||MABB|| Dijemput

3.7K 289 10
                                    

Memberikan nomer wanya ke Alvaro adalah penyesalan terbesar bagi Nadia, rasa ingin memblokir pun meningkat, bisa bisanya laki laki itu terus terusan meneleponnya tanpa henti, bahkan Alvaro menyepam Nadia dengan ucapan selamat pagi dengan 1892 pesan tak terbaca yang membuat hape kentangnya ngelag seketika. Nadia membanting hapenya ke kasur dengan kesal dan membiarkan benda kentang itu tak tercharger hari ini, bodoamatlah moodnya sekarang lagi anjlok seperti mati lampu seketika.

🐧🐧🐧

Nadia memicingkan matanya saat mendapati Alvaro sudah berada didepan pagarnya sedang mengobrol akrab dengan Mamanya.

"Cowok itu lagi arghhh." Rasanya Nadia ingin kembali ke kamarnya, tidur daripada harus berangkat bersama dengan Alvaro.

"Nadia," panggil Nayla.

"Cepetun turun Alvaro udah nungguin kamu dari tadi tuh."

Nadia berjalan malas ke arah Mamanya dan Alvaro.

"Ngapain lo pagi pagi udah ada sini aja," tanya Nadia dengan nada ketus yang tak bisa Ia sembunyikan lagi.

"Gue mau ngajakin lo berangkat bareng, mumpung searah, iya kan sayang." Alvaro tanpa malu mengerlingkan matanya ke arah Nadia yang dibalas dengan gidikan ngeri oleh Nadia. Sedangkan Nayla malah baper dengan adegan keduanya.

"Udah deh buruan berangkat, nanti kalian telat," ujar Nayla.

Seperti sudah menjadi Ibunya sendiri, Alvaro pamit dengan salim cium tangan kepada Nayla.

"Pegangan dong, ntar kamu jatoh Nad," ucap Nayla mengetahui jarak duduk Nadia terlalu dibelakang.

"Iya mah." Nadia memasang senyum terpaksa yang terkesan jadi senyum iklan pepsodent, lalu Ia melingkarkan tangannya ke pinggang cowok itu.

💥💥💥

Nadia turun dari motor Alvaro bukanlah hal yang bagus baginya karena dirinya harus menerima tatapan sinis dari para cewek cewek yang mengidolakan Alvaro, bahkan mereka bisik bisik secara terus terang dengan melihat Nadia sekilas lalu kembali menghibah dengan raut wajah kesal, Nadia mencoba untuk bodoamat namun rasa kesal tentu masih ada didalam hati.

"Kenapa." Alvaro menarik tangan Nadia untuk menyentuh pipinya, "Kalo lo nggak nyaman sama tatapan mereka gue bisa kok bunuh mereka satu satu buat lo," ujar Alvaro enteng dengan cengengesannya.

Kenapa nih, tiba tiba saja Nadia merasakan ada yang bergetar didadanya saat mendapat gombalan dari mulut Alvaro. Nadia menjadi merasa aman terlindungi dengan genggaman Alvaro.

Cup.

Nadia mengusap pipinya yang baru saja Alvaro cium, ada apalagi ini lagi lagi Nadia merasa kaku, biasanya dia akan menampar seseorang yang tanpa permisi asal nyosor.

"Apaansih lo."

Alvaro malah tertawa lepas sedangkan wajah Nadia sudah berubah jadi merah padam.

"Lo udah mulai suka ya sama gue."

"Apaan sih gak," sahut Nadia berusaha cuek.

"Halah ngaku aja, muka lo tuh udah merah kayak udang rebus, nggakpapa kok kalo lo baper itu tandanya nggak sia sia selama ini gue ndeketin lo."

"Gaakk." Nadia berusaha menahan malunya, lalu langsung saja Ia pergi ke kelas daripada terus terusan diledek Alvaro, Nadia tidak akan kuat.

💥💥💥

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang