43-Side Story

1.5K 270 44
                                    

Setelah menutup rapat pintu rumah, Mirae melangkah gontai masuk ke dalam. Rasa lelah pada seluruh tubuhnya benar-benar terasa tatkala ia tiba di rumah.

Telinganya langsung menangkap suara televisi yang ia lihat menyala di ruang tengah, membuatnya lantas menautkan kedua alis mendapati seseorang tengah duduk manis di atas sofa.

Dia tidak berpikir itu Choi Anna. Sebab tahu benar kalau Anna tidak mungkin menonton drama di televisi tengah malam begini.

Mirae langsung melangkah mendekat, sesaat mengerjap begitu ia melihat seorang wanita bersurai pirang lengkap dengan piyama biru mudanya tengah asik menonton serial drama sembari menyomot cemilan. "Ellen? Ngapain disini?"

Menyadari ada orang lain, yang disebut kemudian menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke samping tepat pada Mirae. "Kenapa?" Kedua alisnya terangkat dengan netra cokelat yang menatap lurus pada adiknya. "Ini rumahku."

Ya, memang benar sih. Mirae kemudian hanya menghela pelan, biarkan saja lah, pikirnya. Ellen memang seperti itu, pergi kemanapun ketika dia bosan. Kemanapun. Terlebih akhir tahun seperti ini. Mirae tahu kakaknya itu pasti sudah mengosongkan semua jadwalnya hanya untuk liburan ke benua manapun yang dia mau.

Mirae bergerak mendaratkan dirinya pada sofa lain. Meletakkan tasnya di atas meja, lantas menyandarkan diri. Matanya melirik sekilas ke arah televisi menampilkan serial drama yang ditonton Ellen dengan wajah serius, seserius itu menyaksikan rekayasa kehidupan orang lain. Mirae sampai menggeleng pelan melihatnya.

"Ellen," panggil Mirae kemudian, yang hanya dibalas dengan gumaman sebelum gadis itu kembali membuka mulut melanjutkan. "Enak tidak pacaran dengan Yuta?"

"Kalau ditanya seperti itu aku bingung untuk menjawab." Ellen melepaskan pandangan dari layar televisi untuk menatap pada Mirae kemudian. "Kami sama-sama sibuk, LDR beda benua pula, kau pikir yang seperti itu enak? Dan lagi, seharusnya dia menjemputku di bandara tadi tapi ternyata dia ada rapat. Rapat denganmu kau tau? Kami sudah satu negara nih, di atas tanah yang sama, seharusnya dia berada disini menonton film bersamaku sekarang, tapi dia malah pergi rekaman tanpa kembali. Hal-hal seperti itu kerap kali terjadi, tidak enak sih ya," jelasnya, "capek juga."

Tanpa sadar Ellen memutus fokus dengan televisi di hadapan mereka, menatap lurus pada Mirae dengan raut wajah yang jelas kecewa usai mengeluarkan seluruh keresahannya.

Mendengar penjelasan panjang Ellen, membuat Mirae kemudian menautkan kedua alisnya. "Kenapa tidak putus?"

"Kan, aku sayang dia."

Diam sejenak, Mirae akhirnya menghela pelan. "Dasar," dengusnya malas. Lantas langsung bangkit dari duduknya, mengambil kembali tas di atas meja dan hendak melangkah menuju tangga.

Namun, langkahnya seketika terhenti di belakang sofa tatkala Ellen kembali membuka mulut dan bersuara.

"Wah, dia benar-benar harus pensiun kalau kami menikah."

Menolehkan kepala, sebelah alisnya terangkat menatap dari belakang sebelum menyahut, "yakin sampai menikah?"

"Ya," Ellen berbalik, hendak melayangkan protes, namun Mirae sudah lebih dulu melangkah cepat sampai ke tangga. "Apa tidak bisa yakin dengan hal-hal baik?"

"Aku saja bisa putus kok dulu, kenapa kau tidak?" Gadis itu berujar sembari menaiki satu persatu anak tangga.

"Beda lah." Ellen kembali menyahut tak terima. "Mantanmu itu brengsek, jangan disamakan dengan kami berdua dong!"

"Hilih." Merotasikan mata malas, tak mengindahkan sahutan balik dari Ellen, Mirae hanya melanjutkan langkahnya menaiki tangga sebelum kemudian menghilang dari balik pintu kamar.

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang