||MABB|| Kencan?

4.1K 276 22
                                    

Setelah lepas dari bekapan Alvaro, Nadia langsung mengandeng tangan Laki laki itu ke depan gerobak arumanis, dirinya akan membuat Alvaro kesal dengannya dengan merampok cowok itu habis habisan kali ini, Nadia harap kedepannya Alvaro akan kapok untuk mengajaknya jalan lagi.

Nadia menarik narik baju Alvaro, lalu dengan wajahnya yang ia buat seimut mungkin Nadia merengek ke Alvaro untuk dibelikan arumanis.

"Mau berapa?."

"Satu aja."

"Yakin satu aja, nggak sekalian segerobak gerobaknya," canda Alvaro lalu disusul dengan tawa laki laki itu yang khas.

"Nggak usah Alvaro, gue nggak serakus itu kali." Nadia menabok lengan cowok itu.

Setelah mendapat 3 bungkus arumanis dan sebuah boneka beruang besar dari tempat itu mereka berjalan menelusuri tempat itu, kali aja si Nadia mau beli sesuatu lagi, Alvaro tidak masalah asalkan gadis itu bahagia, namun Nadia justru yang merasa kesal niatnya untuk menjahili Alvaro tapi nyatanya malah cowok itu makin ceria.

Langkah Nadia terhenti saat berada didepan permainan kora kora, Ia menatap orang orang yang berada diatas tengah menjerit jerit entah itu jeritan ceria ataupun ketakutan tapi intinya Nadia ingin sekali naik wahana itu sekarang.

"Varo, naik yuk." Nadia menunjuk ke arah kora kora.

Seberkas ingatannya dengan Alleta dulu kembali terputar dipikiran Alvaro, Alleta sangat menyukai permainan ini, sewaktu mereka smp Alleta selalu memaksa Alvaro untuk menemaninya naik lalu Alvaro akan menyanggupi permintaan gadis itu dengan senang hati walaupun nanti sehabis naik Alvaro harus muntah karena tidak tahan dengan rasa pusing sehabis naik.

Satu hal yang membuat Alvaro mau mengejar Nadia adalah karena sikap gadis itu selalu mengingatkan dirinya akan Alleta, Alvaro selalu merasa gadis itu hidup kembali dan tumbuh lebih ceria dibanding sebelumnya, dari tatapan Nadia sewaktu diatap melerai antara Alvano dengan dirinya Alvaro melihat tatapan yang sama saat Alleta masih hidup, jujur Alvaro masih hidup dengan bayang bayang gadis itu.

Nadia menepuk pundak cowok itu yang malah terlihat benggong aja.

"Kok diam, kelamaan mikir lo--- udah naik aja."

Nadia mengeret cowok itu, setelah Alvaro membayar, Nadia memilih untuk duduk dikursi paling ujung, tempat yang paling menegangkan dan mematikan.

Nadia menjerit penuh bahagia saat kora kora itu mulai bergerak mengabaikan penumpang lain yang sudah melototi dirinya, bagi Nadia kebahagiaannya adalah yang utama, walaupun cara mengekspresikannya salah, tapi selang beberapa lama juga banyak kok yang menjerit tidak hanya Nadia saja.

"Huuu, pak kencengin lagi dong, kurang cepet nih," teriak Nadia dari tempatnya, Ia tak puas karena dorongannya terasa lambat baginya.

Sementara Nadia tengah berbahagia, Alvaro sudah merasakan pening saat gerakan ke atas untuk pertama, saat keatas rasanya dadanya seperti didorong dari belakang dan saat turun rasanya nafasnya tersendat, itu sangat membuatnya tidak nyaman. Sehingga dirinya memilih untuk diam memejamkan mata, bersandar di bahu Nadia.

Nadia yang merasa laki laki itu irit bicara Ia menatap ke arah Alvaro.

"Lo kenapa."

Alvaro membuka matanya.

"Hmm, gakpapa."

"Yakin, serius."

"Iya."

Nadia merasa ada yang salah dari cowok itu tidak biasanya Alvaro cuek dan mengabaikannya, entah kenapa Nadia merasa tak suka, lebih menyukai cowok itu dengan sifat tengil nan menyebalkannya.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang