Chapter 1

15.7K 502 38
                                    

Kring......

Nadia segera membuka matanya. Mengerjap-ngerjapkan matanya dengan tangannya yang meraba jam beker dinakas, Ia mengucek matanya sebentar sebelum akhirnya matanya terbelalak melihat sudah pukul 05.37, sedangkan dirinya baru saja bangun tidur. Jangan salahkan Ibunya atau siapapun gara gara tidak membangunkannya salahkan saja dirinya sendiri. Nadia tadi malam begadang. Untuk apa?, untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk idolanya dan menaikan hastag birthday idolanya itu. Ibunya sudah menyuruhnya untuk mandi setelah sholat subuh tapi dirinya malah memilih melanjutkan bobo cantiknya.

"Nad cepetan bangun nad, dah jam berapa nggak bangun, mamak siram air." teriak Nayla, Ibu Nadia dari dapur bawah dengan mengetok ngetok wajan sutilnya seperti tawuran agar nadia cepat bangun. Cara jitu membangunkan anak.

"Iya mah ini udah bangun kok." Nadia menutup mulutnya dengan punggung tangannya, mengelengkan kepala ke kanan dan ke kiri.

Gubrak...

Gubrak.....

Gubrak.......

Dengan gerakan cekatan secepat kilat Nadia mengambil seragam sekolahnya dan bergegas mandi. Sangat terburu buru sampai dirinya menyisir rambut dan mengosok giginya secara bersamaan.

"Lahiran kamu diatas?, lama banget cepetan turun sarapan, sebentar lagi kamu telat nad." seru Nayla dari bawah.

"Udah nih." Nadia menuruni tangga turun ke bawah.

"Nah gadang teros kamu ya kerjaannya, punya anak perawan satu nggak bisa diandalin subuh bukannya bantuin emaknya malah abis sholat ngebo lagi, tuh liat abang aja udah bantu beres beres nyuci piring." tunjuk Nayla pada Narendra yang sedang mencuci piring diwastafel.

"Pasti nanti juga abang minta duit belakangannya tuh." batin Nadia.

"Heh kamu kapan mau nyuci bajumu dah seember tuh dikamar kamu yang kayak kandang embek, tikus aja mlipir ketemu kamarmu." Nayla berkacak pinggang, ngelus dada dengan kemalasan anak perempuan satu satunya ini.

"Nanti."

Nadia meraih tangan emaknya untuk salim, cepat cepat Ia keluar sebelum Dek Ajeng Nayla membuka siraman qolbu untuk dirinya pagi ini apalagi kalo pembanding bandingan dengan abangnya bisa 2 jam nggak kelar kelar. Kalo saja ada penghargaan "Beban keluarga Award." sudah dipastikan Nayla paling pertama mendaftarkan putrinya untuk masuk ke dalam nominasi, peluangnya untuk menjadi pemenang sangat besar.

"Enggak sarapan dulu." teriak Nayla.

"Gampang nanti disekolah." jawaban spontan Nadia.

Nadia Salwa Cassandra anak kedua dan putri satu satunya dari keluarga kecil Cahyono dengan Nayla. umur Nadia sekarang 17 tahun, yup kelas 11 Ipa 2 di Sma Rajawali.

Nadia keluar dari pagar rumahnya dengan sepeda pink kesayangannya. Menghirup udara pagi yang menyegarkan sangat membantu merefresh otaknya yang masih ngebull kurang tidur.

Tiba tiba seorang anak laki laki berkacamata tebal menghentikan motor vespanya di depan Nadia.

"Nadia berangkat bareng yuk." ajak laki laki itu, Andy namanya, teman sekelas Nadia, cowok itu terus menerus mengejarnya, hampir setiap hari Andi melewati depan rumah Nadia untuk mengajaknya berangkat bareng padahal rumah mereka tidak searah atau sejalur ke sekolah, sungguh amat niat sekali cowok itu. Membuat Nadia tidak enak harus menolaknya kesekian kali.

"Nggak usah An, gue bisa berangkat sendiri, mulai sekarang Lo harus berhenti ngelakuin ini An, nggak usah muter balik cuma gara gara buat njemput gue lagian gue juga udah punya Raka sebagai pacar gue, maaf banget ya An gue juga nggak mau hubungan gue bermasalah kali ini." Nadia menangkupkan kedua tangannya dengan wajah memohon mengemaskan, semoga Andi memaafkannya dan tidak punya niatan menyantet Nadia setelah ini. "cinta ditolak dukun bertindak." kata kata itu seakan memutar diotaknya.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang