11-Ellen

3.4K 499 16
                                    

"Kita disini sampai besok pagi, ya?"

Mirae langsung menaikkan sebelah alis begitu usai meletakkan kembali gelas ke atas meja lantas menatap ke arah Renjun, "Yakin?"

"Kenapa tidak?" Renjun mengidikkan bahu sebelum meraih segelas air dari atas meja dan meneguknya kemudian melanjutkan, "Kita boleh menginap di sini, kan?"

Mirae mengangguk menyetujui, bukan opsi yang salah, sih, Renjun ingin menginap di rumah pertanian milik orang tuanya ini. Tersedia beberapa kamar kosong untuk mereka berdua, dan ketenangan tempat ini memang cocok sekali untuk mereka menenangkan diri setelah kesibukan di hadapan kamera.

"Padahal aku sudah punya rencana berbelanja malam ini." Jaemin menyahut dengan bibir mengerucut ke samping. "Tapi menghabiskan malam disini juga tidak buruk."

"Kita bisa ke hotel sekarang untuk mengambil barang kalian, berbelanja, lalu kembali kesini saat menjelang malam. Bagaimana?" Mirae mengangkat kedua alis menatap Jaemin dan Renjun bergantian, menunggu persetujuan dari kedua lelaki tersebut.

Jaemin menoleh menatap ke arah Renjun di seberangnya. "Ini, sih, kita betulan liburan namanya."

Renjun balik menatap, menaikkan sebelah alis sebelum akhirnya menjawab, "Tidak ada masalah dengan itu, kan?"

"Memangnya kalian kesini bukan untuk liburan?" tanya Mirae lagi menatap kedua lelaki itu bergantian.

"Ya liburan, sih sebenarnya." Jaemin menjawab sembari mengusap tengkuk, "Tapi sambil mengambil rekaman untuk konten."

"Kok yang lain tidak ada?"

Mendengar pertanyaan Mirae, Jaemin lantas menatap pasrah, meloloskan sebuah helaan. "Aku sudah menjelaskan berapa kali padamu?"

Baru saja Mirae hendak membuka mulut lagi, perhatian mereka bertiga lantas teralihkan kepada sebuah nada dering ponsel. Membuat Mirae tersentak kaget dan langsung merogoh saku, mengeluarkan ponselnya yang ternyata menjadi sumber suara.

Menatap layar ponsel tersebut beberapa saat sebelum menjawab panggilan dan menempelkannya pada telinga kanan. Menunggu suara dari seberang sana berbicara, lantas membalas, "Ik ga nu," ucapnya sebelum menarik kembali ponsel dan menutup panggilan. (Aku pergi sekarang)

"Mau pergi kemana?" Jaemin langsung menyahut bertanya dengan alis yang tertaut. Mengundang Mirae dan Renjun yang menatap ke arah lelaki itu heran.

"Kau benar-benar belajar bahasa itu?" sahut Renjun, "aku tidak menyangka."

"Kubilang aku tau sedikit."

"Aku harus kesuatu tempat." Mirae menatap keduanya bergantian. "Kalian tidak apa disini?"

Kedua lelaki itu mengangguk bersamaan mengiyakan, sebelum Jaemin lantas kembali menyahut ragu. "Apa tempatnya jauh? Kau yakin mau meninggalkan kami? Lebih baik kami juga kembali dulu ke hotel agar tidak membuatmu bolak-balik, kan?"

"Memang kau tau aku mau kemana?" Menaikkan sebelah alisnya, Mirae kembali menyahut menatap Jaemin.

Beberapa saat, Jaemin malah mengeluarkan cengiran khas menampilkan deretan giginya. "Hehe, nggak, sih."

Mendengar jawaban yang dilontarkan Jaemin lantas membuat Mirae merotasikan mata malas. "Tempatnya tidak jauh dari sini, jadi tidak masalah."

Renjun mengerucutkan bibir ke samping, mengangguk bersamaan dengan Jaemin. Mirae pun ikut mengangguk kecil, merasa kedua lelaki itu juga sangat dapat dipercaya untuk berada di tempat tersebut selama beberapa saat. Toh, mereka juga bukan orang lain bagi Mirae. Mungkin saja bisa membantu membersihkan rumah -tidak, hanya bercanda.

"Baik, aku pergi." Gadis itu menyimpan kembali ponselnya dan langsung bangkit dari duduknya hendak pergi dari sana ... "Aww." Ia memekik tertahan bersamaan suara yang dihasilkan dari kakinya yang menabrak kaki kursi yang terbuat dari kayu itu membuat rasa seperti sengatan listrik sukses menjalar seketika.

