Nadia menatap malas ke arah Wanda dan Rahma yang sibuk membicarakan pasal kucing kucing mereka saat jam istirahat kedua.
"Busyet ya sih Puspita Maharani Putri Ayu Ningtyas alias Pus kucing gue sekarang udah lahiran lagi, mana sekarang total semua anaknya jadi 6 lagi, serius kalian nggak ada niatan mau ngadopsi gitu," ujar Rahma.
"Ya loh lumayan lah kucing lo masih bawa pulang tuh anaknya lah kucing gue sih, dia bulan lalu hamil gede banget terusan sekarang udah mimpes aja tanpa bekas, Ya Allah kasihan anaknya sekarang gue gak tau keberadaannya," ujar Wanda tak kalah sebal dengan perilaku kucingnya.
"Ya ampun mana dia sekarang sok kecakepan lagi baru lahiran udah meong meong aja sama si Ekso, kucing tetangga gue, sampe Mama gue kepikiran buat nyekokin si Miskah alias kucing gue pil kb biar nggak hamil hamil lagi," timpal Wanda.
"Eunghhh ya ampun udah ngapa ghibah kucingnya," sahut Nadia.
"Laper." Nadia mengelus perut ratanya dengan dramatis.
"Ke kantin gih sono," nasehat Rahma.
"Duit gue habis, traktir dong sayang sayangku, unchh." Nadia menatap keduanya dengan puppy eyes.
"Ee-ee jangan gue deh, gue ada tapi ini buat ongkos pulang, peace." Rahma cengar cengir.
"Gue juga habis tadi di istirahat pertama huweee," sahut Wanda.
"Aa siapapun beliin gue makanan dong gue mau mati nih." Nadia pura pura mati dramatis.
"Guys kalian butuh uang?."
"Hooh."
"Permasalahan ya gampang."
"Gimana kalo nanti malam kita open bo atau cari sugar daddy diclubing."
"Astagfirullah, ide yang bagus yuk Nad ikutan."
Nadia mengelengkan kepala, sebelum mendaratkan pukulan ke arah dua sahabatnya. Keduanya hanya cengir cengir menutupi kepalanya masing masing dengan tangan.
"Pengin seblak, es teh, es krim, coklat," keluh Nadia.
Tepat waktu, saat mereka tengah lapar laparnya, Marpuah, teman sekelas mereka datang dengan sekantung makanan penuh dan segelas boba yang semakin membuat mereka ngiler.
"Sabar sabar ini semua ujian." Wanda mulai mengigiti pensilnya buas.
"Selesai, pesanan akan sampai 5 menit lagi" ujar Rahma sumringah yang mendapat pelototan penasaran dari Nadia dan Wanda.
"Apanya yang selesai?"
"Pesanan lo Nad, gue udah bilang ke Haikal kalo Nadia lagi ngidam seblak, coklat dan eskrim," ujar Rahma.
Keduanya masih binggung dengan ucapan Rahma.
"Ih idiot lo pada ngeselin deh, jadi nanti pastinya Haikal bakal bilang itu ke Alvaro kan, terus pastinya bentar lagi Alvaro datang dengan pesanan sesuai aplikasi," terang Rahma tanpa dosa.
Wanda manggut manggut setuju dengan ide cemerlang Rahma.
"Ya Allah matikanlah mereka berdua ya Allah, tega kalian jadiin gue tumbal buat makanan, sumpah demi apapun gue udah kenyang, cancel Ma cancel," keluh Nadia nelangsa merasa didzolimi.
Dan benar saja, tidak menunggu 5 menit pas sampai bell masuk berbunyi Alvaro sudah masuk ke kelasnya dengan membawa sekantung penuh makanan.
"Alvaro sini," panggil Rahma tanpa malu.
Kini Nadia yang merasa malu luar biasa, dirinya merasa bukan siapa siapanya Alvaro tapi sudah lancang sekali minta apa apa, bisa bisa laki laki itu mengecap dirinya matre.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...