Chapter 7

4.7K 349 16
                                    


"Kalian berdua sekarang saling maaf maafan cepet." Vincent mendekati Karina, pria itu melingkarkan tangan kepinggang istrinya, namun Karina dengan cepat geser ke samping. "Apaan sih," ujar Karina dengan nada jengkel.

Alvaro menjabat tangan Alvano yang mengulur, berkata maaf tanpa menoleh sedikitpun.

"Yang bener dong."

"Ck, gue minta maaf," ujar Alvaro dengan terpaksa.

"Dah udah malam sekarang sekarang kalian berdua tidur," pinta Karina kepada kedua anaknya.

Alvano dan Alvaro bangun bersamaan, lalu pergi menyebar ke arah kamarnya masing masing.

"Mau tidur dimana," ujar Karina menginterupsi keduanya agar berhenti melangkah, keduanya menatap Mamanya bertanya tanya.

"Kalian berdua mulai hari ini tidur bareng, nggak ada alasan nggak muat ranjang kalian itu masing masing ukurannya kingsize jadi buat 2 orang itu masih cukup buat jumpalitan ngalor ngidul."

"Tapi."

"Nggak ada tapi tapian kalian tidur bareng sampe kalian akrab kayak dulu lagi, Alvaro kamu sebagai kakak harus mengayomi adik kamu, kalian pilih hari ini dikamarnya siapa ganti gantian, rembugan yang akur, dah Mama lelah mau istirahat duluan."

Karina mengecup kening putranya satu satu dengan penuh kasih sayang, sangking gemasnya tidak luput Ia juga mengacak rambut mereka.

"Good night sayang." Karina pergi ke kamarnya disusul Vincent.

"Hari ini tidur dikamar siapa," tanya Alvano.

"Ngebet banget lo pengen tidur sama gue," sahut Alvaro.

"Ekhemm." Karina berdekhem dari atas.

"Iya mah, ya udah hari ini tidur kamar gue." Alvaro jalan ke arah kamarnya diikuti dengan Alvano, sampai didepan kamar, Alvaro menatap tajam adiknya.

"Tangannya nggak usah culamitan nyentuh barang barang gue, awas aja lo, gue potong tangan lo sampe berani pegang." Alvaro melenggang masuk.

Alvano mengelengkan kepala heran, emang ada apa dikamar Alvaro. Apakah ada sesuatu yang berbahaya, atau mungkin bom, granat?. Mungkin saja.

🐍🐍🐍

Karina menyelimuti badannya dari kepala sampai ujung kaki dengan selimut. Matanya terbuka dalam gelapnya selimut, karena tangan Vincent melingkar di pinggangnya, Karina menyibak selimutnya.

"Aaaa," jerit Karina saat mengetahui didepannya suaminya sudah bertelanjang, walaupun sudah bersuami istri rasanya masih saja mengejutkan.

"Kamu sudah siap sayang, emm malam ini kita akan habiskan berapa ronde, hmm." Vincent menciumi puncak rambut istrinya.

"Pakai pakaianmu." Karina membenarkan kancing baju yang terbuka oleh tangan terampil Vincent.

"Kenapa?, bukannya hari ini periode datang bulanmu sudah selesai." Vincent menatap manik mata Karina heran.

"Aku tidak mood, kamu kasar sama anak, seharusnya kamu sebagai Ayah bisa lebih mengontrol emosi ketimbang anak anak, kamu menasehati mereka tapi kamu bahkan tidak bisa memberikan contoh yang baik, renungi dulu kesalahanmu." Karina berbalik memunggungi Vincent.

"Huft, iya tau Aku salah, Aku minta maaf ya." Vincent menarik Karina dari belakang ke dekapannya. Karina menelan ludah, sebenarnya dirinya juga terangsang namun ego keibuannya masih mendominasi untuk menolak suaminya, walaupun sebenarnya hal seperti ini dilarang oleh agama, jangan ditiru ya guys kalo suami kalian ngajak kalian harus memenuhi, itu kewajiban.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang