan Seoul dan pekerjaannya sebagai manager. Completed ✔