Absen siapa aja yang baca komen ye.
Hari dimana Camping diadakan sudah tiba.
"Bang kok bisa mogok sih motornya, tadi nggak dicek apa," ujar Nadia pada abang ojek online, Nadia mendesah pelan, ada ada saja. Kalo tau begini Nadia lebih memilih untuk minta jemput Alvano, duh soksoan sih, gengsi digedein.
"Aduh businya ini minta diganti neng," keluh Bang Ojolnya.
"Aduh bang saya nggak peduli,"
"Ya udah bang sampe sini aja, saja bisa lari. Nih ongkosnya ya bang kembaliannya ambil aja," ujar Nadia sambil berlari sekencang yang Ia bisa.
Baru saja Bang Ojol mengucap Alhamdulillah, Ia harus istiqfar karena Nadia membayarnya separuh ongkos, suruh siapa mogok. Nadia tak mau rugi.
Akhirnya dengan nafas masih ngosngosan Nadia mencari keberadaan teman temannya, sial. Udah sepi aja. Nadia melirik arloji ditangannya pukul 08.15, yang berarti bus baru saja pergi 15 menit yang lalu. Yah, Nadia kecewa berat sudah bawa barang berat, capek , tau sendiri perlengkapan cewek gimana__campingnya sehari semalam bawaanya udah kayak mau pindahan rumah.
Nadia mengambil hp dari tasnya, menghubungi Rahma.
"Hallo."
"Heh lo kemana aja Nad, ih ditungguin dari tadi juga. Busnya udah jalan."
"Yah gimana nih, gue nggak tau harus ngapain, disekolah udah kosong tinggal Pak Satpam doang, gue balik rumah aja lah, nggak ikut."
"Jangan woy, nggak seru nggak ada lo nya, bentar gue cari tau."
"Cepetun ya, tau sendiri Pak Satpam kita disini pedo, gue takut njir," ucap Nadia sambil melirik Pak Satpam yang dari tadi mengintainya lapar.
Panggilan selesai.
Beberapa menit kemudian Rahma kembali menelepon.
"Nad, ke kantin bawah, anak anak Gervanest pada pake motor sendiri sendiri kali aja ada yang rela dibebanin lo, tapi jangan Haikal ya, gue tau lo nggak bakal suka tapi nggak tau Haikalnya."
"Oke thanks bebe."
Nadia menuju Kantin bawah dan benar, syukron anak anak Gervanest belum pada berangkat. Tapi permasalahannya siapa yang rela di mengangkut Nadia.
"Assalamu'alaikum," sapa Nadia sopan.
Anak Gervanest yang sekarang ada di kantin langsung menyorot pada dirinya, Nadia jadi malu.
"Gue ketinggalan bus, boleh nggak nebeng sama kalian," ujar Nadia sopan serta tampang yang memelas.
Dalam hati mereka berebut pengin mbonceng Nadia, siapa sih yang nggak mau dapat kesempatan mboncengin duta shampo cantik kayak Nadia tapi mereka sadar diri dan mundur perlahan, mereka pada takut apabila nanti kena sasaran Alvaro, galak.
"Ya Allah nggak ada yang mau ya, ya udah," pasrah Nadia.
Gadis itu membalikan badan, pulang saja lah. Jam segini spongebob, doraemon, upin ipin masih ada, jadi Ia bisa menonton.
Alvaro yang diberitahu oleh Reno pun tak bisa tinggal diam, walaupun Ia mencoba menghindari Nadia tapi Ia tak tega jika membiarkan gadis itu tak ikut camping.
"Sama gue," ujar Alvaro datar. Nadia menoleh, Ia terkejut, sumpah ini Alvaro__ Nadia menahan rasa gembiranya.
Alvaro mengajak Nadia ke motornya, memakaikan helm___ berangkat menuju tempat camping dengan dikawal anggota Gervanest lainnya dibelakang.
***
"Pegangan pegangan aja, jalannya bakal nanjak," ujar Alvaro dengan nada datar.
Nadia yang awalnya sungkan menjadi tak tahu malu, soalnya kan udah diizinin__ Nadia memeluk Alvaro erat walaupun masih di jalanan yang datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...