Sontak mengundang tawa dari Renjun yang duduk di sampingnya melihat Mirae yang masih mengelus kaki. "Bisa-bisanya menabrak benda tidak bersalah itu?"

"Astaga, ceroboh sekali." Jaemin langsung berdiri dari duduknya, melangkah menghampiri Mirae. "Sakit?"

"Tidak." Gadis itu menyahut cepat dan membenarkan posisi berdiri, menatap Jaemin dan Renjun bergangntian. "Aku pergi," ucapnya lalu melenggang meninggalkan kedua lelaki itu begitu saja seakan tidak ada apapun yang terjadi. Jaemin menghela napas pelan, Mirae memang selalu begitu.

"Kasihan sekali kursinya."

Jaemin sontak menoleh ke arah Renjun yang kembali bersuara, menatap kursi tadi dengan tatapan polos tanpa dosa setelah ucapannya barusan. Seakan benar-benar menaruh simpati kepada kursi di sampingnya itu, sukses membuat Jaemin lagi-lagi menghela napas. "Coba lihat anak bodoh ini."

"Sekarang kita ngapain disini?" Renjun menengadah menatap Jaemin yang masih berdiri, melupakan ucapan bodohnya barusan, ia menaikkan sebelah alis sebelum melanjutkan, "Menggeledah rumah Mirae?"

"Mengapa kau mau menggeledah rumah orang?" Tidak habis pikir dengan pemikiran Renjun yang semakin hari selalu ada saja hal tidak masuk akal yang ia katakan. Lelaki itu pun berbalik badan. "Kita istirahat sejenak," ucapnya kemudian melenggang, melangkah menuju salah satu sofa yang terletak di sebelah ruang makan, lantas langsung menjatuhkan diri di sana sembari mengeluarkan ponselnya dari saku.

Jaemin memilih fokus pada ponsel dihadapannya sambil rebahan di atas sofa, mengabaikan Renjun yang sekarang tengah bingung apa yang harus dilakukan di tempat ini. Sepertinya dia tidak terbiasa dengan aktivitas yang lenyap tiba-tiba.

Tangan Jaemin bergerak membuka layar ponsel, memilih memosting foto yang ia ambil kemarin bersama Mirae di sekitar kanal. Lantas, tersenyum puas setelah sukses melakukannya. Melemparkan senyum senang ke arah ponsel melihat beberapa komentar yang langsung masuk –bahkan belum satu menit semenjak postingannya itu berhasil terkirim.

Mematikan kembali layar ponsel, ia lantas menoleh ke arah Renjun yang masih duduk di meja makan juga dengan ponselnya. "Renjun -ah, kau bawa buku dan pena?"

Renjun menoleh, sejenak berpikir dan menggelengkan kepala, menautkan kedua alis sedetik kemudian. "Untuk apa?" tanyanya bingung, untuk apa Jaemin menanyakan buku dan pena tiba-tiba. Memang dipikir Renjun membawa yang seperti itu disaat tadinya hendak berjalan-jalan?

"Aku mau mencoba menulis lirik lagi." Jaemin kembali menjawab lalu mengubah posisi nya menjadi duduk. "Mirae ada menyimpan disini tidak, ya?" ucapnya lagi sebelum Renjun mengidikkan bahu dan mengembalikan fokus pada ponselnya.

Lelaki itu lantas berdiri, meletakkan ponselnya di atas sofa dan melangkahkan kaki bergerak ke arah rak yang terletak di sudut ruangan. Barangkali ada buku catatan kosong atau selembar dua lembar kertas yang terselip di tempat itu. Nanti tinggal bilang ke Mirae –pasti diizinkan juga, kok, pikir Jaemin.

Renjun kembali menarik pandangan dari ponsel dan berbalik menatap Jaemin yang masih memilah-milah rak buku, lantas menaikkan kedua alis sebelum berucap dengan nada menyindir, "Mengapa kau mau menggeledah rumah orang?"

Yang dimaksud menghentikan aktivitasnya, menoleh ke arah Renjun dengan sebelah alis terangkat. "Suka-suka ku, dong."

"Heol." Renjun mendengus mendapat jawaban dari Jaemin, lantas memilih tidak peduli dan kembali fokus ke arah ponselnya.

Namun, beberapa saat kemudian pandangannya kembali teralihkan kepada seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut, menatap Renjun dan juga Jaemin datar namun menyiratkan keheranan di sana, lantas bergumam pelan, "Ellen noona?"

Yang disebutkan masih menatap heran keduanya, Jaemin ikut berbalik memperhatikan gadis dengan surai pirang sebahu itu sebelum Ellen kembali mengeluarkan suara. "Ngapain kalian?"

.
.
.
tbc

Hai, apa kabar?









Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang