25-Next

1.7K 290 23
                                    

Sepertinya Mirae dan Anna terlihat sibuk hari ini. Meninggalkan niat keduanya untuk beristirahat setelah membersihkan seisi rumah, sekarang Mirae tengah mendorong troli menyusuri tiap rak supermarket bersama Anna di sampingnya alih-alih terlelap di dalam kamar.

Anna mengambil barang-barang yang sekiranya dibutuhkan di rumah. Meletakkannya dalam keranjang, sementara Mirae hanya mengikut membiarkan Anna melakukannya. Anna mungkin jelas lebih tahu apa saja yang dibutuhkan ketimbang dirinya yang tidak pernah peduli dengan barang-barang yang dibutuhkan bahkan isi kulkas di rumah.

"Yang tadi itu pacar Ellen?" Anna melirik sedikit kepada Mirae sembari melihat-lihat kedua kaleng di genggamannya dan memasukkan benda itu ke dalam troli. 

Mirae diam sejenak, terus melangkah beriringan dengan Anna sebelum akhirnya bersuara. "Tidak baik menguping pembicaraan orang."

Anna terpaku mendengar balasan Mirae. Sedetik kemudian mendengus pelan dan kembali melanjutkan langkahnya. "Kalian saja yang bicaranya terlalu keras."

Mengidikkan bahu tak peduli, Mirae kemudian hanya menghela pelan membiarkan Anna terus melanjutkan aktivitasnya. Padahal jelas-jelas dia dan Yuta mendengar suara pekikan Anna tepat di balik pintu kamarnya. 

Anna mengembalikan tatapan pada Mirae, netra cokelat mudanya menatap lekat wajah Mirae dari samping. Lantas tertawa kecil dengan seulas senyum miring yang terpatri pada bibir. "Wajahmu dipermak."

Terhenyak, memalingkan wajah mendengar ujaran Anna, Mirae lantas melengos dan menggeleng pelan. "Mempermak wajah hal yang lazim sekarang," balasnya, "ketinggalan zaman sekali."

"Terserah."

Seketika Mirae memelankan langkah begitu merasakan deringan ponselnya. Dibiarkannya Anna berjalan di depan sementara ia merogoh saku dan memperhatikan ponselnya mendapati kontak Ellen tertera pada layar. Segera Mirae menjawab panggilan tersebut dan menempelkannya pada telinga.

"Yuta sudah pergi daritadi." Mirae berucap. "Aku, dengan Choi Anna," lanjutnya kemudian sembari memperhatikan rambut cokelat milik Anna yang tergerai sepunggung dari belakang. Menunggu Ellen berbicara sebentar, sebelum akhirnya kembali menjawab. "Aku sedang diluar, nanti aku mengeceknya. Oke, sudah ya," katanya sebelum menutup sambungan telfon tersebut.

Dimasukkannya kembali ponsel itu ke dalam saku dan melanjutkan langkahnya mendorong troli hendak menyusul Anna. Namun, langkahnya terhenti seketika. Mendapati seorang lelaki tengah berdiri tepat di hadapannya, menatap lamat wajahnya dengan kedua alis tertaut sebelum ia lihat lelaki itu membuka mulut. "Choi Mirae?"

"Lho, Manager Nam? Kau disini?" Mirae mengangkat kedua alis, sedikit terkejut dengan keberadaan Manager Nam yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya. "Bukankah seharusnya ada di Amsterdam?"

"Baru saja tiba dan langsung mampir kesini." Lelaki itu —Nam Hyungwoon memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaketnya, sebelum kembali menatap Mirae bertanya penasaran. "Sejak kapan kau kembali?"

"Tadi siang," jawab Mirae, "yang lain sudah pulang?"

"Langsung ke kantor agensi dengan pamanmu."

Mirae diam sejenak mendengar jawaban Manager Nam. Sesaat kemudian menghela pelan. "Apa tidak lelah langsung pergi bekerja begitu?"

Tidak menyahuti, Manager Nam justru hanya tertawa kecil mendengar penuturan Mirae.

Mirae melirik ke belakang manager Nam, dimana Anna sudah jauh di depannya lantas mengembalikan pandangan ke arah lelaki di hadapannya. "Aku duluan, ya. Nanti kita mengobrol lagi," ujarnya cepat dan langsung melangkah dengan mendorong trolinya melewati manager Nam. Melangkah cepat menyusul Anna.

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang