Chapter 47

3.4K 248 122
                                    

Paginya, Nadia menyentuh dahinya sendiri.

"Ahhahahah bodoh," gumam Nadia, menertawakan dirinya sendiri. Sudah tau Alvaro tak akan kembali masih saja Ia menunggu Alvaro dipinggir pantai tadi malam hingga jam 9. Sendirian, ingat itu. Nadia bahkan sampai menolak ajakan Alvano untuk kencan dengan alasan belajar, Nadia bohong.

"Drettt." Nadia menoleh, mengambil hpnya.

"Hemm."

Panggilan dari Alvano, cowok itu manis sekali. Alvano menjadi pacar Nadia yang sangat perhatian, pagi pagi saja sudah nelpon.

"Udah bangun?"

"Udah."

"Berangkatnya Aku jemput ya."

"Nggak usah Vano, Aku nanti minta anterin bang Rendra aja."

"Nggak usah buat susah oranglain."

"Oranglain? Dia abang Akulah, kamu tuh yang oranglain, Aku nggak mau ngrepotin kamu No, kamu juga ada rapat Osiskan  pagi ini, ntar kamu telat."

"Pasti Bang Rendra males nganter kamu, udah sama Aku aja ya biar aman. Aku jemput 06.15, cepetan mandi, dah sayang."

Rasanya datar, kayak njelanin hubungan tanpa perasaan itu nggak enak menurut Nadia. Nadia sampai merasa bersalah karena sangking baiknya si Alvano. Oh ya iya harus mandi cepat. Nadia melihat jam, sudah menunjukan pukul 06.15, Ah sial tinggal 15 menit lagi waktunya bersiap.

Tinn. Nadia mendengar suara klakson motor Alvano saat dirinya sedang berhias. Jadi Ia sedikit buru buru.

Setelah pamitan, Nadia langsung menuju Alvano, Ia melupakan sarapan paginya.

"Maaf jadi nunggu lama."

"Nggakpapa kok, bentar cantik." Alvano merapikan rambut Nadia yang sedikit tak tertata, lalu memasangkan helm pada gadis itu.

Nadia naik ke motor.

"Pegangan ya," ucap Alvano sembari memasukan tangan gadis itu ke saku hoodienya.

Nadia menyandarkan kepalanya dibahu Alvano, masih pusing gara gara kemarin malam.

Sampai disekolah.

"Nadia," panggil Alvano saat Nadia mau langsung cus ke kelas.

"Makan ya, gue tau lo belum sarapan." Alvano memberikan bekal yang telah seseorang siapkan untuk Nadia.

****

"Huh katanya yang terakhir tadi, kok ini masih lama banget si bapaknya, ceramahnya juga nggak penting banget, aduh pengen meninggoy nih kalo kayak gini," keluh Rahma disamping Nadia juga Wanda.

"Ih liat tuh Alvano yang jadi paskibra, cakep banget mana keringetan gitu, aduh jadi pengen jilat, Eh ralat maksud gue pengen ngelapin," ujar Wanda.

"Cowok terus lo, sampai cowok Nadia aja lo lirik" sindir Rahma.

"Hah serius? Heh ini canda kan, Nad lo jadian sama Alvano. Kok gue nggak tau sih," tanya Wanda penasaran terkejut.

Nadia hanya mengangguk, sinar matahari panas membuat perutnya sakit bersamaan dengan pinggangnya yang yang pegal gara gara akan hari datang bulannya membuat Nadia yang biasanya aktif tebar pesona sana sini menjadi kicep kayak anak kurang gizi.

"Lo sih perkara angkat jemuran aja sampe nggak berangkat huuu," ujar Rahma memaki Wanda.

Mata Nadia mengelap, suara ribut perdebatan Rahma dan Wanda sudah tak bisa Ia dengar lagi, Ia memegangi kepalanya sebelum ambruk tak sadarkan diri di lapangan.

Mereka semua jadi rusuh bukannya pada ngangkat atau gimana mereka malah rusuh ribut terlebih dahulu.

"Minggir!" teriak cowok tak berdasi.

Cowok itu mengangkat tubuh Nadia tanpa perintah, membawanya ke Uks.

"Wah seru nih, bukan pacarnya yang ngangkat  malah mantan deket," kritik Rahma, lalu mengikuti cowok itu bersama Wanda dibelakang. Mendingan ngikut daripada panasan di lapangan mendengar ceramah Pak Dandang yang tak ada ujungnya.

Setelah sampai Uks, Alvaro menidurkan Nadia yang pingsan ke brangkas, lalu berbalik untuk pergi.

"Lo nggak mau nunggu sampe Nadia siuman?" tanya Rahma pada Alvaro.

"Jangan bilang kalo gue yang gendong," ujar Alvaro datang dengan datar, cowok itu jadi dingin setelah menghadapi masalah yang rumit ini.

"Kalo masih suka jangan dipendam, cinta itu bisa pudar seiring waktu, jangan sampe lo nyesel saat Nadia udah berhasil ngilangin perasaannya buat lo seutuhnya," sindiran pedas dari Wanda untuk Alvaro.

"Alvaro, hiks hiks hiks, gue tetep bakal nunggu lo sampe lo balik," ujar Nadia tanpa sadar, cewek itu mengigau.

"Buruan deh lo pergi, takutnya Nadia jadi tambah gagal move on gara gara lihat lo lagi disini," ujar Rahma.

****

"PENGUMUMAN PENTING! PERSIAPKAN BESOK TANGGAL 8 APRIL 2021 KITA BAKAL MENGADAKAN CAMPING DI *********, BACA SETERUSNYA.........."

"Yuhuyyy,"

Semua orang menyambutnya dengan riang gembira. Suasana kelas jadi ramai pada jejeritan  setelah mendengar pengumuman tersebut.

"Yey Akhirnya kita rekreasi, bisa adem nih kepala sebelum kita ulangan akhir semester, lo gimana say senang nggak kok diem aja," ucap Rahma antusias.

Wanda dan Nadia yang sedang push rank pun menanggapi males malesan.

"Oh aja sih," ujar Wanda.

"Yey," ucap Nadia dengan nada biasa tetap fokus ke permainannya.

****

"Kapan lo mau berhentiin semua ini Roo, gue nggak bisa terus terusan akting kayak gini seolah olah gue jadi cowok yang baik buat Nadia, padahal itu semua gue lakuin karena lo yang minta, kasihan dia Roo, dia bakal terluka kedua kalinya, dan gue juga nggak bisa ngejamin kalo selamanya  nggak akan ada rasa sama Nadia, dia cewek baik aslinya, manis," ucap Alvano pada Alvaro yang sedang meninju samsak tinjunya.

Alvaro semakin brutal meninju, hingga samsak itu pecah, ini samsak ke 5 yang Alvaro pecahkan.

"Lo nggak bisa bohongin perasaan lo kan Roo?"

"Perasaan gue ke Nadia masih sama, tapi gue juga nggak bisa ninggalin Alleta gitu aja, Alleta lebih butuh gue No."

Spam next. Thank you.
Tbc.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang