"Jangan."
Tangan Jaemin yang hendak meraih kaleng bir diatas meja yang berada di hadapan mereka langsung terhenti seketika. Ia menatap bingung pada Mirae yang sepertinya sudah setengah sadar.
Gadis itu menggeleng pelan. "Jangan minum alkohol di dekatku."
Terdiam Jaemin kemudian, menatap heran gadis berkacamata di dekatnya. "Tapi kau minum."
"Yang penting kau tidak minum di dekatku." Mirae membenarkan letak kacamatanya. "Lagipula kau juga tidak suka minum beginian."
Jaemin menghela pelan, mengalah, benar sih dia juga tidak begitu suka minuman alkohol. Lantas dipandanginya Mirae yang bersandar pada sofa di belakang mereka, sementara mereka berdua duduk di bawah. Kemudian pandangannya berganti kepada empat kaleng bir kosong, dan satu yang belum dibuka diatas meja.
Kedua alisnya terangkat menatap Mirae. "Kau suka minum beginian?"
"Tidak juga." Mirae menggeleng.
"Lalu? Sebanyak ini?"
"Pengen aja," jawab Mirae sembari membenarkan letak kacamatanya, menatap kosong ke arah meja di hadapannya sebelum kemudian tangan kanannya terangkat untuk menyingkap rambut ke belakang.
Lagi-lagi Jaemin menghela, tangannya kembali terangkat meraih salah satu kaleng yang kosong diatas meja. Ia amati label pada kaleng itu, menyipitkan mata sembari menautkan alis membaca tulisan-tulisan kecil disana. Sebelum kemudian meletakkan kembali benda itu dan mengalihkan pandangan pada Mirae. "Kadar alkoholnya lima persen, tapi kau seperti minum soju."
"Aku tidak tahan alkohol."
"Tapi, kau minum."
"Pengen aja, kubilang."
"Pengen kok sampai banyak begini?"
Mirae mendengus, atensinya teralihkan, menatap lurus pada Jaemin, membenarkan letak kacamata, sebelum mulutnya kembali terbuka. "Kenapa kau jadi cerewet?"
"Kan memang?" Kedua alis Jaemin terangkat, menatap Mirae kemudian.
"Oh, iya. Lupa." Pandangan Mirae kembali teralihkan, memutus kontak matanya dengan Jaemin. Memandang ke depan sembari membenarkan letak kacamatanya. "Lagipula, aku masih sadar."
Jaemin memiringkan kepala, menatap sembari menghela pelan. Tangannya kembali terangkat, langsung melepaskan kacamata Mirae, mengambil benda itu dari Mirae dan meletakkannya diatas meja. "Tidak usah dipakai kalau tidak nyaman."
"Tau darimana tidak nyaman?" Kedua alis Mirae terangkat.
"Ya, tau lah. Sejak pertama kau pakai itu sering sekali membenarkan letaknya. Kesel tau aku melihatmu memakai sesuatu yang tidak membuatmu nyaman."
Menatap sekilas ke arah Jaemin dan kacamatanya yang baru saja diletakkan lelaki itu ke atas meja, Mirae kemudian hanya menghela pelan. Ia abaikan saja perkataan Jaemin itu. Entah kenapa hari ini rasanya ia benar-benar tidak memiliki semangat. Pandangannya mengarah kepada dinding kaca tepat di hadapan mereka. Tirainya terbuka, memperlihatkan gedung-gedung di bawah langit malam diluar sana.
Sementara Jaemin masih tak melepas pandangannya dari Mirae. "Ada sesuatu yang mengganggumu?" tanyanya kemudian.
Ia mendengar pertanyaan Jaemin, jelas, namun tidak ada niat untuk membuka mulut dan menjawab. Tenggorokannya terasa tercekat mendapat pertanyaan seperti itu. Dari Na Jaemin.
Tak kunjung mendapat sahutan Mirae, Jaemin hanya menghela samar. Membenarkan posisi duduknya, memandang ke arah yang sama pada Mirae. Keheningan kemudian melanda ruang tengah apartment Mirae dimana mereka berdua berada. Hanya menatap lurus ke arah kaca yang menampilkan suasana malam kota Seoul di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Manager ✔✔
Fanfic[Sequel of Manager || NCT Dream] ___ Choi Mirae melanjutkan kembali kehidupannya sebagai Choi Rachel di negaranya setelah dengan berat hati meninggalkan Seoul dan pekerjaannya sebagai manager. Completed ✔