Pagi pagi sekali sebelum bel masuk pelajaran dimulai Nadia, Rahma, dan Wanda sudah berada di kantin. Tadinya mereka ingin memesan mie ayam namun setelah beberapa kali dipertimbangkan secara matang matang mereka akhirnya memesan pop mie saja agar jika waktunya kurang atau mepet mereka bisa membawanya ke kelas untuk dilanjutkan makannya.
Aktivitas makan mereka bertiga terhenti dengan riuh ricuh cewek cewek yang berhamburan keluar kantin.
"Mereka pada ngapain." Nadia melihat jam di pergelangan tangannya, "masih jam 06.35, belum masuk kan? Heboh deh ada apa sih."
"Tauk, paling juga kalo nggak ada yang kecelakaan atau kebakaran, pasti ada cogan," sahut Wanda.
"Hust, kalo ngomong ntar kebakaran beneran nih sekolah gimana, gue belum dapat ijazah," ujar Rahma.
"Eh ada apa." Nadia memberhentikan salah satu siswi yang lewat untuk sekedar bertanya, ada apa mereka pada rame gitu.
"Aaaa kalian ikut aja yuk, diluar ada sesuatu yang luar biasa," jawab siswi itu penuh hiperbola, membuat mereka bertiga juga akhirnya mengikuti arah obyek yang dimaksud para siswi siswi lain, karena penasaran.
Di koridor tiba tiba ramai sesak dipenuhi para manusia gabut.
Mereka bertiga masuk kedalam lautan cewek cewek masih dengan pop mie yang mereka bawa dari kantin."Aaa busyett untung kita nggak ketinggalan momen momen seperti ini, kapan lagi kita bisa lihat 2 cogan kembar jalan bareng, aduh mas rahimku anget," ujar Rahma. Wanda dan Rahma ikutan ikutan teriak histeris.
"Gue nyesel, Aku dimana, Aku siapa." Nadia mengernyitkan dahinya sampai geleng geleng dengan tingkah kedua sahabatnya itu.
"Aduh mereka cuma lewat aja kenapa lo pada yang heboh sih." Setelah kata kata itu keluar dari mulutnya, Nadia mendapat tatapan horor dari para cewek cewek, membuat susah payah menelan saliva.
Alvaro dan Alvano datang bersamaan hari ini, walaupun keduanya belum saling berbincang satu sama lain sedari turun dari mobil hingga kini, mereka mematuhi perintah Mamanya itu barengan ke kelasnya. Alvano juga mendapat mandat dari Mamanya untuk menjaga abangnya sampai ke kelas agar tidak bolos lagi. Para cewek cewek juga kenapa mereka yang heboh membuat barisan seperti menyambut artis saja, Alvaro merasa berangkat sekolahnya kali ini seperti seorang model yang sedang berjalan dicatwalk.
Nadia memandang jenuh kedepan, masih dengan desak desakan.
"Anjim tuh orang berdua jalan kayak siput sok banget kamfret, gue jadi terjebak disini, cepetan gih pak bel masuknya dipencet," batin Nadia kesal.
Seakan semesta membenci Nadia, dirinya terdorong oleh siswi lain yang juga ingin melihat ketampanan si kembar yang bak dewa yunani itu.
"Byarrr." Pop mie ditangan Nadia menyiram tepat diwajah tampan Alvaro.
Nadia mendelik, "maaf maaf gu-gue nggak sengaja," ucapnya dengan gagap. Dirinya segera mengeluarkan sapu tangan dari sakunya untuk mengelap wajah Alvaro.
Deg...
Jantung Nadia bergemuruh, saat tangannya ingin mengelap, pergelangan tangannya dipegang oleh Alvaro, pria itu menatapnya tajam.
"Lo nggak punya mata ya," bentak Alvaro.
"Gu-gue nggak sengaja, gue juga udah minta maaf kan barusan," sahut Nadia.
Alvaro mendengus, "ck, alasan klasik, bilang aja kalo dari Lo suka sama gue, gitu aja repot." Dia melepas hoodienya yang terkena kuah mie tadi dan melemparnya kasar ke Nadia, "ambil aja buat lo, gue tau modus lo, anggap aja kenang kenangan, lo nggak bisa ambil hati gue setidaknya lo dapat barang barang gue buat lo ciumi malem malem."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...