Chapter 56

4K 272 98
                                    

"Alvaro dibalik cepet buruan nanti keburu gosong kelincinya," ujar Nadia bersemangat, Aneh padahal tadi Nadia menangis nangis saat proses penyembelihan tapi kini pas hampir matang justru gadis itu yang maju terdepan.

"Andaikata ada kecap, saos, sama mayonaise pesti tambah sedap nih." Nadia tak sabar mencicipi kelinci panggangnya.

"Aneh di hutan kek gini siapa yang berani jualan kaya gitu," sahut Alvaro.

"Ya kali aja ada gitu mbak kunti atau sejenisnya," ujar Nadia sembarang.

"Heh, jangan bilang kek gitu, pamali ntar didatengin mampus lo."

"Emang ada hantu yang nonggol siang siang gini?"

Baru saja diam, Mereka sudah dikejutkan oleh bunyi krasak krusuk dari semak semak. Nadia menelan ludah kasar, Ia mendekat ke arah Alvaro.

"Apa gue bilang Nad, dia dateng sekarang karena lo manggil," ucap Alvaro yang memperburuk suasana.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa." Semuanya teriak termasuk Rahma dan Haikal yang kaget ikutan teriak juga saat Alvaro dan Nadia yang duluan teriak.

"Anjing ngagetin lo Bos, ternyata disini dicariin malah asik asikan berduaan mana dihutan lagi," ujar Haikal, berjalan menuju Alvaro Nadia.

"Kenapa lo ada disini, gue udah bilang buat jangan ikut masuk kan?" tanya Alvaro tajam.

Haikal cengenggesan, "hehehe pis Bos, gue disini nurutin onoh tuh," tunjuk Haikal ke arah Rahma yang lagu rangkulan dengan Nadia, "dia takut banget sahabatnya mati dimakan macan."

"Aaaa Nadia loh baik baik aja kan, nggak ada yang luka, ada yang luka nggak?" Rahma memeriksa badan Nadia dengan memutar badan sahabatnya.

"Maafin gue ya Nad, gara gara cowok gue sampe nggak nggeh lo ilang." Rahma merangkul kembali Nadia.

Nadia sesak karena sangking eratnya si Rahma memeluk.

"Eggg, iya iya gue maafin, elo nggak salah Ma, ini kesalahan gue sendiri."

"Huwaaaa, gue takut lo mati."

"Heh doainnya!"

"Berarti kita tersesat berjamaah gitu?" tanya Nadia.

"Enggaklah, tenang aja gue udah nandain jalan menuju tempat semula, jangan khawatir itu semua sudah terencana dengan sempurna," ujar Haikal.

"Loh kok Aku nggak tau Yang, kamu nggak ngasih tau Aku kalo kamu udah nandain," seru Rahma.

"Eh enggak Yang, tadi Aku cumaaaa..." 

"Oh jadi menurut kamu kalo Aku tau rencananya bakal ngeribetin kan, makanya kamu nggak ngasih tau Aku, okeh Aku tau Aku pembawa sial, ya udah iya Aku salah terus." Rahma cemberut sinyal sinyal kepmsan.

"Aduh bukan gitu sayang."

"Udahlah nggak usah ngajak ngomong bye."

Setelah perdebatan Rahma dan Haikal yang agak lama namun tidak membuahkan hasil, Akhirnya mereka mampu keluar dari hutan yang lebat menggunakan petunjuk yang Haikal buat, mereka mengikutinya dan benar saja tanda itu menunjukan mereka ke tempat semula mereka membuat tenda.

"Makasih ya Kal, nggak nyangka gue bakal utang budi besar ke Lo," ujar Alvaro ke Haikal.

"Santai aja kali Bos, kayak sama siapa aja." Haikal menepuk pundak Alvaro, "Udah sejauh mana nih perkembangan hubungan lo sama Nadia, punya waktu banyak kayaknya lo, udah njelasin ke dia? Jadian lagi nih, kuy pjnya lah Bos."

Alvaro mengeleng.

"Gue udah jujur, tapi gitu aja. Gue nggak nyangka Nadia bakal sedewasa itu."

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang