44-Morning

1.6K 268 72
                                    

"Wae naneun neoreul mannaseo ~"

"Itu terus, lagu lain kenapa?"

"Do you wanna build a snowman ~"

"Ah, hyung! Kenapa lagu itu?!"

Renjun mengerjap, ia sedikit tersentak. Berbalik, mendapati Jisung yang tadi tiduran di sofa kini berubah posisi menjadi duduk menatap padanya, lantas Renjun yang tengah memoleskan selai pada selembar roti di atas meja itu mendengus pelan. "Ini anak kenapa sih??"

"Yuk, gelud yuk." Suara Jaemin tiba-tiba datang menengahi, menatap kedua temannya itu bergantian dengan seulas senyum tipis, seakan menunggu keduanya akan berkelahi betulan. Dimasukkannya kedua tangannya ke dalam saku mantel yang ia kenakan sebelum melanjutkan. "Ayo, baku hantam."

Tentu membuat Renjun dan Jisung menoleh bersamaan, menatap ke arah satu objek yang sama. Na Jaemin.

"Mau kemana?" Kedua alis Renjun tertaut tatkala ia bertanya, mengabaikan seruan-seruan Jaemin barusan, menatap penasaran Jaemin yang terlihat sudah rapi seperti hendak pergi keluar, sementara dirinya dan Jisung masih menggunakan piyama mereka. "Tidak ada jadwal lho sekarang."

"Mau ke agensi," jawab Jaemin.

"Mentang-mentang noona itu betulan kerja disana." Terdengar ledekan Jisung yang sekarang sudah mengubah posisinya menjadi berbaring di atas sofa. "Mau ketemu Mirae noona, kan?" tebaknya.

"Sok tahu sekali." Jaemin berucap tak acuh, lantas langsung berbalik dan melangkah hendak keluar disusul sedikit sahutan. "Aku pergi dulu."

"Orang kalau sudah bucin jadi kerajinan seperti itu, ya." Renjun kembali bersuara sembari menyantap roti di tangan kanannya.

Mendengar perkataan Renjun barusan membuat Jisung sedikit mengangkat kepala, dengan sebelah alis terangkat, membuka mulut ikut menyahut, "Apa cermin di kamar kurang? Perlu kita beli cermin lagi?"

"Anak ini betulan ingin berkelahi?"

"Kabur, ah." Buru-buru Jisung turun dari sofa, melangkah cepat pergi dari ruang tengah untuk segera kembali ke kamar sembari tertawa sendiri sehabis menggoda Renjun.

Mengawali pagi dengan mengusili salah satu hyung -nya adalah hal bagus untuk memulai hari sepertinya. Jarang terjadi sebenarnya, hanya saja Jisung sedang lagi aktif-aktifnya.

Sementara Jeno yang baru saja keluar dari kamar, menggeleng pelan setelah mendengar keributan. Melirik sekilas ke arah Jisung yang sudah masuk ke dalam kamarnya sebelum kakinya melangkah mendekat ke arah meja makan dimana ada Renjun disana.

Membenarkan letak kacamatanya, Jeno kemudian membalik salah satu gelas yang ada di atas meja, menuangkan air ke dalamnya. "Jaemin sudah pergi?" tanyanya kemudian, mengangkat gelas di atas meja, meneguk isinya sekali.

Sambil menikmati sarapannya, Renjun mengangguk merespon. "Baru saja."

"Aku bersepeda tanpa dia kalau begitu." Kembali diletakkannya gelas kaca pada genggamannya ke atas meja, menoleh kembali pada Renjun yang baru saja menghabiskan rotinya. "Mau ikut tidak?"

"Tidak deh, lagi malas," jawab Renjun, "ajak pacarmu aja sana."

Tanpa sadar Jeno tertawa kecil. "Belum pacaran."

"Yah, anak orang digantungin." Renjun menengadah, menatap ke arah Jeno. "Sama saja memang kau ini seperti Mirae noona."

"Bukan seperti itu ..." Tampak berpikir sejenak, Jeno menghentikan kalimatnya, tidak menemukan kalimat yang pas untuk mengelak dan membela diri serta menjelaskan, pada akhirnya ia hanya menghela napas pelan. "Aku punya alasan, Mirae pun pasti punya alasan."

Ex Manager ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang