Alleta meminta Alvaro untuk menemaninya menuju ke sebuah tempat.
Di sepanjang perjalanan Alleta melingkarkan tangannya di pinggang Alvaro. Tentu saja itu membuat Alvaro agak gimana gitu. Okeh risih.
Beberapa kali Alvaro coba melepaskan tentunya dengan bahasa yang tidak akan menyakiti Alleta.
Alleta dengan wajah yang Ia buat sepucat mungkin serta syal dilehernya memohon untuk Alvaro mau terus menghabiskan waktu bersamanya. Awalnya Alvaro menolak dengan alasan angin malam tak baik untuk kesehatan Alleta tapi tetap saja Alvaro luluh dan mau mengabulkan permintaan gadis itu.
"Alvaro lihat deh disana, itu bintang kita. Inget nggak dulu kita namain bintang itu sama sama," ujar Alleta.
"Ah iya," jawab singkat Alvaro.
Alleta merasa Alvaro dingin padanya.
"Namanya apa ya, oh gue nggak inget."
Satu jam mereka habiskan waktu bersama disana dengan raga Alvaro ada bersama Alleta namun jiwa dan hati Alvaro mengkhawatirkan Nadia. Pasti sekarang Nadia sedang berpikir macam macam tentangnya apalagi Nadia sempat mendengar pembicaraannya ditelepon dengan seorang perempuan. Bisa habis riwayatnya.
Sedangkan dibelakang Alvaro dengan Alleta yang sedang duduk berdua sembari melihat bintang ada Nadia yang meremas ujung bajunya menahan emosi.
Siapa yang akan menyangka Nadia sekhawatir itu akan Alvaro, siapa yang menyangka Nadia akan seposesif ini. Berani mengikuti Alvaro sendirian apalagi dirinya nekat sekali malah mengendarai motor gede milik abangnya ketimbang mengikuti menggunakan mobil.
"Dasar cowok brengsek, bangsat, anjing. Ahhhh bisa bisanya gue percaya sama dia. Hah cewek satu satu apaan sih taik kambing. Mungkin salah satunya." Nadia mengacak rambutnya frustasi.
Rasanya merapi sudah pindah ke kepala Nadia. Ingin sekali Nadia menghampiri kedua lalu membunuh mereka secepatnya. Saat marah disitulah jiwa psikopat Nadia berkobar.
Nadia pergi dengan amarahnya yang masih berkobar. Ia mengendarai motornya dijalan raya dengan kecepatan diatas rata rata serta mempermainkan malaikat maut. Mau dicabut belum waktunya nggak dicabut malah nantangin.
Nadia menyalip gerombolan geng motor dengan sangat tak sopan. Soalnya kesannya Nadia kayak gember gember gitu padahalkan asli knalpot kakaknya yang racing. Nadia tak bermaksud.
"Weh anjing siapa tuh."
"Gue kejar, kalian tunggu aja dibasecamp bakal gue habisin dia malam ini." TM mengejar sosok yang berani lewat tidak sopan di area kawasannya.
***
Nadia menghentikan motornya dijembatan layang. Lalu naik ke pembatas jalan.
Berteriak sekeras kerasnya menyalurkan kemarahannya agar menyatu dengan alam.
"Dasar cowok brengsek. Arghhhh. Aaaaaaaaaaaaaaa." Nadia teriak dengan volume maksimal tak perduli dengan pelototan tajam yang Ia terima dari orang orang yang melintas. Pasti dipikiran mereka Nadia adalah orang gila yang teriak sendirian dijembatan layang malam malam lagi. Aneh.
"Woy brisik lo." Suara bariton seseorang diikuti tempelengan yang membuat helm Nadia lepas karena Nadia memakainya dipucuk kepala saja. Oh tidak helm full face kesayangan kakaknya jatuh begitu saja di sungai bawah. Mati riwayatnya nanti.
Betapa terkejutnya TM saat mengetahui pengendara ugal ugalan yang menantang gengnya adalah seorang perempuan cantik dengan rambut panjang yang mengesankan persis seperti type idealnya kayaknya TM malam ini tak akan tega menghabisi melainkan membawanya ke ranjang eh ralat ke Kua dulu.
Nadia menoleh.
"Siapa lo, heh" ucapnya dengan nada songgong.
"Lo yang siapa berani beraninya lewat ngember ngember didepan gengs gue."
"Skip nggak penting. Sono lo pergi gue mau ngelanjutin teriak. Marah, sedih, dan sebagainya lo nggak usah ganggu kegiatan nangis gue," usir Nadia.
TM menarik pundak Nadia hingga gadis itu jatuh dari pagar pembatas ke dekapannya.
"Nggak usah sok manjat manjat segala lo, ntar jatuh baru tau rasa."
Nadia mendongak ke arah TM. Terpesona Aku terpesona. Sekian detik Nadia terpesona ketampanan TM lalu detik kemudian Nadia bangun, berdiri.
"Bukan urusan lo mau gue jatuh kek bunuh diri kek lo nggak usah sok peduli lo bukan siapa siapa gue."
"Kenapa nggak bundir di rell kereta aja biar lebih faster."
Anjir. Nadia melotot ke arah TM. Ganteng ganteng ngeselin.
Nadia terkejut dengan uluran tangan dari cowok itu.
"Nama lo siapa, boleh kenalan siapa tau jodoh." Satunya mengulur satu tangan menyugar rambut ke belakang sok ganteng si TM.
Emang bener ganteng sih Nadia jadi terpana. So simple banget buat Nadia suka ke cowok asalkan ganteng. Awokawok.
"Nadia Salwa Cassandra, Lo."
"TM," jawab TM singkat.
Nadia mengernyitkan dahinya, Nama jenis apaan tuh.
"Hah."
"Hah, hih, hoh. Namaku gue TM, Tri Mulyono, kenapa kependekan ya namaku, panggil sayang aja biar makin klop." TM mengedipkan matanya.
"Lo kenapa mata lo keseleo," ucap Nadia.
"Aduh cantik cantik bloon, ini tuh ngewink adek cantik," sahut TM.
"Sekolah dimana lo," tanya TM.
"SMA Rajawali."
"Serius? Gue juga gue kelas 12 Ips 3. Kalo ketemu jangan lupa sapa ya, lo sendiri kelas berapa."
"Cari aja sendiri."
"Heuh gampang gue kan udah tau nama lo."
Nadia naik ke motornya lalu menyalakannya.
"Mau kemana lo."
"Pulang lah ya kali nginep disini. Gue bukan gembel kali."
Saat akan menggas motornya tangan Nadia dicekal TM.
"Apaan sih."
"Pake helm gue, gue bakal nganter lo. Lo lagi emosi nggak baik bawa motor sendiri."
"Nggak usah gue bisa pulang sendiri." Nadia yang kekeuh langsung dibopong oleh TM untuk duduk dimotornya. memakaikan helm.
"Eh motor gue gimana."
TM bersiul lalu datanglah anak buahnya.
"Nggak usah khawatir kita bukan begal. Gue cuma mau nganterin aja."
****
Setelah mengantarkan Alleta kembali Alvaro menggas motornya dengan kecepatan ngeprank malaikat maut agar cepat sampai ke rumah Nadia. Alvaro ingin menjelaskan semuanya jujur.
Yak. Tepat sekali bertepatan dengan Nadia yang turun dari jok motor TM.
Kepala Alvaro tumbuh tanduk, telingganya panas. Tak bisa menahan emosi.Alvaro menghampiri dengan tergesa gesa lalu memdorong pundak TM kasar.
"Siapa lo berani pegang pegang cewek gue," ucap Alvaro.
"Huh? Cewek lo, dengerin baik baik dia cowok gue Kak TM kenalan dulu dong," ucap Nadia.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...